Kesimpulan Saran Kajian dampak penggunaan alat tangkap ikan di terumbu karang Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam:

6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Secara keseluruhan kondisi terumbu karang di perairan Kelurahan Pulau Abang dalam keadaan bagus rata-rata persentase hard coral 67.03. Prosentase tutupan terumbu karang bagus karena nelayan menangkap ikan di daerah tersebut tidak menggunakan alat tangkap bom dan racun, letak Pulau Abang cukup jauh dari mainland Kota Batam yang mengalami pembangunan darat secara besar – besaran, dan wilayah Kelurahan Pulau Abang tidak terdapat sungai dengan demikian kemungkinan terjadinya erosi sedimen dari darat sangat kecil. Keberadaan ikan karang masih dapat di kategorikan sedang 17 famili dan 50 spesies dengan indek keanekaragaman dari semua lokasi 1.9. Kondisi perikanan di terumbu karang dapat dipertahankan dengan cara menangkap ikan dengan alat yang ramah lingkungan dan tidak melakukan penangkapan dengan cara yang merusak destructive fishing. Pengoperasian alat tangkap ikan mempunyai dampak terhadap kondisi terumbu karang, namun demikian alat tangkap ikan jenis kelong pantai mempunyai dampak paling besar terhadap kerusakan terumbu karang maupun ikan. Tancapan tiang – tiang untuk membuat kelong pantai menyebabkan lubang – lubang di terumbu karang sehingga banyak karang yang mati. Arahan teknik penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan yaitu dengan membangun sarana prasarana penangkapan di daerah terumbu karang yang bisa mengurangi dampak dari penggunaan alat tangkap ikan misalnya membangun tambatan apung mooring buoy.

6.2. Saran

Diperlukan pengaturan penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan di terumbu karang di Kelurahan Pulau Abang yaitu dengan mewajibkan nelayan yang memancing di terumbu karang menggunakan sistem penjangkaran mooring buoy, pembuatan kelong pantai dengan tiang pancang yang menghindari ekosistem terumbu karang dan mengoperasikan bubu tidak diatas terumbu karang atau tidak menggunakan karang untuk menutupi bubu. DAFTAR PUSTAKA Aktani U. 2003. Fish Communities as Related to Substrate Characteristic in the Coral Reefs of Kepulauan Seribu, Marine National Park, Indonesia, Five Years After Stopping Blast Fishing Practices. Desertation. Bremen University. Jerman. Allison, W. 1996. Snorkeler damage to reef corals in the Maldive islands. Coral Reefs 15: 215-218. Asriningrum, W. Wiryawan, B. Simbolon D. Gunawan I. 2007. Pemodelan Klasifikasi Terumbu Berbasis Geomorfologi dan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Karang. Buletin PSP. Volume XVI. NO. 3 Ayodhya. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Yayasan Dewi Sari. 97 Hlm Allen G. et al. 2004. Handy Pocket guide to tropical Coral Reef Fishes of Indonesia. Singapore: Periplus 64 p Aziz, K. 2008. Memutus Mata Rantai Pengeboman Ikan. Google [21 Januari 2008] Barnes DJ, Lough JM. 1999. Porites Growth Characteristics In A Changed Environment: Misima Island, Papua New Guinea. Coral Reef 18: 213 – 218. Bappeko Kota Batam . 2007. Batam dalam Angka . Batam. Pemerintah Kota Batam. Bawole R, Boli P. 1999. Asosiasi Ikan Chaetodontidae dengan Bentuk Pertumbuhan Karang di Pulau Lemon Manokwari, Irian Jaya. Di dalam : Soemodiharjo et al., editor Prosiding Lokakarya Pengelolaan dan Iptek Terumbu karang Indonesia, Jakarta 22 -23 Nopember 1999. Jakarta : COREMAP. Hlm 222 -228 Bell JD Galzin R. 1984. Influence of Life Coral Cover on Coral Reef-Fish Communities. Marine Ecology Progress Series. 15:265-274. Bengen, D.G, Tahir, A., Wiryawan, B. 2003. Program Daerah Perlindungan Laut Pulau Sebesi, Lampung Selatan. Bogor: PKSPL IPB. 44 hlm. Bengen D.G., 2001. Sinopsis Ekosistem Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumber daya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor. 62 p. Bouchon-Navaro Y, C. Bouchon. 1989. Correlations between chaetodontid fishes and coral communities of the Gulf of Aqaba Red Sea. Environmental Biology of Fishes 25: 47-60 84 BPP-PSPL UNRI. 2006. Studi Penyiapan Kawasan MMA di Kec. Galang Kota Batam, PSPL UNRI. Brown, B.E. 1993. “Worldwide death of corals-natural cyclical events or man- made pollution”. Marine Pollution Bulletin, 18 : 9-13. Brown, B.E.. and Howard, L.S. 1999 Assessing the effect of ‘stress’ on coral reefs. Adv. Mar. Biol. 22: 1-63. Burke, L. Seliq, E. Spalding, M. 2002. Reef at Risk in Southeast Asia. Washington DC. Worl Resources Institute. Choat J, Bellwood D. 1994. Wrasse and Parrotfishes. Di dalam : Paxton J. Escmeyer W, editor. Encyclopedia of fihes. Hongkong: UNSW. Clark, C.W. 1985. Bioeconomic Modelling of Fisheries Management. John Wiley Sons. Chichester-New York-Brisbane-Toronto-Singapore. COREMAP KOTA BATAM. 2005. Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Terumbu karang. Batam.95 hlm. COREMAP KOTA BATAM. 2006. Renstra Pengelolaan Terumbu karang. Batam.64 hlm. Connell, D.W. 1978. “Protecting the Great Barrier Reef”. Marine Pollution Bulletin, 1 : 51-52. LIPI - COREMAP II. 2008. Monitoring Kesehatan Terumbu Karang Batam tahun 2008, Jakarta : LIPI.67 hlm. LIPI - CRITC COREMAP II. 2007. Monitoring Kesehatan Terumbu Karang Batam tahun 2007, Jakarta : LIPI. 57 hal. LIPI - CRITC. 2005. Study Baseline Ekologi Batam tahun 2004, Jakarta : LIPI.143 hlm. Dahuri, R., Jais, J, J., Ginting, P., Sitepu, M.J. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramita. 328 hlm. Dahuri, R.. 1998. Strategi Dasar Pembangunan Kelautan Di indonesia. Bogor: PKSPL. Institut Pertanian Bogor. Dahuri, R.. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.412 hlm. 85 Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam . 2007. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam . Batam. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 2002. Profil Pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Jakarta: DKP.157 hal. DKP[Departemen Kelautan dan Perikanan].2004 Pedomam Umum Pengelolaan Terumbu Karang. Jakarta: DKP Coral Reef Rehabilitation and Management Program. Hlm 33 English S, Wilkinson C and Baker V. 1994. Survei Manual for Tripical Marine Resources. Australian Institute of Marine Science. Townsville. Australia. ERDMANN, M. 1995. Destructive fishing practices in the Pulau Seribu Archipelago. In: UNESCO Reports in Marine Science, Proceedings of the UNESCO Coral Reef Evaluation Workshop, Jakarta, Sept. 1995. Fahrudin, A. 1997. Metode Penelitian dan Analisis Data Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir. Pelatihan Pengelolaan Hutan Mangrove. PKSPL- IPB. Bogor. FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries. FAO Fisheries Department online. Accessed 9 Juli 2002: 24 pp. Frank Uri., O. Mokady. 