Berdasarkan hasil uji regresi linier, diperoleh nilai signifikannya sebesar 0.1660.05. Artinya tidak ada hubungan secara linier antara waktu dengan jumlah
penderita, maka jumlah demam berdarah diramalkan dengan menggunakan metode exponential smoothing. Peramalan metode exponential smoothing dengan
menggunakan persamaan Ft+m = at +btm. Nilai alpha yang digunakan 0.5 karena memiliki nilai error yang paling kecil. dimana at = 14.75 dan bt = 4.625 maka di
dapat persamaan Ft + m = 14.75 + 4.625m. Maka hasil ramalan untuk tahun 2010 adalah sebanyak 19 penderita.
Peramalan jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Nias adalah tetap. Seperti terlihat di gambar berikut ini
Gambar 4.14 Hasil peramalan Kabupaten Nias dengan menggunakan metode
exponential smoothing
4.2.15 Penderita demam berdarah Kabupaten Samosir
Dari laporan seksi P3B2 diketahui jumlah penderita demam berdarah tahun 2005-2009 terlihat pada tabel berikut :
5 10
15 20
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Distribusi penderita demam berdarah di Kabupaten Samosir Tahun
Samosir
2005 19
2006 2007
13 2008
15 2009
23
Jumlah 70
Berdasarkan hasil uji regresi linier, diperoleh nilai signifikannya sebesar 0.5090.05. Artinya tidak ada hubungan secara linier antara waktu dengan jumlah
penderita, maka jumlah demam berdarah diramalkan dengan menggunakan metode exponential smoothing. Peramalan metode exponential smoothing dengan
menggunakan persamaan Ft+m = at +btm. Nilai alpha yang digunakan 0.5 karena memiliki nilai error yang paling kecil. dimana at = 20.625 dan bt = 2.5625 maka di
dapat persamaan Ft + m = 20.625 + 2.5625m. Maka hasil ramalan untuk tahun 2010 adalah sebanyak 23 penderita
Peramalan jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Samosir adalah tetap. Seperti terlihat di gambar berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.15 Hasil peramalan Kabupaten Samosir dengan menggunakan metode exponential smoothing
4.2.16 Penderita demam berdarah Kabupaten Padang Lawas Utara
Dari laporan seksi P3B2 diketahui jumlah penderita demam berdarah tahun 2005-2009 terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.17 Distribusi penderita demam berdarah di Kabupaten Padang Lawas Utara
Tahun Padang Lawas Utara
2005 2006
2007 2008
2 2009
Jumlah 2
Berdasarkan hasil uji regresi linier, diperoleh nilai signifikannya sebesar 0.6770.05. Artinya tidak ada hubungan secara linier antara waktu dengan jumlah
penderita, maka jumlah demam berdarah diramalkan dengan menggunakan metode exponential smoothing. Peramalan metode exponential smoothing dengan
5 10
15 20
25
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Universitas Sumatera Utara
menggunakan persamaan Ft+m = at +btm. Nilai alpha yang digunakan 0.5 karena memiliki nilai error yang paling kecil. dimana at = 0.5 dan bt = 0 maka di dapat
persamaan Ft + m = 0.5+ 0m. Maka hasil ramalan untuk tahun 2010 adalah sebanyak 1 penderita.
Peramalan jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Padang Lawas Utara mengalami peningkatan. Seperti terlihat di gambar berikut ini :
Gambar 4.16 Hasil peramalan Kabupaten Padang Lawas Utara dengan menggunakan metode exponential smoothing
4.2.17 Penderita demam berdarah Kota Sibolga
Dari laporan seksi P3B2 diketahui jumlah penderita demam berdarah tahun 2005-2009 terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.18 Distribusi penderita demam berdarah di Kota Sibolga Tahun
Sibolga
2005 252
2006 326
2007 411
2008 474
2009 614
Jumlah 2077
0,5 1
1,5 2
2,5
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji regresi linier, diperoleh nilai signifikannya sebesar 0.3110.05. Artinya tidak ada hubungan secara linier antara waktu dengan jumlah
penderita, maka jumlah demam berdarah diramalkan dengan menggunakan metode exponential smoothing. Peramalan metode exponential smoothing dengan
menggunakan persamaan Ft+m = at +btm. Nilai alpha yang digunakan 0.4 karena memiliki nilai error yang paling kecil. dimana at = 568.4902 dan bt = 59.41375
maka di dapat persamaan Ft + m = 568.4902 + 59.41375m. Maka hasil ramalan untuk tahun 2010 adalah sebanyak 628 penderita.
Peramalan jumlah penderita demam berdarah di Kota Sibolga mengalami peningkatan. Seperti terlihat di gambar berikut ini :
Gambar 4.17 Hasil peramalan Kota Sibolga dengan menggunakan metode exponential smoothing
4.2.18 Penderita demam berdarah Kota Binjai
Dari laporan seksi P3B2 diketahui jumlah penderita demam berdarah tahun 2005-2009 terlihat pada tabel berikut :
100 200
300 400
500 600
700
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19 Distribusi penderita demam berdarah di Kota Binjai Tahun
Binjai
2005 1465
2006 29
2007 107
2008 257
2009 142
Jumlah 2000
Berdasarkan hasil uji regresi linier, diperoleh nilai signifikannya sebesar 0.1460.05. Artinya tidak ada hubungan secara linier antara waktu dengan jumlah
penderita, maka jumlah demam berdarah diramalkan dengan menggunakan metode exponential smoothing. Peramalan metode exponential smoothing dengan
menggunakan persamaan Ft+m = at +btm. Nilai alpha yang digunakan 0.5 karena memiliki nilai error yang paling kecil. dimana at = 85.875 dan bt = -156.125 maka
di dapat persamaan Ft + m = 85.875+ -156.125m. Maka hasil ramalan untuk tahun 2010 adalah sebanyak -70.25penderita. Negatif menyatakan bahwa tidak ada
penambahan atau penurunan penderita di Kota Binjai. Peramalan jumlah penderita demam berdarah di Kota Binjai tidak mengalami
peningkatan. Seperti terlihat di gambar berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.18 Hasil peramalan Kota Binjai dengan menggunakan metode
exponential smoothing
4.2.19 Penderita demam berdarah Kota Padang Sidempuan