Kondisi Sosial Ekonomi .1 Mata Pencaharian Masyarakat

32 dijumpai ekosistem mangrove, terutama di bagian utara. Pemukiman penduduk di Dusun Pulau Abang yang terletak di bagian barat lebih padat jika dibandingkan dengan Dusun Air Saga yang terletak di bagian utara. Topografi yang terjal di Pulau Abang Kecil, menyebabkan sebagian besar lokasi perumahan penduduk terletak di sekitar pantai. Pola pemukiman ini berbentuk memanjang linier mengikuti garis pantai. Pulau Abang Kecil merupakan pusat Kelurahan Pulau Abang yang dapat ditempuh ± 60 menit dari ibukota Kecamatan Galang dengan menggunakan transportasi berupa perahu motor tempel pompong. Iklim di Kelurahan Pulau Abang secara umum tidak berbeda dengan iklim Kota Batam yang beriklim tropis. Temperatur rata-rata berkisar antara terendah 29 ºC dan tertinggi sekitar 30 ºC dengan kelembaban sekitar 80-90. Dalam satu tahun terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Desember merupakan bulan dengan curah hujan paling tinggi dan bulan Mei dengan curah hujan terendah. Dipengaruhi oleh empat musim angin,yaitu angin utara, timur, selatan dan barat. Musim utara berlangsung dari bulan Desember sampai Februari, musim angin timur mulai Maret hingga Juni. Sedangkan selatan dari Juli sampai Agustus dan musim barat dari bulan September hingga November dengan sesekali sering terjadi pergeseran waktu. 4.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi 4.1.2.1 Mata Pencaharian Masyarakat Berdasarkan data monografi kelurahan 2008, ternyata sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kelurahan Pulau Abang adalah usaha menangkap ikan, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat ketergantungan masyarakat terhadap perairan laut sangat tinggi. Sekitar 86.90 mata pencaharian tetap masyarakat Kelurahan Pulau Abang adalah usaha menangkap ikan di laut nelayan, dan sekitar 5.75 petani, 4.02 buruh, 1.61 pengusahatauke dan 1.15 pegawai negeri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8. 33 Tabel 8. Jenis mata pencaharian dan persentase di Kelurahan Pulau Abang NO Pekerjaan Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 Nelayan Petani Buruh Pengusaha Pegawai Negeri Angkatan Laut Babinsa 756 50 35 14 10 4 1 8.90 5.75 4.02 1.61 1.15 0.46 0.11 Jumlah 870 100 Sumber : COREMAP Batam

4.1.2.2 Pendapatan

Pendapatan masyarakat Kelurahan Pulau Abang beragam, secara pasti sangat sulit untuk ditentukan, karena mereka selalu hanya mengatakan kira-kira. Namun dari hasil wawancara dapat diperkirakan besarnya pendapatan mereka berkisar antara Rp 350.000.00 sampai Rp 2.000.000.00 per bulan.Pada dasarnya pendapatan mereka tiap musim berbeda dengan musim lainnya. Sehingga nilai yang diperoleh merupakan nilai rata-rata yang didapat selama satu tahun. Untuk lebih mengetahui besarnya pendapatan masyarakat di Kelurahan Pulau Abang dapat dilihat pada tabel 9 : Tabel 9. Pendapatan masyarakat di Kelurahan Pulau Abang. No Kategori pendapatan Rp Jumlah responden KK 1 350 000 – 500 000 210 38.04 2 500 000 – 750 000 120 21.74 3 750 000 – 1 000 000 110 19.93 4 1 000 000 – 2 000 000 82 14,86 5 2 000 000 30 5.43 Total 552 100 Sumber : COREMAP Batam 34

