Dari seluruh jawaban responden terhadap pertanyaan pelaksaanaan tugas kesehatan keluarga suku Minangkabau, diperoleh bahwa pelaksanaan tugas
kesehatan keluarga suku Minangkabau secara keseluruhan berada dalam kategori cukup baik 22 dan baik sebesar 78. Tabel 5.12 menunjukkan
kategori pelaksanaan tugas kesehatan keluarga suku Batak Toba secara keseluruhan.
Tabel 5.12. Kategori Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Minangkabau secara Keseluruhan n=41
Kategori Skor
Frekuensi Persentase
Kurang Baik 30-59
Cukup Baik 60-89
9 22
Baik 90-120
32 78
2. Pembahasan
Desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan tugas kesehatan pada keluarga suku
Minangkabau dan dalam penelitian ini jumlah responden yang terlibat adalah 41 keluarga yang bersuku Minangkabau.
2.1 Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Minangkabau
2.1.1 Mengenal masalah kesehatan keluarga Keluarga merupakan jaringan yang mempunyai hubungan erat dan bersifat
mandiri, dimana masalah-masalah seorang individu menyusup dan mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh sistem Setyowati,
Universitas Sumatera Utara
2008. Dari hasil penelitian pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga menunjukkan bahwa mayoritas
responden selalu mengetahui pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota keluarga, lebih dari setengah jumlah responden selalu mengetahui perubahan
yang terjadi jika timbul keluhan penyakit pada salah satu anggota keluarga, kurang dari setengah jumlah responden selalu mengetahui penyebab dari
perubahan yang terjadi pada anggota keluarga yang sakit, lebih dari setengah jumlah responden selalu menanyakan keluhan yang dirasakan oleh anggota
keluarga yang sakit, lebih dari setengah jumlah responden selalu dapat membedakan kondisi sehat-sakit setiap anggota keluarga, dan lebih dari
setengah jumlah responden kadang beranggapan bahwa seseorang yang sakit tidak dapat melakukan aktivitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Piliang
2009, yang mengatakan bahwa pengertian sehat-sakit menurut masyarakat Minangkabau tidak terlepas dari tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat tersebut. Dari data demografi menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA dan SMP. Terkait dengan hasil penelitian
didapatkan bahwa keluarga kurang pengetahuan mengenai penyebab dari tejadinya penyakit sehingga keluarga tidak dapat memberikan perawatan yang
spesifik kepada anggota keluarga yang sakit. Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa persepsi keluarga Minangkabau mengenai sakit adalah
sesorang dikatakan sakit jika seseorang tersebut tidak mampu lagi melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti berdagang, menjahit, memasak, dan lain-lain.
Walaupun gejala sakit demam, influenza, pening, dan lain-lain pada
Universitas Sumatera Utara
seseorang tersebut sudah dirasakan namun aktivitas masih bisa dilakukan, keluarga belum menganggap sebagai sakit.
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga suku Minangkabau dalam hal mengenal masalah kesehatan keluarga sudah baik.
2.1.2 Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang
mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga Setiadi, 2006.
Hasil penelitian dari keluarga bersuku Minangkabau menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan kepala keluarga selalu berperan penting dalam
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, dan lebih dari setengah jumlah responden selalu menanyakan pendapat dari anggota keluarga
untuk menentukan tindakan kesehatan yang tepat seperti pengobatan alternatif dan medis. Walaupun suku Minangkabau menganut sistem matrilineal, namun
dalam hal pengambilan keputusan tetap diputuskan oleh kepala keluarga dan tetap melibatkan anggota keluarga lain terkhususnya istri, karena pola dan
tingkah laku keluarga suku Minangkabau mengikuti ajaran Islam Padusi, 2008.
Piliang 2009 mengatakan bahwa keluarga Minangkabau akan menanyakan pendapat atau meminta bantuan dari keluarga lain atau organisasi yang diikuti
keluarga jika keluarga tidak mampu lagi dalam hal dana atau penyakitnya sudah terlalu berat. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh bahwa
Universitas Sumatera Utara
kurang dari setengah jumlah responden kadang menanyakan pendapat dari orang lain untuk menentukan tindakan kesehatan yang tepat.
Dari penelitian juga diperoleh hasil bahwa mayoritas responden selalu memberikan perawatan sederhana di rumah seperti kompres, minum air putih
banyak, dan lain-lain sebelum mengambil keputusan yang tepat, lebih dari setengah jumlah responden selalu mengatasi masalah kesehatan dengan
pelayanan medis, dan selalu dapat mengatasi masalah kesehatan dengan keputusan yang dipilih oleh keluarga. Ini sesuai dengan pernyataan Sudiharto
2007 bahwa sekarang ini sesuai dengan perkembangan zaman, keluarga Minangkabau lebih memilih berobat di bidan atau Puskesmas.
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam hal mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat sudah baik.
2.1.3 Memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
Keluarga merupakan sumber bantuan yang terpenting bagi anggota keluarganya atau bagi individu yang dapat mempengaruhi gaya hidup atau
mengubah gaya hidup anggotanya menjadi berorientasi pada kesehatan Setyowati, 2008. Seiring dengan perkembangan teknologi dan tingginya
tingkat pngetahuan, keluarga lebih memilih untuk meneruskan pengobatan yang didapat dari petugas kesehatan. Namun adakalanya, keluarga memberikan
perawatan sederhana bagi penyakit-penyakit tertentu seperti demam, dan batuk Caniago, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pernyataan tersebut dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden selalu membantu anggota keluarga yang sakit
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, makan, minum obat, dan selalu melanjutkan pengobatan di rumah sesuai dengan petunjuk dokter.
Kurang dari setengah jumlah responden selalu lebih mengutamakan pengobatan medis dibandingkan pengobatan tradisional, mayoritas responden
selalu memperhatikan perkembangan kesehatan anggota keluarga yang sakit, lebih dari setengah jumlah responden selalu memberi perhatian lebih kepada
anggota keluarga yang sakit, dan mayoritas responden selalu memberikan perawatan sederhana kepada anggota keluarga yang sakit seperti minum air
putih yang banyak, kompres jika panas, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan Survey Gallop pada tahun 1985 yang memastikan
bahwa saat berhubungan dengan masalah kesehatan, kebanyakan individu mendapatkan bantuan yang lebih banyak dari keluarga mereka daripada
sumber lainnya bahkan dokter yang menangani mereka sekalipun Setyowati, 2008
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga suku Minangkabau dalam hal memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda sudah baik.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
Keluarga mempunyai peran penting dan membantu anggota keluarganya untuk hidup dalam kehidupan yang lebih sehat Setyowati, 2008. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden keluarga Minangkabau memiliki pekerjaan sebagai pedagang dan usaha rumah tangga
home industry. Dimana hampir sebagian besar ruangan rumah digunakan sebagai tempat untuk berusaha.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden selalu mampu menyediakan keperluan sehari-hari setiap anggota keluarga seperti
perlengkapan mandi dan makan, ataupun perlengkapan untuk merawat diri, lebih dari setengah jumlah responden selalu menyediakan waktu untuk
membersihkan rumah dan lingkungan di sekitar rumah setiap hari, minoritas responden kadang membuat jadwal khusus untuk membersihkan seluruh
bagian rumah, lebih dari setengah jumlah responden selalu dan sering melaksanakan jadwal kebersihan yang telah dibuat secara bersama-sama atau
gotong royong, kurang dari setengah jumlah responden sering ikut serta dalam membersihkan lingkungan di sekitar rumah setiap minggu, dan kurang dari
setengah jumlah responden kadang menyediakan waktu untuk berbincang- bincang dengan anggota keluarga untuk mengetahui kondisi perkembangan
dari setiap anggota keluarga. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa keluarga Minangkabau kurang
memperhatikan kebersihan lingkungan rumah maupun lingkungan di sekitar
Universitas Sumatera Utara
rumah, dikarenakan keluarga lebih fokus kepada usahanya tanpa memperhatikan suasana rumah dan sekelilingnya. Keluarga hanya
membersihkan seluruh bagian rumah ketika hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri atau pernikahan. Keluarga juga tidak mempunyai waktu khusus untuk
berbincang-bincang dengan anggota keluarga lain, karena alasan sibuk dengan kegiatannya masing-masing namun kadang-kadang menyempatkan untuk
berbincang-bincang setelah makan malam. Pelaksanaan tugas kesehatan kelurga suku Minangkabau dalam hal
mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga sudah baik.
2.1.5 Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada
Sudiharto 2007 mengatakan bahwa keluarga Minangkabau percaya bahwa penyakit tidak hanya dapat disembuhkan oleh petugas kesehatan, tetapi juga
oleh dukun atau sekarang ini orang lebih lazim menyebutnya dengan pengobatan alternatif. Namun, orang Minangkabau yang berpendidikan tinggi
lebih percaya kepada petugas kesehatan. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari keluarga bersuku
Minangkabau yang menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA dan hanya beberapa responden saja yang berpendidikan perguruan tinggi,
sehingga hasil penelitian untuk tugas kesehatan ini menunjukkan mayoritas responden selalu percaya kepada petugas kesehatan yang ada di fasilitas
Universitas Sumatera Utara
kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, lebih dari setengah jumlah responden selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan
yang ada, kurang dari setengah jumlah responden kadang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan. Kurang dari setengah
jumlah responden selalu mendukung program kesehatan yang ada imunisasi, KB, fogging, penyuluhan kesehatan, dan lain-lain, selalu mengikuti program
kesehatan yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan, dan selalu merasa puas terhadap pelayanan yang ada di fasilitas kesehatan tersebut.
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam hal mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang ada sudah baik.
2.2 Analisa kesehatan keluarga suku Minangkabau