2002. Coral Biodiversity and Evolution: recent molecular contribution. Can. J. Zool. 80:1723-1734 2002. Gabrie C. 1998. State of Coral Reefs: in French Overseas Departement and Territoris ministry of Spatial Planning and Development. Perancis: State Scretariat for Overseas Affairs, Gomez, E.D, Alino P.M. Yap H.T. and Licuanan W.Y. 1994. A Review of The Status of Philiphina Reef . Marine Pollution Bulletin 29 1 – 3: 62 -68 PP. Hodijah SN, Bengen DG.1999. Asosiasi antara komonitas Ikan Karang dan Bentuk Pertumbuhan Karang lifeform Karang di Taman Laut 17 Pulau Riung, Ngada, Flores, NTT [Abstrak] Di dalam : Lokakarya Pengelolaan dan Iptek Terumbu karang Indonesia, Jakarta 22 -23 Nopember 1999. Jakarta : COREMAP. Hlm 222 -228 Ikawati Y, Hanggarawati PS, Parlan H, Handini H, Siswodiharjo B. 2001. Terumbu karang di Indonesia. Jakarta: MAPPIPTEK. 198 hlm. Lieske E, Myers R. 1997. Reef Fishes of the World. Thailand : Periplus. 400p LPM-UIB, LIPI. 2005. Studi Pengembangan Ekowisata Bahari di Kelurahan Pulau Abang. Batam. LIPI – COREMAP II. 86 Martasuganda.S. 2008. Bubu Traps. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Markert BA, Breure AM, Zechmeister HG, editor. 2003. Bioindicators Biomonitors: Principles, Concepts, and Applications. Amsterdam: Elsevier xviii+997pp Mastra,R.R. 2003. Penggunaan Citra Untuk Memantau Perubahan Dan Kerusakan Kawasan Pantai. Proseding makalah. Matsuoka T. 1995. A Method to Calculate Selectivity of Gillnet with a Probability Model Based on Variation of Body Girths, [tidak dipublikasikan]. Japan: Kagoshima University Faculty of Fisheries, 21p. Mawardi, W. 2003. Ekosistem Terumbu Karang Peranan, Kondisi Dan Konservasinya. Makalah Falsafah Sains PPs 702. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. McClellan, Kate, and John Bruno. 2008. Coral degradation through destructive fishing practices. In: Encyclopedia of Earth. Eds. Cutler J. Cleveland Washington, D.C.: Environmental Information Coalition, National Council for Science and the Environment. Meesters EH, Bak RPM, Westmacott S, Ridgley M, dan Dullar S. 1998. A Fuzzylogic Model to Predict Coral Reef Development Under Nutrient and Sediment Stress Biol Conserv 12:957-965. Monintja, D.R. dan S. Martasuganda. 1991. Teknologi Pemanfaatan Sumber daya Hayati Laut II tidak diperjualbelikan proyek Peningkatan Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Murdiyanto, B. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Pantai. Jakarta : COFISH Project. Nikijuluw V. 2002. Rezim Pengelolaan Sumber Daya Perikanan. Jakarta: P3R. Nontji. A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. 351 hlm. NSW Department of Primary Industries. 2006. Fishery Management Strategy for NSW Ocean Trap and Line Fishery. NSW Department of Primary Industries. Cronulla NSW. 104p. Nybakken, J.W. 1982. Marine Biology: An Ecological Approach. Edisi Bahasa Indonesia Terjemahan oleh : M. Eidman, Koesbiono, D.G. Bengen, M Hutomo dan Sukristijono. Jakarta: P.T. Gramedia. 459 hlm. Odum, E.P. 1992. Fundamental of Ecology. W.B. Sounders Company. Philadelphia. 574p. 87 Palupi, R.D. 2006. Pengelolaan Perikanan Karang di Menui Kepulauan, Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah [Tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Panayotou, T. 1982. Management Concept for Small-scale Fisheries : Economic and Social Aspect. FAO-UN. Rome. 53p. Pauly, D. 1979. Theory and management of tropical multispecies stocks, with emphasis on the Southeast Asian demersal fisheries. International Center for Living Aquatic Resources Management, Manila, Philippines. 