ROA Return on Asset, ROE Return in Equity, dan EPS Earnings Per Share.
2.2.1 Return on Asset ROA
Untuk menilai kinerja perusahaan, biasanya investor akan melihat dan menganalisa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Alat
ukur financial yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat laba adalah ROA. Perusahaan yang memiliki ROA yang tinggi dianggap menghasilkan
kinerja yang baik. ROA merupakan salah satu rasio yang menjadi ukuran profitabilitas
perusahaan, serta menunjukkan efisiensi manajemen dalam menggunakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
Perhitungan ROA diformulasikan sebagai berikut:
Aktiva Total
pajak setelah
bersih Laba
ROA =
Besarnya Return on Assets dipengaruhi oleh 2 dua faktor dalam Miera,2007, yaitu :
1. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi. 2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan
dalam presentase penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan
penjualan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Return on Equity ROE
Pengukuran ringkasan lainnya atas kinerja keseluruhan perusahaan adalah pengembalian atas ekuitas. ROE membandingkan
laba bersih setelah pajak dikurangi deviden saham biasa dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham di perusahaan.
Perhitungan ROE dapat diformulasikan sebagai berikut:
saham pemegang
ekuitas pajak
setelah bersih
Laba ROE
=
Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali
digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan
penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Akan tetapi, jika perusahaan tersebut
telah memilih untuk menerapkan tingkat utang yang tinggi berdasarkan standar industri, ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari
asumsi resiko yang berlebihan.
2.2.3 Earnings Per Share EPS