8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Roadmap penelitian
Dari penelitian mengenai authority control yang pernah dilakukan antara lain oleh Dalrymple Younger 1991, CannCasciato Wise 2005, Jung-ran
2007 dan Lovins 2008. Dalrymple Younger, menyarankan penggabungan antara authority control dengan pola penelusuran yang telah ada Boolean, agar
informasi yang didapat dari hasil penelusuran lebih relevan. Namun, untuk menghasilkan sebuah indeks subjek yang baik, diperlukan adanya evaluasi pada
pustakawan yang menanganinya. CannCasciato Wise 2005, menyarankan perlunya evaluasi terhadap pustakawan yang membuat indeks subjek, sehingga
ada kesepakatan antara pengguna dan pustakawan dalam hal penanganan struktur subject authority. Selain itu, Jung-ran 2007 juga mengemukakan konsep cross-
reference antar bahasa dan budaya untuk nama dan subjek akses. Hal ini dilakukan dengan membuat metadata terstruktur pada katalog perpustakaan,
sehingga baik nama atau subjek yang ditelusur dapat saling terhubung meskipun ada perbedaan bahasa. Lovins 2008 menyebutkan perlu adanya suatu kerjsama
internasional yang menangani authority control, dengan dibentuknya Virtual International Authority File VIAF diharapkan dapat meminimalisasi
ketidakkonsistenan dalam hal penamaan orang atau nama lembaga dan ketepatan subjek sebagai titik akses pada perpustakaan.
Dari uraian tersebut, penulis melakukan kajian mengenai authority control, ditambah lagi penelitian tentang authority di Indonesia masih sangat minim dan
baru dilakukan satu kali oleh Hariyadi 1986 dan itupun masih bersifat tradisional yakni tentang pemakaian authority control pada kartu katalog yang ada di
perpustakaan fakultas-fakultas di Universitas Indonesia. Mengingat Perpustakaan Nasional Indonesia juga memiliki tugas sebagai pengendali dan pengawas
bibliografis di Indonesia, maka sudah seharusnya memiliki authority file yang baik. Selain itu, banyaknya suku bangsa di Indonesia juga seharusnya merupakan
tantangan tersendiri untuk mengembangkan name authority yang khas Indonesia. Dari kajian Jung-Ran 2007 penulis mendapatkan ide untuk melakukan kajian
9
temu kembali informasi melalui subject authority, mengingat pengguna biasanya lebih sering melalukan pencarian melalui subjek, yang menjadi kajian utama
penelitian ini adalah struktur keterkaitan antar istilah pada authority perpustakaan nasional. Dengan adanya keterkaitan antar istilah diharapkan dapat menuntun
pengguna untuk menemukan informasi yang diperlukan, dengan struktur hierarki yang melekat pada authority pengguna dituntun agar tidak kesulitan dalam proses
temu kembali. Ditambah lagi dengan adanya perubahan trend pencarian informasi yang dilakukan oleh pengguna seperti dikemukakan oleh Denholm 2008 dalam
penelitiannya, ia menyebutkan adanya perubahan pola penelusuran informasi oleh pengguna dari menemukan informasi ke mendapatkan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan informasi yang sesuai tentu dibutuhkan suatu sistem yang dapat membedakan satu istilah dengan istilah lainnya, yakni
dengan authority control. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan analisis keterkaitan istilah dan untuk menguji ketepatan dilakukan perhitungan efektivitas
terhadap hasil temu kembali informasi pada dua pangkalan data yang berbeda, yakni pada OPAC PNRI yang belum mengintegrasikan authority control dan
OPAC Library of Congress yang telah terintegrasi dengan authority control.
2.2. Authority Control