35 p. Pearse, V.B. and Muscatine, L. 1971. Role of symbiotic algae zooxanthelalae in coral calcification. Biol. Bull. 141: 350-363. Pemerintah Kota Batam. 2007. Data Batam dalam Angka Tahun 2006. Batam. 203 hlm. Philip, E and Fabricius K.E. 2003. Photophysiological Stress In Sclerectinian Corals In Response To Short Term Sedimentation. Jurnal of Experimental Marine Biology and Ecology 287: 57 – 78. Pielou, E.C. 1966. The measurement of diversity ini different types of biological collections. J. Theoret. Biol. 13 : 131-144. Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta: PT Gramedia.188 hlm. Rasdani M. 2005. Usaha Perikanan Tangkap yang Bertanggung Jawab. Di dalam Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya Ikan. Semarang : BPPI dan DKP. Raymundo L.J.,A.P. Maypa, E.D. Gomez and Pablina Cadiz. 2007. Can dynamite-blasted reefs recover? A novel, low-tech approach to stimulating natural recovery in fish and coral populations. Marine pollution 54: 1009-1019. Reese ES. 1981. Predation on corals by fishes of the family Chaetodontidae: Implication for conservation and management of coral reef ecosystems. Bulletin of Marine Science 31: 594-604. Richmond, R.H., C.L. Hunter. 1990. Reproduction and recruitment of corals:comparisons among the Carribean, The Tropical Pasific and the Red Sea. Mar. Ecol. Prog. Ser. Vol 60: 185-203. Richmond, A. 1988. “Spirulina.” In Macro-Algae Biotechnology M.A. Borowitzka and L.J. Borowitzka, Eds.. Cambridge University Press, Australia. 88 Rounsefell, G.A. 1983. Fishery Science its Methods and Aplication. John Willey and Sons, Inc, New York. London. 4444p. Rumanjar TP. 2001. Pendekatan Sistem untuk Pengembangan Usaha Perikanan Ikan Karang dengan Alat Tangkap Bubu di Perairan Tanjung Manimbaya Kab. Donggala [Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Hlm 16-18 Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin terjemahan Jakarta. Pustaka Binaman Presindo. Sadhori, N. 1985. Teknis Penangkapan Ikan . Bandung: Angkasa. 182 hlm.. Sarmintohadi, 2002, Seleksi Teknologi Penangkapan Ikan Karang berwawasan lingkungan di Perairan Pesisir Pulau Dulah Laut Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara [Tesis]. Bogor. Sekolah Pasca Sarjana. Schleyer, M., and B. Tomalin. 2000. Damage on South African coral reefs and an assessment of their sustainable diving capacity using a fisheries approach. Bulletin of Marine Science 67: 1025- 1042. Schuhmacher, H. and Zibrowius, H. 1985. What is Hermatipic? A redefinition of ecological group in corals and other organisms. Coral Reefs 4: 1-9. Shannon, C.E. 1948. A mathematical theory of communication. Bell System Tech. J. 27 : 379-423, 623-656. Subani, W. Dan H. R. Barus. 1989. Alat Penangkap Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jakarta: Balai Perikanan Laut .248 hlm. Sudirman, H. , Mallawa, A. 2004. Teknik Penangkapan ikan. Jakarta: Rineka Cipta. 168 hlm. Suharsono. 1996. Jenis- jenis karang yang umum dijumpai di Perairan Indonesia. Jakarta: LIPI. Sukarno, M. Hutomo, M.K. Mosa dan P. Darsono. 