1. Nama, alamat dan tempat kedudukan persahaan masing-masing Pihak
2. Nama dan jabatan masing-masing Pihak yang berwenang menandatangani
Perjanjian. 3.
Nama dan jenis hak atas kekayaan intelektual, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara
distRibusi yang merupakan karakteristik khusus yang menjadi objek waralaba.
4. Wilayah pemasaran
5. Jangka waktu Perjanjian dan tata cara perpanjangan Perjanjian serta
syarat-syarat perpanjangan Perjanjian 6.
Cara penyelesaian perselisihan Dengan demikian mengenai prinsip atas suatu Perjanjian waralaba dapat
diketahui dari berbagai aspek yang ada dan dapat dilihat dari berbagai sisi yang menjadikan franchise waralaba menjadi suatu awal yang baik atas suatu bisnis
dengan dasar-dasar dan pemahaman yang baik, tidak hanya itu franchise dengan prinsipnya juga mengikat kedua belah Pihak antara franchisor maupun franchisee
didalam suatu Perjanjian yang dibuat dan berlaku sebagai Undang-Undang bagi Pihak yang terikat.
47
Di Indonesia masalah hak milik intellektual dalam beberapa aspek sudah diatur lewat Undang-Undang hak cipta, Undang-Undang hak patent, dan
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perjanjian Franchise
47
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang perindustrian. Begitu juga UU Merek yang meskipun memerlukan revisi cukup memberi perlindungan Hukum pemilik hak intelektual.
Yang perlu dipersoalkan adalah bagaimana memberikan perlindungan pada investor, karena banyaknya penawaran yang menggiurkan dari franchisor serig
kali membuat para investor bersedia mengikuti segala kemauan, prosedur, dan klausula yang diajukan.
48
Franchisor hampir tak memiliki resiko yang langsung, sementara franchisee selain berhadapan dengan resiko investasi, resiko persaingan,
kesalahan manajemen, dan pangsa pasar, juga harus membayar royalty. Belum lagi menghadapi resiko perlakukan tak adil berupa mekanisme kontrol yang
berlebihan, pencabutan franchise atau memberikannya kepada pengusaha lain. Apabila belum ada perangkat Hukum yang mengatur tentang franchise di
Indonesia, perlindungan tetap bisa dilakukan melalui kontrak franchise yang dibuat Pihak-Pihak yang terlibat karena didalam KUHPerdata yang sekarang
berlaku, secara tegas mengakui bahwa Perjanjian yang disepakati oleh beberapa Pihak, mengikat mereka sebagai Hukum.
49
Kemudian darai pada itu diberbagai Negara Perjanjian waralaba bisa berbeda karena adanya perbedaan Hukum, namun Perjanjian waralaba harus
dibuat secara komprehensif dan memuat ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pemberi dan penerima waralaba franchisor dan franchisee
sehingga dalam Perjanjian waralaba yang merupakan salah satu aspek perlindungan Hukum kepada para Pihak dari perbuatan merugikan Pihak lain, hal
48
http:www.santoslolowang.comdataArtikelFRANCHISE.pdf , diakses taggal 18
januari 2011
49
Ibid
Universitas Sumatera Utara
ini dikarenakan Perjanjian tersebut dapat menjadi dasar Hukum yang kuat untuk menegakkan perlindungan Hukum bagi para Pihak yang terlibat dalam sistem
waralaba, jika salah satu Pihak melanggar isi Perjanjian, maka Pihak lain dapat menuntut Pihak yang melanggar tersebut sesuai dengan Hukum yang berlaku dan
pewaralabaan menyebutkan Perjanjian waralaba adalah suatu Perjanjian yang mendokumentasikan hubungan Hukum tentang kewajiban yang ada antara
franchisor dan franchisee.
50
5. Jangka waktu Perjanjian dan tata cara perpanjangan Perjanjian serta syarat- syarat perpanjangan Perjanjian
Sehingga dari penjelasan di atas terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dari Perjanjian waralaba adalah Maka dengan demikian didalam
Pasal 7 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor: 259 MPP Kep 7 1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha
Waralaba, telah ditentukan hal-hal yang harus dimuat dalam Perjanjian waralaba atau frenchise yang saling berkesinambungan dengan syarat yang terdapat
didalam suatu Perjanjian waralaba adalah sebagai berikut: 1. Nama, alamat dan tempat kedudukan persahaan masing-masing Pihak
2. Nama dan jabatan masing-masing Pihak yang berwenang menandatangani Perjanjian
3. Nama dan jenis hak atas kekayaan intelektual, penemuan atau ciri khas usaha misalnya sistem manajemen, cara penjualan atau penataan atau cara
distRibusi yang merupakan karakteristik khusus yang menjadi objek waralaba.
4. Wilayah pemasaran
50
Hadi Setia Tunggal, Dasar-Dasar Perwaralabaan, Harvindo,
Jakarta,
2006 hal 34.
Universitas Sumatera Utara
6. Cara penyelesaian perselisihan.
51
5. Konfirmasi Pihak independen. Selain itu aplikasi didalam suatu Perjanjian waralaba juga merupakan
suatu faktor penting didalam menjalankan suatu franchise. Aplikasinya Perjanjian waralaba dapat dibagi yakni:
1. Perjanjian dari masing-masing Pihak, Sebelum dan sesudah Perjanjian 2. Perincian peraturan yang harus ditaati
3. Perincian penyediaan barang didalam Perjanjian 4. Perjanjian berakhir bila unit dari waralaba diberi oleh Pihak lain tanpa
sepengetahuan penerima waralaba
52
Keseluruhan unsur yang tercantum sebagai pokok dari suatu perjanjan franchise waralaba telah memenuhi syarat minimal dari segi Hukum dan
memenuhi kriteria sebagai Perjanjian yang sudah baik dan memberikan perlindungan terhadap franchisor dan franchise secara seimbang adapun bisnis
franchise telah berkembang di indonesia, namun peraturan perUndang-Undangan Dengan adanya hal-hal di atas faktor yang mempengaruhi terbentuknya
suatu Perjanjian waralaba dapat terlaksana dengan baik dan hasil atas suatu Perjanjian tersebut dapat memberikan kenyamanan didalam menjalankan suatu
franchise antara pemberi waralaba dan penerima waralaba.
F. Kedudukan Hukum Terhadap Perjanjian Franchise