4.1.2.3 Pemasaran dan Pasca Panen

Pada umumnya hasil tangkapan nelayan dijual dalam keadaan segar kepada tauke dengan harga yang ditentukan oleh tauke. Cara pembayaran biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu: 1 dibayar tunai dengan mengangsur atau tidak mengangsur hutang dan 2 dibayar beberapa hari sekali dengan mengangsur atau tidak mengangsur hutang. Dalam pemasaran hasil tangkapan, hampir seluruhnya dikuasai oleh tauke. Hal ini tidak terlepas dari adanya keterikatan batin antara nelayan dan tauke yang telah berjalan cukup lama. Di samping itu, tauke dapat memberikan jaminan pasar, bantuan modal usaha, fasilitas pendukung cold storage, es dll, termasuk kebutuhan sehari-hari nelayan, menyebabkan unsur keterikatan batin ini menjadi semakin kuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, sebanyak 100 nelayan menjual hasil tangkapannya ke tauke di wilayahnya dalam keadaan mati segarbasah atau masih hidup. Mereka tidak ada yang menjual dalam bentuk ikan asin maupun ikan kering. Sebelum dijual ikan–ikan tersebut terlebih dahulu disortir atau dipilih berdasarkan jenis maupun ukurannya. Ikan–ikan yang tidak mempunyai nilai ekonomis tinggi biasanya dimanfaatkan sendiri oleh nelayan untuk lauk anggota keluarganya. Harga ikan di tauke bervarisi tergantung jenisnya. Untuk ikan kerapu sunu yang masih hidup dan ukurannya sekitar setengah kilogram di hargai sampai Rp 70.000.00 – 100.000.00 kg. Untuk ikan–ikan kecil lain seperti ekor kuning harganya perkilogram sampai Rp 20.000.00. Hasil tangkapan nelayan yang tak kalah penting di Kelurahan Pulau Abang adalah cumi–cumi. Rata–rata nelayan menangkap cumi–cumi hanya menggunakan serok dengan mengandalkan lampu petromak yang oleh nelayan disana dikenal dengan istilah” nyomek”. Sekali turun nyomek nelayan mendapatkan cumi–cumi ± 10 kg pada hari –hari biasa. Harga cumi–cumi rata-rata Rp 20.000kg. Pada waktu musim cumi nelayan Pulau Abang membawa semua anggota keluarganya untuk membantu menangkap cumi sehingga hasil yang didapatkan bisa mencapai ± 30 kg per harinya. Proses penangkapan ikan masih sangat sederhana. Nelayan dalam melakukan penangkapan selama satu kali trip antara 7 – 10 jam dengan hasil 35 tangkapan rata–rata ± 5–10kg hari untuk alat pancing, kurang dari 5 kg untuk satu alat tangkap bubu dan diatas 10 kg untuk cumi-cumi dengan cara nyomek. Secara umum tidak ada patokan harga yang ditentukan oleh pemerintah Dinas Kelautan setempat sehingga mayoritas harga ikan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara nelayan dan tauke pedagang pengumpul. Para Tauke selanjutnya menjual ikan ke Kota Batam untuk kualitas biasa, untuk ikan hidup dan memenuhi syarat kualitas ekspor dijual langsung ke Singapura. Tauke di Kelurahan Pulau Abang biasanya seminggu 2-3 kali mengirim ikan langsung ke Singapura melaui laut, ikan yang dikirim dalam kondisi segar mati maupun masih hidup. Kegiatan pasca panen yang juga dilakukan nelayan di lokasi berupa pendinginan. Kegiatan pendinginan dilakukan oleh nelayan dengan cara memasukkan ikan hasil tangkapan ke dalam cool box yang telah diberi es terlebih dahulu. Dengan demikian, ikan hasil tangkapan tetap dalam keadaan segar sampai dijual kepada tauke. Oleh tauke, ikan ini setelah diseleksi dimasukkan ke dalam cool box yang berukuran lebih besar dan diberi tanda khusus sehingga siap untuk dipasarkan baik domestik Tanjung Pinang dan Batam maupun diekspor ke Singapura. 4.2 Kondisi Terumbu Karang dan Ikan Karang 4.2.1 Kondisi Terumbu Karang