1981. Terumbu Karang di Indonesia : Sumberdaya, Permasalahan dan Pengelolaannya. Proyek Penelitian Potensi Sumber daya Alam Indonesia. Jakarta: Lembaga Oseanografi Nasional – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesi..8 -25 hlm. Sukmara A, Siahainenia A, Ratinsulu C. 2001. Panduan Pemantauan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat dengan Metode Manta Tow. Jakarta: Proyek Pesisir- CRMP Indonesia. Sumich, J.L. 1992. An Introduction to the Biology of Marine Life. Fifth Edition. Wm.C.Brown Publisher. USA. 89 Supriharyono, 2007. Pengelolaan Ekosistem terumbu Karang. Penerbit Djambatan, Jakarta. Cetakan kedua edisi revisi. 129 hlm. Steene R, Allen G. 1994. Indo- Pasific Coral Reef field Guide. Singapore: Tropical Reef Research. Thamrin, 2006. Karang : Biologi Reproduksi dan Ekologi. Pekan Baru: Minnamandiri. 260 hlm. TERANGI. 2005. Buku Panduan Pelestarian Terumbu Karang. Selamatkan Terumbu Karang Indonesia. Terangi The Indonesian Caral Reef Foundation. Jakarta: TERANGI. 113 hlm. Veron, J.E.N. 1995. Corals in Space and Time. The Biography and Evolution of The Scleractinia. UNSW Press. Sydney NSW Australia.321p. Von Brandt, A. 1984. Fish Catching Methods of The words. Fishing Newsbooks Ltd. England. 418p. Wagiyo K, Prahoro P. 1994. Pengaruh Kondisi Karang Terhadap Komunitas Ikan Hias di Kepulauan Karimunjawa. Jurnal Penelitian Perikanan Laut 92. 1994. Jakarta : BPPL. Hlm 27 – 36. LAMPIRAN Lampiran 1 Foto – foto kondisi terumbu karang di stasiun I a b c d e f Lampiran 2 Foto – foto kondisi terumbu karang di stasiun II a b c d e f Lampiran 3 Foto – foto kondisi terumbu karang di stasiun III a b c d e f Lampiran 4 Foto – foto kondisi terumbu karang di stasiun IV a b c d e f L Lampiran 5 Foto – foto a c e kondisi teru umbu karang g di stasiun V V b d f Lampiran 6 Foto – foto kondisi terumbu karang di stasiun VI a b c d e f Lampiran 7 Hasil data pengamatan frekuensi keberadaan ikan di terumbu karang Kelurahan Pulau Abang Ikan Frekuensi Spesies Famili LI L II L III L IV L V L VI Apogon sealei Apogonidae 39 23 - - - - Cheilodipterus quinquelineatus Apogonidae 10 42 - - - 14 Apogon compressus Apogonidae - 43 - - 13 - Caesio teres Caesionidae - 629 64 315 69 35 Chaetodon octofasciatus Chaetodontidae 37 33 16 30 65 42 Chelmon rostratus Chaetodontidae 3 7 7 8 8 5 Coradion chrysozonus Chaetodontidae - 3 - - 2 - Platax teira Ephippidae - - - - - 8 Diploprion bifasciatum Grammistidae - - 2 - - - Plectorhinchus chaetodonoides Haemulidae - - - 1 1 - Choerodon anchorago Labridae 2 4 1 1 3 2 Hemigymnus melapterus Labridae - - 2 1 1 - Cheilinus fasciatus Labridae 8 10 3 6 21 10 Halichoeres melanurus Labridae 2 - - - - - Halichoeres leucurus Labridae 13 30 16 27 36 35 Halichoeres dussumieri Labridae - - - - 17 14 Halichoeres chloropterus Labridae 1 5 - - 2 - Lutjanus kasmira Lutjanidae 2 97 1 5 3 9 Lutjanus sp Lutjanidae - 3 - 3 - - Acreichthys tomentosus Monacanthidae - - 2 - - - Siderea thyrsoidea Muraenidae - - - - - 1 Scolopsis ciliata Nemipteridae - 1 - - - - Scolopsis margaritifer Nemipteridae - - - - 2 3 Pentapodus bifasciatus Nemipteridae - - - - - 1 Pomacanthus sexstriatus Pomacanthidae 1 - - - - 1 Pomacanthus annularis Pomacanthidae - 2 - 2 - - Chaetodontoplus mesoleucus Pomacanthidae 7 5 10 21 18 14 Amphiprion frenatus Pomacentridae 11 - - - - - Amphiprion ocellaris Pomacentridae 10 2 14 4 - - Neopomacentrus filamentosus Pomacentridae 415 204 46 246 448 247 Chromis ternatensis Pomacentridae 27 - - - - 555 Neopomacentrus anabatoides Pomacentridae - - - 10 12 - Neoglyphidodon nigroris Pomacentridae 5 5 - - - - Dischistodus prosopotaenia Pomacentridae 4 - - - - - Neopomacentrus bankieri Pomacentridae - 22 185 27 353 206 Pomacentrus moluccensis Pomacentridae - - - - 2 - Abudefduf bengalensis Pomacentridae - - - - - 1 Abudefduf sexfasciatus Pomacentridae - - - - - 1 Neopomacentrus cyanomos Pomacentridae - - - - 14 - Lampiran 7 Lanjutan …. Ikan Spesies famili Pomacentrus littoralis Pomacentr idae L1 9 L2 60 Frek L3 - L4 38 L5 69 L6 54 Pomacentrus simsiang Pomacentridae 11 3 9 4 13 8 Scarus sp Scaridae - - - 3 - - Cephalopholis boenak Serranidae 3 5 5 5 3 7 Plectropomus oligacanthus Serranidae - - - 1 - - Siganus canaliculatus Siganidae - - - - - 9 Siganus virgatus Siganidae - - - 2 3 - Siganus javus Siganidae - - - - - 5 Siganus guttatus Siganidae - 5 - - - - Sphyraena obtusata Sphyraenidae - - - 2 3 - Sumber : data primer Lampiran 8 Kelimpahan individu ikan karang berdasarkan dominansi suku, hasil monitoring dengan metode UVC di perairan Pulau Abang dan sekitarnya, Kota Batam, 2008. No. Family Rata-rata pertransek individu350m² Kelimpahan individu4200m² 1 Pomacentridae 264 3168 2 Apogonidae 190 2279 3 Labridae 32 384 4 Chaetodontidae 28 337 5 Caesionidae 27 325 6 Scolopsidae 25 195 7 Lutjanidae 11 136 8 Serranidae 8 95 9 Sphyraenidae 6 66 10 Scaridae 4 43 11 Siganidae 3 38 12 Pomacanthidae 3 30 13 Mullidae 2 27 14 Nemipteridae 1 17 15 Gerridae 1 15 16 Carangidae 1 14 17 Lethrinidae 1 13 18 Haemulidae 1 10 19 Holocentridae 1 8 20 Centropomidae 1 7 21 Bleniidae 1 6 22 Centriscidae 1 6 23 Gobiidae 5 24 Dasyatidae 3 25 Monacanthidae 3 26 Sauridae 2 27 Echenidae 1 Sumber : LIPI 2008 Lampiran 9 Hasil kuisioner dari responden nelayan Kelurahan Pulau Abang NO Daftar pertanyaan jumlah persen responden 1 Status nelayan pemilik 0 0 pemilik sekaligus pekerja 28 93 buruh 2 7 2 alat tangkap yang digunakan pancing 16 53 pancing dan bubu 8 27 lainnya 6 20 3 Berapa lama waktu tiap trip kurang dari 7jamhari 15 50 7 - 10 jamhari 13 43 lebih dari 10 jamhari 2 7 4 Jenis armada kapal GT kekuatan tanpa motor 2 7 1 -5 PK 11 36 lebih dari 5 PK 17 57 5 Apa saja jenis ikan yang ditangkap ikan karang saja semua ikan yang ditemui 30 100 6 Berapa kg rata-rata ikan yang didapat tiap trip kurang dari 5 kg hari 2 7 5- 10 kg hari 19 63 lebih dari 10 kghari 9 30 7 Dimana tempat menjual hasil tangkapannya tauke 30 100 pasar lainnya 8 Tempat fishing ground sekitar pulau abang 30 100 luar pulau abang 9 Bagaimana kondisi terumbu karang dPulauAbang buruk sedang 1 3 bagus 29 97 Lampiran 9 Lanjutan …. No DAftar pertanyaan Responden Persen 10 Bagaimana kondisi hasil tangkapan saat ini jika dibandingkan 5 lalu tetap berkurang 30 100 bertambah 11 Bagaimana kondisi hasil tangkapan 5 tahun yang akan datang tetap 6 20 berkurang 24 80 bertambah 12 Apakah ada usaha lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup ada 5 17 tidak 25 83 13 Apakah pernah mendapat bantuan dari pemerintah tidak 17 57 pernah 13 43 14 Adakah tindakan nelayan untuk menjaga kelesta- rian terumbu karang ada 30 100 tidak 15 Adakah konflik yang dialami nelayan untuk menjaga kelestarian terumbu karang ada 26 87 tidak 4 13 101 Lampian 10 Hasil penilaianAnalitycal hierarchi process AHP Faktor Bobot Responden Rata - Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 rata Pengelolaan SD Perikanan di terumbu karang Kelurahan Pulau Abang Peluang 0.565 0.262 0.565 0.262 0.565 0.176 0.27 0.619

44.2 P1