dianut Indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata yang berbunyi “Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-
Undang bagi mereka yang membuatnya”. Berdasarkan Pasal 1338 KUHPerdata tersebut maka para Pihak wajib tunduk dan melaksanakan isi Perjanjian yang
mereka buat sendiri. Untuk dapat di ketahui juga bahwa, perkembangan Teh Poci di kota
Medan sangat berpengaruh terhadap kehidupan Masyarakat, Kecenderungan Masyarakat sendiri telah memiliki suatu kebiasaan dalam mengkonsumsi
minuman tersebut. Dari, perkembangan tersebut maka, dapat ditafsifrkan Teh Poci di kota Medan memang betul-betul berkembang dan meningkatnya bisnis
terhadap minuman tersebut. Oleh Karena itu, Oleh karena itu wajar saja franchise diartikan sebagai suatu sistem pemasaran atau sistem usaha untuk memasarkan
produk atau jasa tertentu.
61
Munculnya waralaba Teh Poci dapat dirasakan dengan kebutuhan masyarakat akan minuman teh dan tempat-tempat penjualan Teh Poci yang
strategis membuat penjualan Teh Poci meningkat dari Tahun ke Tahun, selain itu teh yang banyak memiliki khasiat di dalam kehidupan sehari-hari juga sebagai
penghilang dahaga disetiap aktifitas yang dihadapi oleh masyarakat menyebabkan minuman yang berasal dari daerah tegal ini banyak dikonsumsi
B. Faktor-faktor yang Mendorong Pertumbuhan Waralaba Teh Poci
61
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum dalam Bisnis, 2007, Rineka Cipta,
Jakarta,
2007, hal. 57
Universitas Sumatera Utara
baik dari anak-anak, remaja, bahkan tua. Ditambah lagi Teh Poci memiliki suatu ciri khas dibanding waralaba minuman lain selain itu Teh Poci memiliki beberapa
varian rasa yang dapat menarik hati konsumen untuk mencicipi Teh Poci.
Dapat diketahui juga bahwa waralaba Teh Poci yang yang memiliki perkembangan sangat pesat di Indonesia dan khususnya di Kota Medan, Dengan
melihat gerai-gerai berlogokan Teh Poci. salah satu faktor bahwa Teh Poci merupakan waralaba yang berhasil dibidangnya. Dapat dilihat dari tempat-tempat
seperti pusat keramaian, sekolah, mall dan lain-lain dibandingkan waralaba minuman teh lainnya yang kurang memiliki ciri khas jarang ditemukan gerai-
gerainya. Melihat dari sisi seorang franchisee penerima waralaba seperti yang terlampir di bawah bahwa Teh Poci memiliki modal yang sangat rendah untuk
memulai suatu waralaba dibandingkan waralaba sejenis Teh Poci. Selain dari sisi seorang penjual dengan harga penjualan yang murah kepada konsumen Teh Poci
dapat dinikmati disemua kalangan atau lapisan masyarakat.
Konsep Bisnis Es Teh Cap Poci : a.
Menciptakan ENTREPRENEURS b.
melalui Unit Usaha Mandiri UKM c.
Menciptakan Lapangan Kerja Baru d.
Menciptakan Peluang Pasar Baru
Universitas Sumatera Utara
BIAYA INVESTASI AWAL Rp. 4.000.000
Barang-barang yang akan anda dapatkan 1. Counter kayu
2. Cooler box 3. Container es teh
4. Termos 5. Teko listrik
6. Mesin seal 7. Centong kayu
8. Sendok besar 9. Saringan
Keuntungan Bisnis Biaya Investasi Awal Paling Ringan Rp. 4.000.000,- Return on Investment
Paling Cepat penjualan 70 cup seHari ROI = 3, 4 Bulan Modal Kecil, Untung Besar
Modal Kerja : Rp. 970,- cup Harga Jual : Rp. 2.000 – 2.500,- Es Teh Cap Poci :
perhitungan ini hanya ilustrasi Analisa Usaha Biaya Investasi Awal: Rp.4.000.000
Universitas Sumatera Utara
Penjualan rata2Hari: 70 cupHari Harga jual esTeh Poci : Rp.2000 Omset per Bulan: Rp.70 cup x 30 Hari x Rp.2000= Rp.4.200.000.
62
a. Apabila Pihak kedua tidak melaksanakan kewajiban seperti tidak mengikuti aturan yang berlaku didalam Perjanjian Teh Poci baik dari segi pembiayaan,
hak dan kewajiban, lokasi waralaba, maupun pelaksaan prosedur yang berlaku didalam Perjanjian Teh Poci dan dengan adanya suatu pelanggaran
Dari data di atas menjelaskan bahwa faktor perkembangan Teh Poci dapat berkembang baik dari sisi penjualan maupun sisi pembelian antara konsumen dan
produsen minuman Teh Poci.
C. Akibat Yang Ditimbulkan Apabila Para Pihak Melakukan Wanprestasi Dalam Melaksanakan Perjanjian Tersebut
Adapun bentuk pelanggaran yang terdapat didalam Perjanjian waralaba
dapat diketahui baik dari Pihak Pertama atau pemberi waralaba maupun dari Pihak kedua atau penerima waralaba adalah sebagai berikut:
Pihak Pertama selaku pemberi waralaba harus menjalankan segala kewajiban didalam pelaksaan Perjanjian yang berlaku, adapun pelanggaran yang
dapat dilakukan Pihak Pertama adalah tidak memberikan hak kepada Pihak kedua sebagaimana dijelaskan didalam Perjanjian Teh Poci.
Pihak kedua selaku penerima waralaba harus menjalankan segala kewajiban dalam pelaksaan Perjanjian yang berlaku, pelanggaran yang dapat
terjadi oleh Pihak kedua:
62
http:intanmarintan.blogspot.com201010tugas-3.html , diakses pada tanggal 18
januari 2011
Universitas Sumatera Utara
dialam suatu Perjanjian yang telah dibuat maka dapat berakhir pula suatu Perjanjian yang telah disepakati.
Berakhirnya Perjanjian dapat terjadi karena: 1. Ditentukan dalam Perjanjian oleh para Pihak. Contoh, Pihak dalam Perjanjian
waralaba menentukan bahwa Perjanjian disepakati berlangsung selama tujuh Tahun, maka setelah waktu tujuh Tahun Perjanjian akan berakhir.
2. Undang-Undang menentukan batas berlakunya suatu Perjanjian. Contoh A franchisor dan B franchisee sepakat menjalankan bisnis waralaba dalam
bidang makanan. Selama masa Perjanjian yang disepakati selama sepuluh Tahun, tiba-tiba B sebagai franchisee meninggal dunia. Undang-Undang
menentukan batas berlakunya Perjanjian agar dilakukan pemenuhan kewajiban oleh ahli waris sebelum jangka waktu berakhirnya Perjanjian yang
ditetapkan oleh Undang-Undang. 3. Para Pihak atau Undang-Undang dapat menentukan bahwa dengan terjadinya
peristiwa tertentu maka Perjanjian menjadi hapus. 4. Pernyataan menghentikan Perjanjian oleh kedua belah Pihak atau oleh salah
satu Pihak, contoh A franchisor menyatakan bahwa Perjanjian waralaba dengan B franchisee dihentikan karena B dianggap tidak memenuhi target
yang ditetap oleh A dalam Perjanjian yang telah disepakati bersama. 5. Perjanjian hapus karena putusan hakim. Contoh, hakim memutuskan
hapusnya suatu Perjanjian waralaba karena diminta oleh salah satu Pihak. 6. Tujuan Perjanjian telah tercapai. contoh, para Pihak sepakat bahwa Perjanjian
waralaba akan dilangsungkan selama Lima belas Tahun, setelah waktu
Universitas Sumatera Utara
tersebut maka dianggap tujuan dari bisnis tercapai sehingga terjadi pengakhiran Perjanjian.
7. Dengan persetujuan para Pihak. Contoh, waralaba merasa tidak dapat memenuhi target pembukaan outlet yang ditargetkan, lalu franchisee dengan
persetujuan franchisor mengakhiri Perjanjian waralaba.
63
1. Pasal 1 Ayat 1 Pihak Pertama dan Pihak kedua sepakat untuk mengadakan Perjanjian kerjasama penjualan es teh dengan merek “poci”. Undang –
Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, adapun pengertian merek menurut Pasal 1 1 yaitu “ Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf – huruf, angka – angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur – unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
Sehingga dengan melihat pelanggaran yang terjadi maka salah satu pelanggaran yang dapat ditimbulkan adalah wanprestasi. Akibat yang diketahui
dari pemaparan di atas yang apabila aturan yang berlaku didalam Perjanjian Teh Poci baik dari segi pembiayaan, hak dan kewajiban, lokasi waralaba, maupun
pelaksaan prosedur yang berlaku didalam Perjanjian Teh Poci dan dengan adanya suatu pelanggaran didalam suatu Perjanjian yang telah dibuat maka dapat
berakhir pula suatu Perjanjian yang telah disepakati.
D. Analisis Hukum Terhadap Isi Perjanjian Waralaba Franchise Teh Poci