PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DALAM KEGIATAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR DI DAERAH BINAAN III KECAMATAN KANDANGSERANG KABUPATEN PEKALONGAN

(1)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA

DALAM KEGIATAN BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR DI DAERAH BINAAN III

KECAMATAN KANDANGSERANG

KABUPATEN PEKALONGAN

Skripsi

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Kartika Rismawati 1401411515

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

i

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA

DALAM KEGIATAN BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR DI DAERAH BINAAN III

KECAMATAN KANDANGSERANG

KABUPATEN PEKALONGAN

Skripsi

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Kartika Rismawati 1401411515

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(3)

(4)

(5)

(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1. Kesakitan membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam hidup. (John Pattrick) 2. Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu

kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)

3. Kerendahan hati disukai orang-orang terkenal. Namun orang yang bukan apa-apa sulit untuk rendah hati. (Paul Velery)

4. Selalu berusaha lebih berguna bagi lebih banyak orang. (Penulis)

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk: Orang tuaku Bapak Eko Santoso dan Ibu Roheni, Adikku Hanif Indra Setiawan dan Keluarga besarku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa. Untuk Sahabatku Rini, Novita, Eka Septi, Dwiki, Eriza, Yani, teman kos serta teman-teman PGSD S1 angkatan 2011.


(7)

vi

PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga dapat menyelesaikan pembuatan skripsi yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua dalam Kegiatan Belajar Anak terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan”.

Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebagian syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi, tidak lepas dari bimbingan, dukungan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dra. Hartati, M.Pd.,Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.


(8)

vii

5. Moh. Fathurohman, S.Pd., M.Sn. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan pengarahan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Sri Widada, S.Pd. Kepala UPT Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Bara Akanta, S.Pd.,M.Pd Pengawas Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Kepala Sekolah Dasar Negeri se- Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Guru Kelas IV Sekolah Dasar Negeri se- Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan waktu dan bimbingannya untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 10. Staf Guru, Karyawan, dan Siswa Sekolah Dasar Negeri se- Daerah Binaan III

Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian.

11. Rekan-rekan PGSD S1 angkatan 2011 Universitas Negeri Semarang yang telah membantu dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.


(9)

viii

Atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga mendapat berkah dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tegal, 12 Mei 2015


(10)

ix

ABSTRAK

Rismawati, Kartika. 2015. Pengaruh Perhatian Orang Tua dalam Kegiatan Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Moh. Fathurohman, S.Pd., M.Sn.

Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa;Perhatian Orang Tua

Hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran di sekolah, namun juga karena rangsangan dari lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi hasil belajar salah satunya yaitu keluarga terutama orang tua. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang kuat dalam kegiatan belajar anak. Anak cenderung akan giat dan sungguh-sungguh dalam belajar karena merasa diperhatikan oleh orang tuanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kurang maksimalnya hasil belajar yang dicapai siswa, diduga karena dipengaruhi oleh kurangnya perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang.

Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV sekolah dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang yang berjumlah 245 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil denga teknik probability sampling tipe simple random sampling. Penentuan jumlah sampel menggunakan tabel krecjie dengan taraf kesalahan 5% sehingga diperoleh sampel sebanyak 149 orang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian expos fakto. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan teknik dokumentasi, dan angket tertutup dengan menggunakan skala likert dengan 4 alternatif jawaban. Perhitungan pengujian hipotesis menggunakan bantuan program SPSS versi 20.Teknik pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi, dan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov dan uji liniearitas.

Hasil penelitian menunjukkan pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 5% diperoleh hasil terdapat pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai R sebesar 0,232 dan koefisien determinasi (R2) 5,4%, thitung sebesar 2,897 dan ttabel sebesar 1,97623 (thitung > ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa 5,4% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh perhatian orang tuanya. Sedangkan 94,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas IV sekolah dasar.


