BAB V PEMBAHASAN
Diseluruh dunia diperkirakan penduduk yang beresiko terserang penyakit demam berdarah berkisar 2,5-3 miliar terutama yang tinggal di daerah perkotaan di
negara tropis dan sub tropis. Provinsi Sumatera Utara mempunyai jumlah penduduk yang sangat padat, dengan mobilitas penduduk yang sangat tinggi yang dapat
mempengaruhi cepatnya penyebaran virus dengue. Penyakit demam berdarah telah menyebar luas keseluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara sebagai Kejadian Luar
Biasa KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Dari laporan P3B2 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk tiga
KabupatenKota seperti Pakpak Bharat, Nias Selatan, Humbang Hasundutan tidak ditemukannya kasus demam berdarah di daerah tersebut sehingga tidak dilakukan
penghitungan untuk peramalan jumlah demam berdarah tahun 2010-2014. Untuk Kabupaten Labuhan Batu Utara dan Labuhan Batu Selatan tidak dilakukannya
penghitungan peramalan karena tidak adanya laporan untuk kasus demam berdarah dari daerah tersebut. Untuk Kabupaten Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat dan Kota
Gunung Sitoli tidak dilakukannya penghitungan peramalan karena tidak adanya data. Data masih bergabung dengan Kabupatenkota induk.
Data yang telah dikumpulkan di uji dengan regresi linier sederhana untuk melihat signifikannya data dengan waktu. Jika nilai sig0.05 maka dilakukan
peramalan untuk satu tahun kedepan dengan menggunakan double exponential smoothing. Sedangkan bila nilai sig0.05 maka dilakukan peramalan untuk lima
tahun mendatang dengan menggunakan trend. Hasil penelitian diperoleh dari analisis
Universitas Sumatera Utara
data dengan menghitung nilai trend adalah Padang Sidempuan, Serdang Bedagai, Karo, Pematangsiantar, Dairi, Batu Bara, Padang Lawas, Tanjung Balai. Sedangkan
untuk Medan, Tebing Tinggi, Deli Serdang, Langkat, Asahan, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan,
Mandailing Natal, Nias, Samosir, Padang Lawas Utara, Sibolga, Binjai dengan menggunakan metode Double Exponential Smoothing. Dari hasil perhitungan pada
25 KabupatenKota maka yang mengalami penambahan paling banyak adalah di Kabupaten Batu Bara yaitu bertambah sebanyak 73 penderita dari tahun 2009.
Dari hasil uji regresi linier diketahui bahwa penderita demam berdarah di Provinsi Sumatera Utara terdapat hubungan signifikan dengan waktu sehingga
digunakan metode trend parabolik untuk meramalkan jumlah penderita demam berdarah tahun 2010-2014 dengan menggunakan data tahun 2005-2009. Dari
perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui hasil dan nilai trendnya, untuk nilai trendnya dengan persamaan trend Y = 3740.8+247.5X+347.1X². Persamaan
tersebut dimaksudkan untuk meramal jumlah penderita demam berdarah tahun 2010- 2014 di Provinsi Sumatera Utara. Hasil peramalan jumlah penderita demam berdarah
tahun 2010 adalah 7607 orang, 2011 sebanyak 10284 orang, tahun 2012 sebanyak 13655 orang, tahun 2013 sebanyak 17721 orang, tahun 2014 sebanyak 22481 orang.
jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelummnya. Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kota Medan sebanyak 1949
dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan 1911.079+68.84928m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 1980.
