BAB III ASPEK HUKUM TERHADAP MUNCULNYA PERJANJIAN
WARALABA TEH POCI DI KOTA MEDAN
A. Perlindungan Hukum di Bidang Sistem Pembagian Hasil Usaha Waralaba Franchise Teh Poci
Didalam Perjanjian waralaba Teh Poci bahwa perlindungan Hukum dalam bidang pembagian hasil usaha dijelaskan didalam Pasal 1 yang
menyebutkan Pihak Pertama wajib memberikan perAngkat usaha Teh Poci kepada Pihak kedua apabila Pihak kedua telah membayar atau menginvestasikan
uang sebesar Rp. 3.500.000,- kepada Pihak Pertama sebagai tanda bahwa Perjanjian sah dan mengikat apabila adanya pembayaran investasi yang
dilakukan Pihak kedua kepada Pihak Pertama. Adapun yang menjadi hak dari Pihak Pertama pada saat telah dilakukan pembayaran adalah yang tercantum
didalam Pasal 3 Ayat 3b yang berbunyi : Atas penerimaan investasi tersebut, Pihak Pertama akan menyerahkan
perAngkat usaha Teh Poci kepada Pihak kedua yang meliputi: 1. 1 unit meja counter es Teh Poci
2. 1 unit mesin seal es Teh Poci Pada Pasal 3 Ayat 3c juga dijelaskan bahwa Pihak kedua selaku penerima
waralaba besedia menyediakan dan menanggung biaya untuk memperoleh tempat counter penjualan termasuk menanggung biaya sewa dan listrik Pihak Pertama
harus mengetahui lokasi usaha yang dijalankan oleh Pihak kedua.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 3 Ayat 3d dijelaskan bahwa Pihak kedua menyediakan karyawan baik SPGSPB dan menanggung gaji tersebut tanpa melibatkan Pihak Pertama
didalamnya bahkan tidak mencampuri uang yang telah diberikan oleh Pihak kedua kepada Pihak Pertama uang tersebut telah dijelaskan pada Perjanjian yang
telah dijelaskan di atas. Pasal 5 dijelaskan bahwa apabila Pihak kedua akan melajutkan kontrak
yang telah berakhir maka wajib membayar biaya atas penggunaan merek cap poci sebesar Rp. 500.000,- kepada Pihak Pertama.
Dapat di ketahui bahwa didalam seluruh isi Perjanjian teh cap poci yang memuat mengenai pembagian hasil usaha waralaba Teh Poci keseluruhan yang
tercantum di atas merupakan kewajiban dari Pihak kedua untuk memenuhi syarat-syarat serta menjalakan usaha Teh Poci dengan biaya-biaya yang telah
ditetapkan didalam isi Perjanjian di atas kemudian diluar dari isi Perjanjian mengenai pembagian usaha menjadi hak dari Pihak kedua untuk mendapatkan
keuntungan dari konsumen dengan tidak ada pengaturan cara penjualan atau penetapan harga yang ditawarkan oleh Pihak kedua kepada konsumen didalam
Perjanjian waralaba Teh Poci. Apabila terjadi suatu pelanggaran atas suatu ketentuan yang berlaku
didalam menjalankan usaha Teh Poci baik dari segi pembagian hasil usaha maupun diluar pembagian hasil usaha selama memuat atau tercantum didalam
Perjanjian maka perlindungan Hukum yang diberikan adalah terdapat dalam Pasal 7 Ayat 2 Perjanjian waralaba Teh Poci yang berbunyi:
Universitas Sumatera Utara
Apabila Pihak kedua melanggar salah satu ketentuan dalam Perjanjian ini, jika dapat diperbaiki, Pihak kedua wajib untuk memperbaiki pelanggaran
tersebut dalam waktu 15 Lima belas Hari setelah adanya pemberitahuan tertulis dari Pihak Pertama, atau Pihak Pertama dapat mengakhiri Perjanjian ini efektif 30
tiga puluh Hari setelah pemberitahuan tertulis tersebut diterima oleh Pihak kedua dan atas pengakhiran tersebut Pihak Pertama berhak untuk mendapatkan
ganti kerugian sebesar Rp. 500.000,- Lima Ratus Ribu Rupiah dari Pihak kedua.
Perlidungan Hukum yang tercantum didalam Perjanjian waralaba Teh Poci ini dapat dilihat juga berpedoman atau memiliki dasar Hukum didalam Pasal
1338 KUHPerdata menyebutkan semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian tidak dapat
ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah Pihak, atau karena alasan- alasan yang oleh Undang -Undang dinyatakan cukup untuk itu. Perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik.
B. Upaya dan Kewajiban Para Pihak Yang Terlibat dalam Perjanjian Waralaba