(11)

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Pembatasan Masalah ... 8

1.4. Rumusan Masalah ... 8

1.5. Tujuan Penelitian ... 9

1.6. Manfaat Penelitian ... 9

1.6.1. Manfaat Teoritis ... 9

1.6.2. Manfaat Praktis ... 10

2. KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1. Kajian Pustaka ... 12

2.1.1. Pengertian Orang Tua ... 12

2.1.2. Macam-macam Perhatian ... 14

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhatian ... 15

2.1.4. Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua... 17


(12)

xi

2.1.6. Pengajaran dan Pembelajaran... 23

2.1.7. Domain Hasil Belajar ... 23

2.1.8. Macam-macam Tes Hasil Belajar ... 25

2.1.9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 26

2.1.10. Karakteristik Perkembangan Manusia ... 32

2.2. Hubungan Antar Variabel ... 34

2.3. Hasil Penelitian yang Relevan ... 35

2.4. Kerangka Berfikir ... 39

2.5. Hipotesis Penelitian ... 41

3. METODE PENELITIAN ... 42

3.1. Desain Penelitian ... 42

3.2. Prosedur Penelitian ... 43

3.2.1. Tahap Persiapan ... 43

3.2.2 Tahap Pelaksanaan ... 46

3.2.3 Tahap Penyelesaian ... 47

3.3. Populasi dan Sampel ... 48

3.3.1 Populasi ... 48

3.3.2 Sampel ... 49

3.4. Variabel Penelitian ... 51

3.4.1 Variabel Bebas ... 51

3.4.2. Variabel Terikat ... 52

3.5. Definisi Operasional ... 52

3.5.1. Variabel Hasil Belajar ... 53

3.5.2. Variabel Perhatian Orang Tua ... 53

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.6.1. Angket atau Kuesioner ... 54

3.6.2 Dokumentasi ... 54

3.7. Instrumen Penelitian ... 55

3.7.1. Validitas Instrumen ... 56

3.7.2. Reliabilitas Instrumen ... 58


(13)

xii

3.8.1. Analisis Deskriptif Data ... 59

3.8.2. Teknik Analisis Statistik Data ... 60

3.8.3. Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ... 61

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1. Hasil Penelitian ... 66

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67

4.1.2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 68

4.1.3. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 78

4.1.4. Hasil Analisis Akhir ... 80

4.1.5. Hasil Pengujian Hipotesis ... 84

4.2. Pembahasan ... ... 86

5. PENUTUP ... 91

5.1. Simpulan ... 91

5.2. Saran ... 92

Daftar Pustaka ... 93


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Daftar Populasi Penelitian ... 48

3.2. Jumlah Sampel Tiap-tiap SD ... ... 50

3.3. Tabel Skala Likert ... 55

3.4. Hasil Uji Validitas Variabel X (Perhatian Orang Tua) ... 57

3.5. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 64

4.1. Data Jumlah Siswa Kelas IV SD Negeri di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang... 68

4.2. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian... 70

4.3. Indeks Variabel Perhatian Orang Tua ... 74

4.4. Kriteria Nilai Indeks... . 75

4.5. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar ... 76

4.6. Kriteria Hasil Belajar………... 77

4.7. Persentase Hasil Belajar Siswa... 77

4.8. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa... 78

4.9. Hasil Uji Normalitas Data (Kolmogorov-Smirnov) ... 79

4.10. Hasil Uji Linieritas Data ... 80

4.11. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Sederhana ... 81

4.12. Hasil Analisis Korelasi Sederhana ... 82

4.13. Hasil Analisis Korelasi Sederhana (Model Summary) ... 83


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Skema Kerangka Berpikir ... 40 3.1 Desain Penelitian ... 43 3.2 Hubungan Antar Variabel... .. 52


(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Sampel Penelitian ... 97

2. Daftar Perhitungan Sampel Penelitian ... 101

3. Daftar Uji Coba Angket Penelitian ... 102

4. Kisi-Kisi Angket Variabel X (Perhatian Orang Tua) ... 103

5. Angket Perhatian Orang Tua ... 104

6. Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket ... 107

7. Hasil Uji Validitas Angket Perhatian Orang Tua ... 113

8. Hasil Uji Reliabilitas Angket Perhatian Orang Tua ... 115

9. Rekap Skor Angket Perhatian Orang Tua ... 116

10. Rekap Hasil Belajar Siswa ... 123

11. Indeks Variabel Perhatian Orang Tua ... 131

12. Hasil Uji Normalitas Data ... 133

13. Hasil Uji Linearitas Data ... 134

14. Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linear sederhana ... 135


(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan membahas tentang hal-hal yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian. Bab ini terdiri dari: (1) latar belakang masalah; (2) identifikasi masalah; (3) pembatasan masalah; (4) rumusan masalah; (5) tujuan penelitian; dan (6) manfaat penelitian. Uraian selengkapnya ialah sebagai berikut:

1.1

Latar Belakang Masalah

Salah satu indikator kesuksesan pelaksanaan pendidikan ialah tingginya mutu sumber daya manusia yang dihasilkan. Sedangkan salah satu bentuk keberhasilan pendidikan dapat terlihat dari keberhasilan pembelajaran. Apabila pembelajaran berjalan dengan baik maka diharapkan hasil belajar yang diraih siswa juga baik.