Mengalami peningkatan sebanyak 31.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kota Tebing Tinggi sebanyak 205 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 199.6688 + -18.9648m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 180. Mengalami penurunan sebanyak 25.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Deli Serdang sebanyak 458 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan Ft + m
= 413.0625 + 23.1875m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 436. Mengalami penurunan sebanyak 22.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Langkat sebanyak 96 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 121.375 + 3.5625m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 125. Mengalami peningkatan sebanyak 29.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Asahan sebanyak 95 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 87.5625 + 7.5m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 95. Tidak mengalami peningkatan atau pun penurunan jumlah penderita.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Labuhan Batu sebanyak 8 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 17.25+ -11.1875m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 6. Mengalami penurunan sebanyak 2.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Simalungun sebanyak 307 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Universitas Sumatera Utara
Ft + m = 332.125 + 34.1875m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 366. Maka jumlah penderita demam berdarah bertambah sebanyak 59.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Tapanuli Utara sebanyak 16 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 19.3125 + 2.4375m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 22. Maka jumlah penderita demam berdarah bertambah sebanyak 6.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Toba Samosir sebanyak 25 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 22.875 + 0.75m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 24. Maka jumlah penderita demam berdarah berkurang sebanyak 1.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Tapanuli Tengah sebanyak 16 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 17.6512 + 3.2768m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 22. Maka jumlah penderita demam berdarah bertambah sebanyak 6.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak 6 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 5.75552 + 0.49248m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 6. Maka jumlah penderita demam berdarah berjumlah tetap dari tahun sebelumnya.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 0 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 2.25+ 0m. maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 2. Mengalami peningkatan sebanyak 2.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Nias sebanyak 19 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 14.75 + 4.625m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 19. Maka jumlah penderita demam berdarah berjumlah tetap dari tahun sebelumnya.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Samosir sebanyak 23 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 20.625 + 2.5625m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 23. Maka jumlah penderita demam berdarah berjumlah tetap dari tahun sebelumnya
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Padang Lawas Utara sebanyak 0 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Ft + m = 0.5+ 0m. maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 1. Mengalami peningkatan sebanyak 1.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kota Sibolga sebanyak 614 dan
setelah dilakukan
analisis dengan
menggunakan persamaan
Ft + m = 568.4902 + 59.41375m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 628. Maka jumlah penderita demam berdarah bertambah sebanyak 14.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kota Binjai sebanyak 142 dan
setelah dilakukan
analisis dengan
menggunakan persamaan
Ft + m = 85.875+ -156.125m maka jumlah penderita untuk tahun 2010 tidak dapat dilakukan peramalan karena hasil yang negatif.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kota Padang Sidempuan sebanyak 9 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Universitas Sumatera Utara
Y= 6.6+-4.8X+3.7X² maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 25. Maka jumlah penderita demam berdarah bertambah sebanyak 16.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Serdang Bedagai sebanyak 86 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Y= 42.2+12X+3.4X² maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 109. Maka jumlah penderita demam berdarah bertambah sebanyak 23.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Karo sebanyak 108
dan setelah
dilakukan analisis
dengan menggunakan
persamaan Y = 54.6 + 21.4X+2.7X² maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 143.
Maka jumlah penderita demam berdarah bertambah sebanyak 35. Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kota Pematangsiantar
sebanyak 598 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan Y = 379.2 +117.3X+-16.8X² maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak
580. Maka jumlah penderita demam berdarah berkurang sebanyak 18. Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Dairi sebanyak
59 dan
setelah dilakukan
analisis dengan
menggunakan persamaan
Y = 1.2+12.7X+6.9X² maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 101. Maka jumlah penderita demam berdarah bertambah sebanyak 42.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Batu Bara sebanyak 92 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Y= 8.4+23.1X+9.7X² maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 165. Mengalami peningkatan sebanyak 73.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kabupaten Padang Lawas sebanyak 4 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Y= -0.4+0.8X+0.6X² maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 7. Mengalami peningkatan sebanyak 3.
Jumlah penderita demam berdarah tahun 2009 di Kota Tanjung Balai sebanyak 298 dan setelah dilakukan analisis dengan menggunakan persamaan
Y = 156.6+69.6X+-6.02X² maka jumlah penderita untuk tahun 2010 sebanyak 243. Maka jumlah penderita demam berdarah berkurang sebanyak 55.
Penyebaran Virus Ae.Aegepty yang dapat mengakibatkan peningkatan jumlah demam berdarah disebabkan karena Provinsi Sumatera Utara yang beriklim tropis
yang kisaran suhunya antara 13.4ºC -34.2ºC, wilayah Provinsi Sumatera Utara berada pada ketinggian yang berkisar 500 meter di atas permukaan laut yang dapat
mempengaruhi tingkat kepadatan populasi nyamuk sedang sampai berat, bangunan- bangunan di Sumatera Utara yang sangat rapat, terdapatnya perumahan kumuh,
rumah toko, rumah susun yang terdapat banyak kamar dan perpindahan orang-orang yang viremik yang dapat mempercepat penyebaran Ae.Aegypti, adanya kebiasaan
penyimpanan air secara tradisional yang dapat menjadi tempat beristirahatnya nyamuk Ae.aegepty. Penyebaran Ae.Aegepty di pedesaan akhir-akhir ini relative
sering terjadi karena dikaitkan dengan pembangunan system persediaan air pedesaan dan perbaikan sisitem transportasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN