Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Suku Minangkabau

3. Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Suku Minangkabau

Pengertian sehat-sakit menurut masyarakat suku Minangkabau tidak terlepas dari tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Pada umumnya, masyarakat menganggap bahwa seseorang dikatakan sehat adalah seseorang yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat, serta dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari. Sedangkan untuk masalah sakit, sebagian masyarakat Minangkabau masih ada yang mempercayai bahwa selain disebabkan karena penyebab fisik, juga disebabkan karena adanya gangguan roh-roh halus. Bagi masyarakat Minangkabau, dikatakan sakit, jika seseorang tersebut tidak dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti berdagang, bekerja di kantor, berladang dan lain- lain. Walaupun seseorang tersebut tersebut sudah memiliki gejala sakit seperti sakit kepala, flu ataupun masuk angin namun masih dapat beraktivitas belum diartikan sebagai sakit. Dan jikalau kepala keluarga sakit, maka secara tidak langsung semua anggota keluarga yang ada di dalam keluarga tersebut akan sakit. Dalam hal pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan jika salah seorang anggota keluarga sakit, biasanya diputuskan secara bersama oleh anggota keluarga tersebut. Namun adakalanya, jika keluarga tidak mampu lagi dalam hal dana ataupun penyakitnya sudah terlalu berat maka keluarga tersebut meminta bantuan dari keluarga yang lain atau bahkan dari organisasi yang diikuti oleh keluarga tersebut. Keputusan keluarga tergantung jenis penyakit yang terjadi pada orang tersebut. Sebelum pelayanan medis berkembang dan bertambah banyak seperti sekarang ini, kebanyakan keluarga membawa yang sakit ke pengobatan alternatif dukun. Untuk saat ini keluarga Universitas Sumatera Utara sudah terlebih dahulu membawa ke dokter ataupun pelayanan medis yang lain Piliang, 2009. Ada beberapa jenis penyakit yang menurut masyarakat Minangkabau tidak dapat dibawa kepada pelayanan medis seperti penyakit busung, kusta atau pada suku Minangkabau dikenal dengan biriang dan patah tulang yang biasanya hanya dibawa kepada dukun patah. Menurut mereka, penyakit busung dan kusta tersebut disebabkan karena guna-guna ulah seseorang. Penyakit busung perut membuncit, namun badan semakin kurus biasanya disebabkan karena seseorang tersebut terkena kutukan karena telah memakan ikan benda larangan, dan untuk sembuh harus berobat kepada orang yang telah membuat larangan tersebut Caniago, 2009. Dalam hal perawatan orang sakit, seiring dengan perkembangan teknologi dan tingginya tingkat pengetahuan, keluargamasyarakat Minangkabau lebih memilih untuk meneruskan pengobatan yang didapat dari petugas kesehatan. Namun adakalanya, keluarga memberikan perawatan-perawatan sederhana seperti jika seseorang demam hanya dikompres dengan daun-daun yang sifatnya dingin kembang semangkok, daun jarak, jika batuk diberikan air daun kacang tujuh yang telah diremas, ibu postpartum biasanya diberikan tambahan seperti minum jamu ataupun ramuan-ramuan tertentu. Dalam hal mepertahankan suasana rumah, suku Minangkabau biasanya berusaha agar posisi dan letak rumah menghadap ke arah matahari terbit. Dengan tujuan agar rumah tersebut mendapat sinar matahari yang cukup. Kebersihan rumah pada suku ini, tergantung pada kegiatan yang dimiliki oleh keluarga Universitas Sumatera Utara tersebut, khususnya bagi Minang perantauan yang biasanya memiliki usahaindustri rumah tangga di rumah. Mitos yang ada pada suku Minangkabau bahwa rumah harus dibersihkan dari depan ke belakang dengan tujuan tidak menolak rejeki yang akan datang pada rumah tersebut. Keluarga Minangkabau memiliki waktu untuk berkumpul bersama keluarga pada saat makan malam yang digunakan untuk mendiskusikan ataupun mengetahui perkembangan dari setiap anggota keluarga tersebut. Dalam hal pemanfaatan fasilitas kesehatan, hampir sebagian besar masyarakat Minangkabau sudah lebih memilih untuk berobat kepada petugas kesehatan. Kepercayaan pada fasilitas kesehatan tergantung pada individu tersebut, lebih percaya kepada petugas kesehatan atau pengobatan alternatif Caniago, 2009. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan tugas kesehatan keluarga suku Minangkabau. Dimana tugas kesehatan tersebut dapat dinilai dari pelaksanaan yang dilakukan keluarga dari kelima tugas kesehatan yang ada, antara lain : mengenal masalah- masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat, memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan, dan mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dengan fasilitas kesehatan yang ada Setiadi, 2006. Dari skema dibawah dapat dilihat kerangka konsep dari penelitian ini yaitu: Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Suku Minangkabau: