48
4.3.2 Bubu trap
Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan terhadap gangguan, baik karena pengaruh alam maupun manusia seperti kegiatan
penangkapan. Kerusakan ekosistem terumbu karang akibat usaha penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan semakin marak.
Alat tangkap ikan lain yang digunakan nelayan Kelurahan Pulau Abang adalah bubu. Bubu yang digunakan terbuat dari anyaman kawat besi. Bagian
utama bubu ada 3 bagian yaitu : badan bubu, funnel inlet dan pintu yang berfungsi sebagai tempat mengeluarkan ikan hasil tangkapan. Ukuran bubu yang umum
digunakan nelayan Kelurahan Pulau Abang adalah panjang 0.9 meter, lebar 0.7 meter dan tinggi 0.3 meter.
Prinsip pengoperasian bubu oleh nelayan Kelurahan Pulau Abang adalah dengan meletakkan bubu di antara terumbu karang, ada yang diletakkan diatas
karang, di sela-sela terumbu karang dan ada yang memberi pemberat bubu dengan bongkahan karang. Pengoperasian bubu tidak menggunakan umpan. Kedalaman
pemasangan sekitar 3-5 meter bergantung pada kondisi perairan dan ketahanan menyelam nelayan. Satu trip operasi dilakukan 2-3 X 24 jam. Jumlah bubu dalam
sekali operasi penangkapan berkisar 2 sampai 5 bubu. Perahu yang digunakan untuk pengoperasian bubu tidak mempunyai
spesifikasi khusus. Namun demikian umumnya perahu terbuat dari kayu. Ukuran perahu yang digunakan adalah panjang 8 meter, lebar 0.8 meter dan kedalaman
0.6 meter. Tenaga penggerak yang digunakan adalah menggunakan motor tempel. Jenis – jenis ikan yang ditangkap dengan bubu ini adalah kerapu sunu
Plectropomus leopardus ikan kakap merah Snapper, ikan dingkis Siganus canaliculatus, ikan ekor kuning Caesio spp, ikan tenggiri Scomberomorus
commersoni, ikan kue Carang spp dan beberapa jenis krustasea.
4.3.3 Pancing handline
Bagian–bagian utama pancing yang digunakan nelayan Kelurahan Pulau Abang terdiri atas penggulung Roller, senar dan mata pancing. Roller terbuat
dari plastik atau kayu yang berfungsi sebagai gulungan senar. Senar yang
49
digunakan panjangnya sekitar 100 samapi 200 meter dengan nomor benang 200. Mata pancing yang digunakan no 6 dan 7.
Selain tiga bagian utama diatas, dalam pengoperasian pancing, menggunakan bantuan umpan dan pemberat. Pemberat terbuat dari timah dengan
berat sekitar 100 gr, umpan yang digunakan adalah cumi –cumi atau ikan yang dipotong –potong.
Prinsip pengoperasian pancing ulur handline adalah memikat ikan menggunakan umpan yang dikaitkan pada mata kail. Setelah ikan memakan
umpan, maka ikan akan tersangkut pada kail, selanjutnya kail ditarik ke atas perahu untuk melepaskan hasil tangkapan. Demikian seterusnya dilakukan secara
berulang. Perahu yang digunakan untuk memancing biasanya berlabuh jangkar di
terumbu karang. Jangkar terbuat dari besi mempunyai ukuran yang bervariasi. Berat jangkar biasa mencapai berat 10 kg dengan panjang antara 0.5 m sampai 1
m tergantung dari besar kapal yang digunakan. Jari–jari jangkar yang digunakan sebagai pengait juga bervariasi tergantung kekuatan kapal.
Tujuan perahu melego jangkar di terumbu karang adalah agar perahu tidak hanyut terbawa arus maupun gelombang. Jangkar yang menancap di terumbu
karang secara otomatis merusak terumbu karang. Adapun kerusakan akibat jangkar kapal untuk memancing yang kelihatan adalah adanya patahan terumbu
atau posisi karang yang terbalik dan sebagainya. Akibat pengoperasian jangkar pada saat memancing di terumbu karang dapat kita lihat pada lampiran 1.
Jenis–jenis ikan yang ditangkap dengan alat tangkap pancing handline ini adalah kerapu sunu Plectropomus leopardus ikan kakap merah Snapper, hiu
Carcaritos macloti, pari Himantura sp dan ikan –ikan karang lainnya.
4.3.4 Musim dan Daerah Penangkapan Ikan
Musim penangkapan ikan masyarakat sangat tergantung kepada musim angin. Terdapat empat musim utama yaitu Musim Utara, Timur, Selatan dan
Barat. Setiap musim mempunyai karakteristik tersendiri yang menentukan cara dan alat yang digunakan untuk menangkap ikan.
