54
4.5. Hasil Analisis SWOT dan AHP
Hasil perhitungan analisis swot berdasarkan dari data kuisioner yang diisi oleh beberapa responden yang mewakili dari beberapa instansi, masyarakat
maupun swasta dan LSM setempat. Secara lengkap perhitungan analisis seperti pada tabel 18 berikut ini.
Tabel 18 Matriks Internal Factor Analysis Summary IFAS
KEKUATAN Bobot
Rating Skor
Sumberdaya pesisir dan laut masih 0.14
4 0.56
Potensial dikembangkan. Masyarakat tidak melakukan kegiatan
0.12 3
0.36 penangkapan yang merusak
Alat tangkap
yang digunakan
masih 0.10
4 0.4
Sederhana Solidaritas antar masyarakat masih tinggi
0.10 3
0.3 Belum ada kegiatan yang menimbulkan
0.14 4
0.56 Pencemaran
Wilayahnya pulau-pulau
kecil 0.08 3
0.24 KELEMAHAN
Kegiatan pasca
penangkapan masih
0.07 1
0.07 Sederhana
Pola hidup masyarakat yang masih 0.07
2 0.14
konsumtif tidak mempunyai niat memperbesar modal usaha
Tidak ada pilihan terhadap jenis 0.05
1 0.05
alat tangkap dan spesies target SDM
masyarakat masih
rendah 0.04
3 0.12
Kondisi daratan pulau berbukit 0.04
1 0.04
Transportasi masih
kurang 0.05
3 0.15
Jumlah 1
2.99
55
Berdasarkan nilai
Internal factor analysis summary IFAS didapatkan hasil sebesar 2.99 tabel 18 sedangkan eksternal factor summary EFAS sebesar
3.23 tabel 19. Nilai tersebut didapatkan dari perkalian bobot dan rating oleh responden terhadap faktor kekuatan dan kelemahan IFAS serta peluang dan
ancaman EFAS.Hasil tersebut merupakan analisis dari banyaknya pendapat yang di kumpulkan oleh responden. Masing masing responden mempunyai pendapat
yang berbeda sesuai dengan tingkat pemahaman masing – masing dan besar kepentingan berdasarkan persepsi mereka. Dari keseluruhan responden
menunjukkan pula bahwa untuk sector pendukung ekonomi mendapat prioritas yang tinggi jika dibandingkan dengan faktor lainnya. Namun pada dasarnya
beberapa responden masih ada yang mengakui bahwa kondisi perairan merupakan factor penunjang kelangsungan kegiatan perikanan, lihat pada tabel 19.
Tabel 19 Matriks External Factor Analysis Summary EFAS PELUANG
Bobot Rating
Skor Daya beli dan permintaaan terhadap
0.25 4
1 ikan karang masih tinggi
Akses yang baik ke Singapura 0.25
4 1
maupun ke Batam Kondisi perairan mendukung kegiatan
0.22 3
0.66 budidaya dengan pengembangan
teknologi dan menejemen lebih baik ANCAMAN
Bobot Rating
Skor Metode penangkapan yang bersifat
0.09 1
0.09 merusak masyarakat luar Pulau Abang
Kebijakan pemerintah kurang 0.09
2 0.18
menyentuh masyarakat Akses pasar dari luar sulit masuk
0.1 3
0.3 dan kurang berkembang
Jumlah 1
3.23 Sumber : data primer
56
Tabel 20. Matrik SWOT, Perumusan strategi
KEKUATAN PELUANG
STRATEGI
1. Sumberdaya pesisir
dan laut masih potensial
dikembangkan. 2.
Masyarakat tidak melakukan kegiatan
penangkapan yang merusak
3. Alat tangkap yang
digunakan mempunyai daya
ekploitatif rendah 4.
Solidaritas antar masyarakat masih
tinggi 5.
Belum ada kegiatan yang menimbulkan
pencemaran atau kerusakan lingkungan
yang nyata
6. Wilayahnya
merupakan pulau – pulau kecil
KELEMAHAN
1. Kegiatan pasca
penangkapan masih sederhana
2. Pola hidup
masyarakat yang masih konsumtif
tidak mempunyai niat memperbesar modal
usaha
3. Tidak ada pilihan
terhadap jenis alat tangkap dan spesies
target 4.
SDM masyarakat masih rendah
5. Kondisi daratan pulau
yang berbukit- bukit 6.
Transportasi antar pulau masih kurang
1.Daya beli dan permintaaan terhadap
ikan karang masih tinggi
2.Akses yang baik ke Singapura maupun ke
Batam 3.Kondisi perairan
mendukung kegiatan budidaya dengan
pengembangan teknologi dan
menejemen lebih baik
ANCAMAN
1.Metode penangkapan yang bersifat merusak
masyarakat luar Pulau Abang
2.Kebijakan pemerintah kurang menyentuh
masyarakat. 3.Akses pasar dari luar
sulit masuk dan kurang berkembang kebutuhan
operasional penangkapan yang
mahal BBM, alat tangkap
STRATEGI SO 1.