Jihad dan Haris (2012: 14) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian dalam bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I Ayat I menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan


(18)

2

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Ayat dari Undang-Undang tersebut menerangkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dirancang secara sengaja untuk menjadikan manusia dalam hal ini adalah siswa berhasil dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan pendidikan seutuhnya, maka sekolah merupakan salah satu tempat yang tepat bagi siswa dalam mengembangkan potensi diri sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Susanto, 2013: 83).

Hal tersebut mendasari terbentuknya Permendiknas nomor 22 tahun 2006 yang mengatur tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Di dalamnya telah diatur materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, termasuk di dalamnya adalah sekolah dasar.

Dalam Susanto (2013: 79-80) Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan pada SD/MI diantarannya yaitu menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak, mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri, mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya, menghargai keberagaman, menggunakan informasi tentang lingkungan, menunjukan kemampuan berpikir dengan bimbingan guru, menunjukan rasa keingintahuan yang tinggi dan kemampuan memecahkan masalah, menunjukan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan, kecintaan dan kebanggaaan terhadap bangsa, kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal, menunjukan kebiasaan hidup sehat dan memanfaatkan waktu


(19)

3

luang, berkomunikasi secara jelas dan santun, bekerja sama dan tolong menolong serta menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya, menunjukan kegemaran membaca dan menulis, serta menunjukan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung.

Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan di sekolah dasar dimaksudkan untuk membentuk manusia yang memiliki karakter serta kepribadian yang mulia, kreatif, kritis, santun, taat beragama, peduli terhadap sesama manusia dan lingkungan alam sekitar, bekerja sama, dan saling menolong. Sedangkan tujuan akhir dari pendidikan dasar ialah diperolehnya pengembangan pribadi siswa yang membangun dirinya dan ikut serta bertanggung jawab terhadap pengembangan bangsa, mampu melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya. Apabila siswa mampu memenuhi standar tersebut, maka dikatakan berhasil dan dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Untuk mencapai tujuan akhir pendidikan perlu kerja sama yang baik antar semua pihak yang terkait. Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pemerintah tidak boleh memonopoli semuanya, melainkan bersama dengan keluarga dan masyarakat berusaha agar pendidikan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Munib, 2012: 24).

Dari hasil wawancara pendahuluan dengan kepala UPT Kecamatan Kandangserang diketahui bahwa hasil belajar siswa di Sekolah Dasar tergolong rendah dibandingkan dengan Kecamatan lain. Diungkapkan bahwa hasil belajar


(20)

4

siswa Sekolah Dasar di Daerah Binaan III menempati peringkat terendah dari tiga Daerah Binaan di Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan.

Dimyati dan Mudjiono (2013: 10) mengungkapkan bahwa hasil belajar berupa kapabilitas yang timbul dari rangsangan yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran di sekolah namun, juga karena rangsangan dari lingkungan sekitar.

Lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2010: 60) diantaranya yaitu faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiganya mempunyai pengaruh yang penting terhadap hasil belajar siswa namun, pengaruh yang paling besar yaitu berasal dari keluarga.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan sebagai pendidikan pertama karena anak pertama kali mendapatkan pengaruh pendidikan adalah dari dan di dalam keluarganya. Sedangkan dikatakan sebagai pendidikan yang utama karena sekalipun anak mendapatkan pendidikan dari sekolah dan masyarakat, namun tanggung jawab kodrati pendidikan terletak pada orang tuanya.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang memberikan pengajaran dalam segala hal dan nantinya akan diperkuat dalam pengajaran di sekolah atau pendidikan formal. Seseorang mendapatkan bekal pertama untuk menjalani kehidupan adalah dari keluarga, sehingga idealnya keluarga memberikan lingkungan yang baik demi menunjang keberhasilan anak baik dalam


(21)

5 segi akademik maupun sosial.