50
Tabel 16. Musim penangkapan ikan di Kelurahan Pulau Abang
Alat tangkap Bulan
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Musim Angin U U
U T
T T
S S
S B B B
Bubu X X X X X X X
X X
Jaring udang kara X
X X
X X X Jaring dingkis
X X
X X X
Jaring karang X X X
Pancing di karang X X X
X X
Pancing di rumpon X
X X
X X X X X X X X
X Pancing delah
X X
X Nyomek
X X X X
X X
Nyanded X X X
X X
X Kelong pantai
X
Sumber : data primer Catatan : pancing handline untuk ikan delah Cesio spp
pancing untuk cumi-cumi Sephia sp pancing untuk sotong Lolygo sp
Musim Utara merupakan musim dengan angin bertiup kencang, hujan serta gelombang yang besar. Pada kawasan yang berhadapan langsung dengan musim
ini biasanya nelayan tidak dapat mencari ikan jauh ke tengah laut, Mereka hanya mencari di sekitar selat dan laut yang terlindung. Nelayan Pulau Abang pada
musim ini menangkap ikan di pantai terutama menggunakan kelong pantai dan jarring dingkis. Bagi yang mempunyai rumpon, mereka bisa memanfaatkan
rumpon untuk memancing. Dan jika sanggup ke tengah laut, mereka dapat menangkap udang kara menggunakan jaring.
Musim Timur merupakan musim kemarau yang panas dan kondisi angin tenang dan laut tidak bergelombang. Pada musim ini nelayan menggunakan
pancing untuk menangkap ikan karang dan bubu. Pada malam hari mereka bisa menangkap sotong dengan cara menyomek atau menyandit. Pada musim ini hasil
tangkapan melimpah. Di Musim Selatan kondisi angin kencang namun tidak sekencang pada
musim Utara. Laut terus bergelombang. Pada musim ini nelayan kesulitan mencari nafkah karena gelombang kuat. Alat tangkap yang umum digunakan
adalah jaring karang dan jaring dingkis yang dioperasikan di sekitar pulau. Bagi
51
nelayan yang mempunyai rumpon dan mampu ke laut yang lebih jauh dapat memancing di rumpon dan menangkap udang kara lobster serta memasang bubu.
Musim ini sering dikatakan musim paceklik oleh nelayan setempat. Pada musim ini hasil tangkapan kurang bagus, yang paling banyak kegiatan dilakukan pada
musim ini adalah memacing ikan delah Caesio spp di malam hari. Musim Barat merupakan musim yang cukup tenang, namun pada waktu
tertentu hujan badai bisa datang tiba-tiba namun setelah itu laut akan tenang kembali. Pada musim ini nelayan kembali memancing di sekitar karang,
memasang bubu, menyomek pada malam hari atau memancing ikan delah pada siang hari.
Mayoritas nelayan di Kelurahan Pulau Abang melakukan aktifitas penangkapan ikan secara maksimal pada musim barat September–November
dan musim timur Maret–Mei atau masyarakat lokal mengenalnya dengan istilah musim teduh. Pada musim tersebut kondisi perairan relatif tenang, sehingga
memudahkan mereka untuk memasang bubu maupun pancing, serta penentuan fishing ground lebih jauh. Kegiatan penangkapan ikan karang mulai berkurang
pada musim utara Desember–Februari dan musim selatan Juni–Agustus yang ditandai oleh adanya angin kencang dan ombak besar. Secara umum nelayan-
nelayan tersebut sudah cukup mengenali kapan musim tersebut akan berlangsung dengan melihat tanda–tanda dari alam misalnya gelombang pasang yang mulai
besar, ombak buih ombak berwarna putih dengan intensitas relative banyak, serta arah angin yang mengalami perubahan.
Adapun matapencaharian alternatif selama kondisi perairan berombak besar adalah mencari udang di sekitar pulau atau kerang–kerangan. Nelayan yang masih
melakukan aktifitas penangkapan biasanya hanya melakukannya di sekitar pantai dengan hasil yang tidak terlalu banyak jika dibandingkan saat musim teduh.
Nelayan di Kelurahan Pulau Abang dalam menentukan fishing ground tergantung dari kondisi perairan yang banyak ditemui gerombolan ikan yaitu di
daerah–daerah yang kondisi terumbu karangnya masih bagus, tetapi pada dasarnya semua perairan di sekitar Pulau Abang merupakan daerah fishing ground
bagi mereka. Berdasarkan wawancara terhadap responden nelayan, hampir sebagian besar nelayan Pulau Abang melakukan penangkapan ikan di sekitar
52
perairan pulau Abang. Selain letaknya dekat juga bentuk topografi dari perairan tersebut yang landai sehingga memudahkan nelayan dalam menangkap ikan
dengan bubu ataupun pancing. Sesuai dengan ukuran perahupompong dan alat tangkap ikan yang dimiliki,
nelayan di lokasi studi ini umumnya mengoperasikannya alat tangkap ikan di perairan pantai. Pengoperasian alat tangkap ini tidak hanya di desa mereka, tetapi
juga di pulau-pulau sekitarnya. Adapun daerah penangkapan ikan fishing ground mereka meliputi Pulau Dedap, Pulau Pengelap, Pulau Sepintu, Pulau Sawang,
Pulau Cik Dolah, Malang Laut, Malang Orang, dan Terumbu Sebanga.
4.3.5 Isu dan permasalahan dalam penangkapan ikan