memiliki nilai error yang paling kecil. dimana at = 22.875 dan bt = 0.75 maka didapat persamaan Ft + m = 22.875 + 0.75m. Maka hasil ramalan untuk tahun 2010
adalah sebanyak 24 penderita Peramalan jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Toba Samosir
terjadi penurunan. Seperti terlihat di gambar berikut ini :
Gambar 4.10 Hasil peramalan Kabupaten Toba Samosir dengan menggunakan metode exponential smoothing
4.2.11 Penderita demam berdarah Kabupaten Tapanuli Tengah
Dari laporan seksi P3B2 diketahui jumlah penderita demam berdarah tahun 2005-2009 terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12 Distribusi penderita demam berdarah di Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun Tapanuli Tengah
2005 2006
10 2007
8 2008
8 2009
22
Jumlah 48
5 10
15 20
25 30
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji regresi linier, diperoleh nilai signifikannya sebesar 0.0730.05. Artinya tidak ada hubungan secara linier antara waktu dengan jumlah
penderita, maka jumlah demam berdarah diramalkan dengan menggunakan metode exponential smoothing. Peramalan metode exponential smoothing dengan
menggunakan persamaan Ft+m = at +btm. Nilai alpha yang digunakan 0.4 karena memiliki nilai error yang paling kecil. dimana at = 17.6512 dan bt = 3.2768 maka
didapat persamaan Ft + m = 17.6512+ 3.2768m. Maka hasil ramalan untuk tahun 2010 adalah sebanyak 21 penderita.
Peramalan jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Tapanuli Tengah terjadi penurunan. Seperti terlihat di gambar berikut ini :
Gambar 4.11 Hasil peramalan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan
menggunakan metode exponential smoothing
4.2.12 Penderita demam berdarah Kabupaten Tapanuli Selatan
Dari laporan seksi P3B2 diketahui jumlah penderita demam berdarah tahun 2005-2009 terlihat pada tabel berikut :
5 10
15 20
25
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Distribusi penderita demam berdarah di Kabupaten Tapanuli
Selatan
Tahun Tapanuli Selatan
2005 2
2006 2007
11 2008
3 2009
6
Jumlah 22
Berdasarkan hasil uji regresi linier, diperoleh nilai signifikannya sebesar 0.1780.05. Artinya tidak ada hubungan secara linier antara waktu dengan jumlah
penderita, maka jumlah demam berdarah diramalkan dengan menggunakan metode exponential smoothing. Peramalan metode exponential smoothing dengan
menggunakan persamaan Ft+m = at +btm. Nilai alpha yang digunakan 0.6 karena memiliki nilai error yang paling kecil. dimana at = 5.75552 dan bt = 0.49248 maka
didapat persamaan Ft + m = 5.75552 + 0.49248m. Maka hasil ramalan untuk tahun 2010 adalah sebanyak 6 penderita.
Peramalan jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah tetap. Seperti terlihat di gambar berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.12 Hasil peramalan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan
menggunakan metode exponential smoothing
4.2.13 Penderita demam berdarah Kabupaten Mandailing Natal
Dari laporan seksi P3B2 diketahui jumlah penderita demam berdarah tahun 2005-2009 terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.14 Distribusi penderita demam berdarah di Kabupaten Mandailing Natal
Tahun Mandailing Natal
2005 2006
2007 2008
9 2009
Jumlah 9
Berdasarkan hasil uji regresi linier, diperoleh nilai signifikannya sebesar 0.1740.05. Artinya tidak ada hubungan secara linier antara waktu dengan jumlah
penderita, maka jumlah demam berdarah diramalkan dengan menggunakan metode exponential smoothing. Peramalan metode exponential smoothing dengan
menggunakan persamaan Ft+m = at +btm. Nilai alpha yang digunakan 0.5 karena
2 4
6 8
10 12
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Universitas Sumatera Utara
memiliki nilai error yang paling kecil. dimana at = 2.25 dan bt = 0 maka didapat persamaan Ft + m = 2.25+ 0m. Maka hasil ramalan untuk tahun 2010 adalah
sebanyak 2 penderita. Peramalan jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Mandailing Natal
adalah tetap. Seperti terlihat di gambar berikut ini
Gambar 4.13 Hasil peramalan Kabupaten Mandailing Natal dengan
menggunakan metode exponential smoothing
4.2.14 Penderita demam berdarah Kabupaten Nias
Dari laporan seksi P3B2 diketahui jumlah penderita demam berdarah tahun 2005-2009 terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.15 Distribusi penderita demam berdarah di Kabupaten Nias Tahun
Nias
2005 2006
2 2007
2008 2
2009 19
Jumlah 23
2 4
6 8
10
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji regresi linier, diperoleh nilai signifikannya sebesar 0.1660.05. Artinya tidak ada hubungan secara linier antara waktu dengan jumlah
penderita, maka jumlah demam berdarah diramalkan dengan menggunakan metode exponential smoothing. Peramalan metode exponential smoothing dengan
menggunakan persamaan Ft+m = at +btm. Nilai alpha yang digunakan 0.5 karena memiliki nilai error yang paling kecil. dimana at = 14.75 dan bt = 4.625 maka di
dapat persamaan Ft + m = 14.75 + 4.625m. Maka hasil ramalan untuk tahun 2010 adalah sebanyak 19 penderita.
Peramalan jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Nias adalah tetap. Seperti terlihat di gambar berikut ini
Gambar 4.14 Hasil peramalan Kabupaten Nias dengan menggunakan metode
exponential smoothing
4.2.15 Penderita demam berdarah Kabupaten Samosir