Pengembangan usaha marine culture dan
wisata bahari 2.
Peningkatan pemasaran antar pulau, nasional
maupun ekspor STRATEGI ST
1.Pengawasan wilayah perairan berbasis
masyarakat. 2.Pengadaan sarana dan
prasarana kegiatan perekonomian.
STRATEGI
STRATEGI WO 1.
Peningkatan kualitas produksi perikanan
2. Peningkatan kualitas
SDM dan data perikanan berbasis
masyarakat STRATEGI WT
Pemberdayaan masyarakat pesisir
dengan membuat mata pencaharian alternative
57
Gambar 9 AHP
58
Hasil Analytical Hierarchi Process AHP
Hasil AHP gambar 9 digunakan untuk menentukan skala prioritas terhadap rencana strategi yang yang telah dibuat dalam matriks SWOT. Analisis ini
didasarkan pada tingkat konsistensi responden dalam mengisi daftar pertanyaan- pertanyaan yang dibangun untuk membuat strategi pengelolaan perikanan di
Kelurahan Pulau Abang Kota Batam. Berdasarkan hasil analisis yang telah diproses dengan menggunakan software AHP Expert choice 2000 didapatkan
bahwa tingkat konsistensi responden kurang dari satu per sepuluh. Hal tersebut mengandung arti bahwa jawaban semua responden dalam analisis ini dapat
diterima.
Sumber : data primer Gambar 10 bobot prioritas kriteria SWOT dalam pengelolaan perikanan di terumbu
karang Kelurahan Pulau Abang Berdasarkan hasil analis AHP gambar 10 urutan prioritas dalam kriteria
faktor SWOT secara berturut –turut adalah : peluang 44.2 kekuatan 26.8, ancaman 21.1, kelemahan 7.9, dan. Berdasarkan gambar 10 terlihat bahwa
masing –masing keempat kriteria SWOT mempunyai nilai yang sangat berbeda .
Jika dilihat urutan prioritas dalam sub kriteria dari kriteria peluang yang
merupakan prioritas pertama faktor SWOT berturut – turut akses yang baik ke Singapura maupun ke Batam 53.8, kondisi perairan mendukung kegiatan
44,2 26,8
21,1 7,9
Peluang Kekuatan
Ancaman Kelemahan
Persentase
59
budidaya dengan pengembangan teknologi dan menejemen lebih baik 24.4 serta daya beli dan permintaaan terhadap ikan Karang masih tinggi 21.8. Dari
data diatas terlihat bahwa untuk persentase akses ke Singapura dan Batam masih baik sangat tinggi jika dibandingkan dengan dua kriteria lainnya yaitu sekitar 25
.
Sumber : data primer Gambar 11 bobot prioritas sub kriteria peluang dalam pengelolaan perikanan di
terumbu karang Kelurahan Pulau Abang Berdasarkan gambar 11 urutan peluang dalam menentukan rencana strategi
pengelolaan sumberdaya perikanan secara berturut – turut adalah Pengembangan usaha budidaya dan wisata bahari 19.5, pemberdayaan masyarakat pesisir
dengan mata pencaharian alternatif 17.1, peningkatan kualitas menejemen sumberdaya dan sumber data perikanan 14.8, Peningkatan kualitas produksi
perikanan 12.7, peningkatan pemasaran antar pulau, nasional, ekspor 12.7, pengadaan sarana dan prasarana kegiatan perekonomian 12.5, Pengawasan
wilayah Perairan Kelurahan Pulau Abang 10.7,serta Secara lengkap hasil nalisis AHP dapat dilihat pada lampiran 7.
Prioritas pertama rencana strategi pengelolaan sumberdaya perikanan di terumbu karang kelurahan Pulau Abang Pengembangan usaha budidaya dan
wisata bahari jika dikaitkan dengan kriteria SWOT pada Tabel 20 termasuk dalam straategi strengths-opportunies SO, yaitu memanfaatkan kekuatan yang
ada untuk memanfaatkan segala peluang. Prioritas strategi kedua adalah 53,8
24,4 21,8
Akses yang baik ke Singapura maupun ke Batam
Kondisi perairan mendukung kegiatan budidaya
Daya beli dan permintaaan terhadap ikan tinggi
60
pemberdayaan masyarakat pesisir dengan mata pencaharian alternative termasuk
dalam strategi weakness-threats WT yaitu dengan memanfaatkan kelemahan
yang ada untuk menghadapi ancaman.
Gambar 12 bobot prioritas rencana strategi pengelolaan perikanan di terumbu karang Kelurahan Pulau Abang
19,5 17,1
14,8 12,7
12,7 12,5
10,7 Pengawasan wilayah perairan
Pulau Abang Pengadaan prasarana dan sarana
kegiatan perekonomian Peningkatan kualitas produksi
perikanan Peningkatan pemasaran antar
pulau, dan nasional Peningkatan kualitas sumberdaya
manusia Pemberdayaan masyarakat pesisir
dengan mata pencaharian alternatif Pengembangan usaha budidaya dan
wisata bahari
5 PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Terumbu Karang.