BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA
2.1 Economic Value Added
2.1.1 Pengertian Economic Value Added
Salah satu metode baru dalam menilai kinerja perusahaan yang mencerminkan nilai perusahaan adalah Economic Value Added EVA, yang
di Indonesia dikenal dengan istilah Nilai Tambah Ekonomi NITAMI. Nilai tambah ekonomi atau EVA pertama kali diperkenalkan oleh Sterwart dalam
A.Sakir, 2009:151 yang mendefenisikan EVA sebagai berikut: “EVA adalah mengukur income residual dikurangi biaya modal dari hasil laba opersai
dalam bisnis”. EVA akan meningkat seandainya laba operasi dapat tumbuh tanpa meningkatnya biaya modal. Jika laba baru diinvestasikan dalam proyek
yang ada atau semua proyek yang memperoleh laba lebih daripada biaya modal keseluruhan, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa EVA merupakan
cara mengukur sisa laba yang dihasilkan perusahaan dengan mengurangi laba opersai dengan biaya modal. Dalam hal ini, EVA akan meningkat jika
pertumbuhan atau peningkatan laba operasi tidak diikuti oleh adanya peningkatan modal.
Menurut Tully dalam Sakir, 2009 EVA adalah suatu cara untuk mengukur laba riil yang merupakan juga kunci nyata dalam menciptakan
kemakmuran. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Ruki dan Arifin dalam Sakir, 2009, menyatakan bahwa EVA merupakan suatu
Universitas Sumatera Utara
konsep baru untuk menilai kinerja perusahaan independen dan sekaligus dapat mengukur kemampulabaan dan pertumbuhan. Model ini dapat juga
digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan dari sisi kepentingan dan harapan penyandang dana pemegang saham dan kreditur
yang selalu menuntut eksekutif perusahaan agar mampu menghasilkan nilai tambah dari kegiatan perusahaan.
EVA merupakan keuntungan operasional setelah dikurangi pajak dengan biaya modal atau dengan kata lain EVA adalah pengukuran
pendapatan sisa residual income yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. Jadi, EVA ditentukan oleh dua hal itu yaitu
keuntungan bersih operasi setelah pajak dan tingkat biaya modal. Laba operasi setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan value di perusahaan,
sedangkan biaya modal sendiri dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan value tersebut.
Hubungan antara EVA dan nilai perushaan dapat digunakan sebagai alat untuk menilai perusahaan apabila perhitungan EVA tidak hanya
pada periode masa kini, tetapi juga mencakup periode yang akan datang. Hal ini disebabkan karena EVA pada suatu tahun tertentu menunjukkan
besarnya penciptaan nilai sekarang dari total penciptaan nilai selama umur perusahaan tersebut Young, 2001: 32:
Nilai sekarang = Total modal yang diinvestasikan + EVA Persamaan di atas jelas menunjukkan bahwa EVA yang semakin
tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan dimana penciptaan nilai tersebut
Universitas Sumatera Utara
akan tercemin pada harga saham yang lebih tinggi sebaliknya mungkin saja nilai perusahaan lebih rendah dari total modal yang diinvestasikan apabila
total EVA yang dihasilkan perusahaan tersebut mempunyai nilai negatif. EVA sangat bermanfaat bagi penilai kinerja perusahaan di mana
fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai value creation. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan
perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti halnya
pemegang saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai
perusahaan dapat dimaksimumkan. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek
yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang
positif menunjukkan bahwa proyek tersebut menciptakan nilai perusahaan dan dengan demikian sebaiknya diambil. Sebaliknya, kegiatan atau proyek
tersebut tidak menguntungkan dan tidak perlu diambil. Penggunaan EVA dalam mengevaluasi proyek akan mendorong para manajer untuk selalu
melakukan evaluasi atas tingkat resiko proyek yang bersangkutan. Dengan EVA, para manajer harus selalu membandingkan tingkat pengembalian
proyek dengan tingkat biaya modal yang mencerminkan tingkat risiko proyek tersebut.
Menurut Utama 1997 oleh penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
• Apabila EVA 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
• Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi impas atau Break Event Point. • Apabila EVA 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak
terjadi proses nilai tambah. Sehingga hal tersebut diatas akan lebih mudah diterjemahkan sebagai
berikut:
Nilai EVA Pengertian
Laba Perusahaan
EVA 0 Ada nilai ekonomis lebih, setelah
perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana
atau kreditur sesuai ekspektasinya. Positif
EVA = 0 Tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi
perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya pada para penyandang dana
atau kreditur sesuai ekspektasinya. Positif
EVA 0 Perusahaan tidak mampu membayarkan
kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sebagimana nilai yang
diharapkan ekspektasi harga saham tidak dapat tercapai.
Tidak dapat ditentukan,
namun jika pun ada laba,
tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
Dari uraian singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa pada dasarnya pendekatan EVA Economic Value Added berfungsi sebagai:
• Indikator tentang adanya penciptaan nilai dari sebuah investasi. • Indikator kinerja sebuah perusahaan dalam setiap kegiatan
operasional ekonomisnya.
Universitas Sumatera Utara
• Pendekatan baru dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil para penyandang dana atau pemegang
saham.
2.1.2 Model Economic Value Added