Keluarga dalam hal ini orang tua mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan belajar anak. Orang tua selain sebagai pendidik juga sebagai pembimbing dan juga penanggung jawab bagi anak. Tanggung jawab orang tua tidak hanya sekedar menyekolahkan anaknya namun lebih dari itu juga harus memperhatikan kegiatan belajar anak di rumah.

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh pintar, cerdas dan berakhlak mulia. Untuk mencapai keberhasilan anak seperti yang diinginkan orang tua maka harus disadari bahwa faktor orang tua sangatlah penting pengaruhnya. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2010: 61) orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan–kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan luar individu. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang kuat dalam kegiatan belajar anak. Anak cenderung akan giat dan sungguh-sungguh dalam belajar karena merasa diperhatikan dan dianggap penting oleh orang tuanya. Dengan perhatian yang diberikan orang tua maka anak akan


(22)

6

merasa bahwa keberhasilannya dalam belajar tidak hanya untuk dirinya namun diharapkan juga oleh orang tuanya.

Usia SD (6 sampai 10/12 tahun) dikatakan sebagai akhir masa kanak-kanak (Soeparwoto, dkk, 2005: 55). Masa ini dianggap sebagai usia yang menyulitkan, tidak rapi, suka bertengkar, usia berkelompok dan usia penyesuaian diri. Masa ini juga dikatakan sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi, yaitu masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, sangat sukses, atau tidak sukses. Sehingga dalam masa ini perhatian orang tua sangatlah diperlukan untuk mendukung keberhasilan anak.

Di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang terdapat sepuluh Sekolah Dasar yang seluruhnya merupakan Sekolah Dasar milik pemerintah. Kemudian dari wawancara pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis terhadap beberapa siswa di Daerah Binaan III, dapat diketahui bahwa orang tua jarang sekali memperhatikan kegiatan belajar mereka di rumah. Selain itu orang tua juga sibuk bekerja sehingga menyerahkan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya kepada sekolah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kurangnya perhatian orang tua disebabkan anggapan bahwa pendidikan merupakan tugas guru di sekolah sehingga sudah cukup hanya menyekolahkan saja, maka tanggung jawab mereka atas pendidikan anaknya telah terpenuhi. Mereka beranggapan bahwa tidak perlu lagi memperhatikan belajar anaknya di rumah karena sudah cukup belajar di sekolah. Selain itu pengetahuan orang tua terhadap pentingnya pendidikan bagi anak masih rendah, serta mereka juga kurang menyadari


(23)

7

pentingnya perhatian orang tua terhadap hasil belajar anak.

Jadi dapat dikatakan bahwa kurangnya perhatian orang tua, diduga dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Bagaimanapun kesibukan orang tua, hendaknya mereka bisa meluangkan waktu untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anaknya dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Perhatian Orang Tua dalam Kegiatan Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan”.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan dan sesuai dengan judul penelitian yang telah penulis kemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang ada yaitu:

1) Hasil belajar yang dicapai sebagian besar siswa Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan masih rendah.

2) Kurangnya perhatian orang tua pada kegiatan belajar anak yang disebabkan karena sebagian besar orang tua menghabiskan waktunya untuk bekerja.

3) Rendahnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendidikan menyebabkan mereka tidak menyadari akan pentingnya perhatian orang tua dalam kegiatan belajar anak yang sangat perpengaruh


(24)

8 pada hasil belajar.

4) Orang tua menyerahkan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya pada pihak sekolah tanpa memberikan perhatian terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah.

1.3

Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang dapat ditindaklanjuti dalam penelitian ini, namun mengingat keterbatasan baik dari segi waktu, dana, tenaga dan pengalaman peneliti, maka tidak semua permasalahan tersebut dapat ditindaklanjuti. Pembatasan masalah dilakukan agar pelaksanaan penelitian lebih efektif dan efisien. Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut.

1) Masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh perhatian orang tua dalam kegiatan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan.

2) Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan. 3) Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai akhir siswa kelas IV

Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang semester satu tahun ajaran 2014/2015.

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang telah penulis uraikan, maka permasalahan yang hendak diselesaikan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana


(25)

9

pengaruh perhatian orang tua dalam kegiatan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan?”

1.5

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1) Untuk menganalisis pengaruh perhatian orang tua dalam kegiatan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan.

2) Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh perhatian orang tua dalam kegiatan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan.

