6. Cara penyelesaian perselisihan.
51
5. Konfirmasi Pihak independen. Selain itu aplikasi didalam suatu Perjanjian waralaba juga merupakan
suatu faktor penting didalam menjalankan suatu franchise. Aplikasinya Perjanjian waralaba dapat dibagi yakni:
1. Perjanjian dari masing-masing Pihak, Sebelum dan sesudah Perjanjian 2. Perincian peraturan yang harus ditaati
3. Perincian penyediaan barang didalam Perjanjian 4. Perjanjian berakhir bila unit dari waralaba diberi oleh Pihak lain tanpa
sepengetahuan penerima waralaba
52
Keseluruhan unsur yang tercantum sebagai pokok dari suatu perjanjan franchise waralaba telah memenuhi syarat minimal dari segi Hukum dan
memenuhi kriteria sebagai Perjanjian yang sudah baik dan memberikan perlindungan terhadap franchisor dan franchise secara seimbang adapun bisnis
franchise telah berkembang di indonesia, namun peraturan perUndang-Undangan Dengan adanya hal-hal di atas faktor yang mempengaruhi terbentuknya
suatu Perjanjian waralaba dapat terlaksana dengan baik dan hasil atas suatu Perjanjian tersebut dapat memberikan kenyamanan didalam menjalankan suatu
franchise antara pemberi waralaba dan penerima waralaba.
F. Kedudukan Hukum Terhadap Perjanjian Franchise
51
Adrian Sutedi, loc. Cit.
52
Franchise bible, graha info franchise, Jakarta, 2009, hal. 72.
Universitas Sumatera Utara
yang mengatur tentang hal itu secara khusus belum ada. Peraturan perUndang- Undangan yang memiliki hubungaan dengan franchise adalah sebagai berikut:
1. Pasal 1338 KUHPerdata dan Pasal 1320 KUHPerdata. Pasal 1338
KUHPerdata menganut sistem terbuka, maksudnya setiap orang atau badan
Hukum diberikan kebebasan untuk menentukan Perjanjian baik yang sudah dikenal didalam KUHPerdata. Di samping itu, yang menjadi dasar Hukum
dalam pengembangan franchise di indonesia adalah Pasal 1320 KUHPerdata, Pasal 1320 KUHPerdata mengatur tentang syarat sahnya Perjanjian, yaitu
kesepakatan kedua belah Pihak, cakap untuk melakukan perbuatan Hukum, adanya objek tertentu dan adanya kausa yang halal.
2. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1997 Tentang Waralaba. Peraturan pemerintah ini terdiri atas 11 Pasal. Hal-hal yang diatur dalam peraturan
pemerintah ini meliputi pengertian waralaba, para Pihak dalam Perjanjian waralaba, keterangan-keterangan yang harus disampaikan oleh pemberi
waralaba kepada penerima waralaba dan bentuk Perjanjiannya. 3. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 259 MPP Kep
7 1997 Tentang Ketentuan dan Tatacara Pelaksanaan Usaha Waralaba. Keputusan Menteri ini terdiri atas 8 bab dan 26 Pasal. Hal-hal yang diatur
dalam keputusan menteri ini meliputi: pengertian umum, bentuk Perjanjiannya, kewajiban pendaftaran, dan kewenanangan penerbitan surat
tanda pendaftaran usaha waralaba, persyaratan waralaba, pelaporan, sanksi, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.
Universitas Sumatera Utara
4. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor: 376 KepXI 1998 Tetang Kegiatan Perdagangan. Keputusan Menteri Perdagangan ini telah memungkinkan
perusahaan asing dalam status penanaman modal asing dapat melakukan penjualan hasi lproduksinya didalam negeri sampai pada tingkat pengecer
dengan mendirikan perusahaan patungan antara perusahaan asing di bidang produksi tersebut dengan perusahaan nasional sebagai penyalur.
Dengan keputusan tersebut franchisor yang memproduksi barang dapat melakukan hubungan langsung dengan pengecernya, para pengecer tersebut
adalah para franchisee. Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Waralaba dan Pasal 2 Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Nomor: 259 MPP Kep 7 1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran
Usaha Waralaba telah ditentukan bentuk franchise atau Perjanjian waralaba yaitu bentuknya tertulis. Perjanjian ini dibuat dalam Bahasa Indonesia
dan terhadapnya berlaku Hukum Indonesia. Dengan keadaan demikian menyebabkan kedudukan Hukum dalam
Perjanjian waralaba seimbang antara Pihak yang satu dengan yang lain franchisor dan franchisee dengan dasar pertimbangan-pertimbangan Hukum
yang berlaku dan sesuai dengan waralaba franchise perikatan yang dibuat merupakan suatu perikatan kebebasan berkontrak yang semua persetujuan yang
dibuat secara sah berlaku bagi mereka yang membuatnya, semua mengandung arti meliputi seluruh Perjanjian, baik yang namanya dikenal maupun yang tidak
Universitas Sumatera Utara
dikenal sebagai Undang-Undang, Perjanjian franchise merupakan Perjanjian yang namanya tidak dikenal didalam Undang-Undang namun diatur didalam
Pasal 1338 KUHPerdata dan merupakan landasan Hukum didalam membuat suatu Perjanjiannya.
53
53
http:repository.usu.ac.idbitstream1234567895203110E00525.pdf , di akses
tanggal 18 januari 2011
Universitas Sumatera Utara
BAB III ASPEK HUKUM TERHADAP MUNCULNYA PERJANJIAN
WARALABA TEH POCI DI KOTA MEDAN
A. Perlindungan Hukum di Bidang Sistem Pembagian Hasil Usaha Waralaba Franchise Teh Poci