Terumbu karang Kajian dampak penggunaan alat tangkap ikan di terumbu karang Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam:

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terumbu karang

Terumbu karang coral reef merupakan salah satu ekosistem yang paling subur di dunia dan sangat mengagumkan, karena tumbuh dan berkembang dengan baik pada linkungan perairan yang memilki kondisi yang gersang. Ekosistem ini dibangun oleh berbagai organisme penghasil zat kapur baik dari kelompok tumbuhan maupun hewan Thamrin, 2006. Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang unik yang terdapat di perairan tropis, umumnya ditandai dengan kekayaan jenis biota yang tinggi. Terumbu karang juga memiliki produktifitas yang tinggi di banding ekosistem yang lain Nybakken, 1982. Istilah “karang” merupakan nama popular untuk anggota filum Antozoa dan Hidrozoa. Secara umum karang dapat dibedakan menjadi dua taksa yaitu karang keras yang terdiri dari Scleractinia dan Madreporaria, karang lunak filum Antozoa dan hidrokarang filum Hydrozoa. Kelas Scleractinian merupakan jenis hermitipik coral yang menyusun terumbu karang secara berkoloni. Kelas ini dicirikan dengan adanya skeleton keras dan simbiosis zooxantela Frank dan Mokady, 2002; Schuhmacher, H. dan Zibrowius, H. 1985. Secara deskriptif terumbu karang merupakan kelompok kehidupan komunitas yang paling produktif dan paling beraneka ragam di muka bumi dan banyak dijumpai di laut tropis yang hangat, jernih, dan dangkal. Melalui simbiosis dengan alga bersel tunggal zooxantellae, karang menjadi sumber produktifitas primer dalam komunitas terumbu karang Pearse dan Muscatine 1971; Richmond, 1993. Pada kondisi lingkungan yang tidak normal, zooxanthellae dapat mengalami ekspulsi keluar dari jaringan karang sebagai indikator stress pada karang. Penelitian mengenai hilangnya zooxanthellae dari jaringan polip karang telah banyak dilaporkan oleh beberapa author. Peristiwa pemutihan karang bleaching sebagai konsekuensi keluarnya zooxanthellae dari jaringan polip karang disebabkan oleh beberapa faktor seperti perubahan suhu, perubahan salinitas, 7 limbah panas, masukan lumpur, polusi minyak Brown dan Howard, 1985, serta short-term sedimentasi Philipp dan Fabricius, 2003. Terumbu karang memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai pelindung pantai dan sebagai habitat ikan karang. Ikan karang terdiri dari ikan konsumsi dan ikan hias. Sebagai habitat ikan karang, ekosistem ini merupakan tempat mencari makan tempat berlindung dan sabagai tempat asuhan. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antar ikan dan terumbu karang Sukarno et al., 1981 . Sumich 1992 menyebutkan pengelompokkan tipe-tipe terumbu karang berdasarkan tahap pembentukan formasi dari yang termuda, fringing reef, kemudian barrier reef, hingga yang terakhir atoll . 1. Terumbu karang tepi Fringing Reef, yaitu terumbu karang yang terdapat di sepanjang pantai dan dalamnya tidak lebih dari 40 meter. Terumbu ini tumbuh ke permukaan dan ke arah laut terbuka. 2. Terumbu karang penghalang Barrier Reef, berada jauh dari pantai yang dipisahkan oleh gobah lagoon dengan kedalaman 40 – 70 meter. Umumnya terumbu karang ini memanjang menyusuri pantai. 3. Atoll, merupakan karang berbentuk melingkar seperti cincin yang muncul dari perairan dalam, jauh dari daratan dan melingkari gobah yang.memiliki terumbu Terumbu karang tersebar di laut dangkal baik daerah tropis maupun subtropis, yaitu antara 35 o LU dan 32 o LS mengelilingi bumi. Garis lintang tersebut merupakan batas maksimum dimana karang masih dapat tumbuh. Dari berbagai belahan dunia, terdapat tiga daerah besar terumbu karang yaitu: laut Karibia, laut Hindia, dan Indo-pasifik. Di laut Karibia terumbu karang tumbuh di tenggara pantai Amerika sampai sebelah barat laut pantai Amerika Selatan. Di laut Hindia sebaran karang meliputi pantai timur Afrika, Laut Merah, teluk Aden, teluk Persia, teluk Oman. Sebaran karang di laut Pasifik meliputi laut Cina Selatan sampai pantai timur Australia, pantai Panama sampai pantai selatan teluk California Suharsono, 1996. Namun menurut Connel 1978 tingginya keaneka ragaman jenis karang umumnya berada dalam kondisi yang tidak seimbang, yang mana apabila ada gangguan keaneka ragamannya akan turun. Keaneka ragaman 8 jenis karang yang tumbuh pada suatu area sangat dipengaruhi oleh kondisi dan tekanan lingkungan serta faktor-faktor pembatas lainnya. Sebaran karang tidak hanya terdapat secara horisontal, tetapi juga secara vertikal. Pertumbuhan, penutupan, dan kecepatan tumbuh karang berkurang secara eksponensial dengan kedalaman. Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan ekosistem terumbu karang antara lain: suhu, salinitas, cahaya, sedimentasi, arus dan gelombang Suharsono, 1996.

2.2 Alat tangkap ikan di terumbu karang