1.6

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terdiri dari manfaat teoritis dan praktis. Uraian dari keduanya yaitu sebagai berikut.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini memberikan beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut.

1) Memberikan gambaran tentang pengaruh perhatian orang tua dalam kegiatan belajar anak terhadap hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan.


(26)

10

2) Penelitian ini juga dapat dijadikan sumber bacaan dan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya, khususnya di bidang psikologi pendidikan.

1.6.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini memberikan manfaat bagi siswa, guru, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.

1.6.2.1 Bagi siswa

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadikan siswa lebih patuh dan menghargai perhatian yang diberikan oleh orang tuanya.

1.6.2.2 Bagi guru

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan intropeksi guru bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan kerja sama yang erat antara guru dan orang tua dalam hal memperhatikan belajar siswa.

1.6.2.3 Bagi orang tua

Diharapkan hasil penelitian ini memberikan informasi bagi orang tua sehingga dapat meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya pemberian perhatian kepada anak dalam kegiatan belajarnya dirumah. Sehingga hasil belajar anak yang dicapai di sekolah lebih maksimal.

1.6.2.4 Bagi sekolah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada sekolah sehingga, dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menyusun program-program sekolah dalam usaha meningkatkan


(27)

11

1.6.2.5 Bagi masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa perhatian orang tua dalam kegiatan belajar anak di rumah sangatlah penting karena dapat meningkatkan hasil belajar yang diraih di sekolah. Sehingga membangkitkan kesadaran para orang tua agar dapat memberikan perhatian yang intensif terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah.


(28)

12

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini dijelaskan tentang kajian pustaka, hubungan antar variabel, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Uraian selengkapnya mengenai landasan teori dan hipotesis yaitu sebagai berikut:

2.1

Kajian Teori

Bagian ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Terdapat beberapa hal yang menurut penulis penting untuk dijabarkan dalam kajian teori ini, seperti perhatian, orang tua, perhatian orang tua, belajar, hasil belajar dan karakteristik perkembangan manusia. Hal tersebut penting karena berkaitan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Uraian selengkapnya dari hal-hal tersebut yaitu sebagai berikut.

2.1.1 Pengertian Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang anak dalam membantu tumbuh kembangnya. Setiap orang tua pastinya menginginkan anaknya tumbuh menjadi manusia yang pintar, cerdas, berguna bagi nusa bangsa dan agamanya. Hal tersebut dapat tercapai apabila anak berhasil dalam proses belajaranya. Salah satu yang menentukan dan dapat membantu keberhasilan belajar anak adalah perhatian dari orang tuanya. Oleh karena itu orang tua harus menyadari pentingnya perhatian terhadap keberhasilan belajar anaknya.


(29)

13 Sebelum membahas lebih jauh tentang perhatian orang tua, perlu dipahami terlebih dahulu pengertian dari perhatian itu sendiri. Perhatian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai hal memperhatikan; apa yang diperhatikan. Beberapa ahli juga mengungkapkan pengertian perhatian, diantaranya Suryabrata (2013: 14) mengungkapkan, perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2010: 105) bahwa perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari luar lingkungan sekitar. Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pendapat para ahli di atas yaitu bahwa perhatian merupakan pemusatan tenaga fisik maupun pesikis yang tertuju pada suatu objek yang dikehendakinya.

Selanjutnya pengertian orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu dan merupakan hasil ikatan perkawinan yang sah. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya. Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan orang tua adalah “ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua, orang yang dihormati”. Orang tua dalam penelitian ini adalah ayah dan ibu dari anak (jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu) atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut, wali siswa atau orang tua asuh jika anak tersebut tinggal bersama wali.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua merupakan pemusatan tenaga fisik maupun psikis dari orang tua (ayah dan ibu) yang tertuju pada anakanya. Pemusatan tenaga pisik dan psikis ini tergambar dengan


(30)

14 pemberian dukungan, dorongan dan arahan oleh orang tua kepada anaknya dalam rangka menunjang keberhasilan belajar anak.

Orang tua merupakan pengemban tanggung jawab pendidikan anak. Secara kodrati orang tua bertanggung jawab atas pendidikan anak, dan dengan kasih sayangnya orang tua mendidik anak. Tanggung jawab ini tidak bisa digantikan atau hanya diembankan pada guru di sekolah. Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan paling utama, sedangkan guru di sekolah hanya merupakan pendidik setelah orang tua.

2.1.2 Macam-macam Perhatian

Sumadi Suryabrata (2014: 14) membedakan perhatian menjadi beberapa macam, yaitu: (1) atas dasar intensitasnya; (2) atas dasar cara timbulnya; (3) atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian.

Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin, maka perhatian dibedakan menjadi perhatian intensif dan perhatian tidak intensif.

Selanjutnya atas dasar cara timbulnya, dibedakan menjadi perhatian spontan (perhatian tak disengaja) dan perhatian sekehendak (perhatian disengaja).

Kemudian atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, dibedakan menjadi perhatian terpancar (distribusif) dan perhatian terpusat (konsentratif).

Abu Ahmadi (2009: 144-146) mengemukakan macam-macam perhatian antara lain: (1) perhatian spontan dan disengaja; (2) perhatian statis dan dinamis; (3) perhatian konsentratif dan distributif; (4) perhatian sempit dan luas; (5) perhatian fiktif dan fluktuatif.


(31)

15 Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan, atau biasa disebut perhatian asli. Sedangkan perhatian disengaja adalah perhatian yang timbul karena kemauan dan biasanya ada tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Perhatian statis merupakan perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Sedangkan perhatian dinamis adalah perhatian yang mudah berubah-ubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang lain.

Perhatian konsentratif (memusat), yaitu perhatian yang hanya ditujukan pada satu objek tertentu. Sedangkan perhatian distributif (terbagi-bagi), merupakan perhatian yang ditujukan kepada beberapa arah dalam waktu yang bersamaan.

Perhatian sempit adalah perhatian yang ditujukan pada suatu objek yang terbatas dan tidak mudah berpindah ke objek lain. Sedangkan perhatian luas merupakan perhatian yang tidak dapat mengarah pada hal-hal tertentu saja, sehingga orang yang mempunyai perhatian luas mudah tertarik pada hal-hal yang baru.

Perhatian fiktif (melekat), merupakan perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal dan melekat lama pada objek tertentu. Kemudian perhatian fluktuatif (bergelombang) adalah perhatian yang sangat subjektif, sehingga yang melekat hanyalah hal-hal yang dirasa penting bagi dirinya.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian

Menurut Abu Ahmadi (2009: 146-147) perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) pembawaan; (2) latihan dan kebiasaan; (3) kebutuhan;


(32)

16 (4) kewajiban; (5) keadaan jasmani; (6) suasana jiwa; (7) suasana di sekitar; (8) kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri.

Pembawaan, suatu objek pasti mempunyai pembawaan tertentu sehingga akan timbul perhatian terhadap objek tersebut.

Latihan dan kebiasaan, dari hasil latihan-latihan atau kebiasaan dapat memudahkan timbulnya perhatian terhadap bidang tertentu walaupun tidak ada bakat bawaan tentang bidang tersebut.

Kebutuhan, merupakan dorongan sedangkan dorongan tersebut mempunyai tujuan yang harus dicurahkan. Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian terhadap objek tersebut.

Kewajiban, di dalamnya terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang bersangkutan, ia menyadari atas kewajibannya itu. Dia tidak akan bersikap masa bodoh pada kewajibannya melainkan akan dijalankan dengan penuh perhatian.

Keadaan jasmani, kesehatan jasmani sangat mempengaruhi perhatian terhadap suatu objek. Apabila keadaan jasmani tidak baik maka akan mengganggu perhatian.

Suasana jiwa, seperti keadaan batin, perasaan, fantasi dan pikiran sangat mempengaruhi perhatin kita. Mungkin dapat mendorong dan sebaliknya dapat juga menghambat.

Suasana di sekitar, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi, keindahan, dan sebagainya juga dapat mempengaruhi perhatian.


(33)

17 juga sangat mempengaruhi perhatian kita. Jika rangsangannya kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek tersebut besar pula. Sebaliknya jika rangsangannya lemah, perhatian kita juga tidak akan begitu besar.

2.1.4 Bentuk-bentuk perhatian orang tua dalam kegiatan belajar anak Perhatian orang tua, terutama dalam hal pendidikan anak sangat diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar yang dilakukan anak sehari-hari di rumah. Berdasarkan pendapat Slameto (2010: 61) tentang perhatian orang tua yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak, maka dirumuskan bentuk perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak, antara lain: (1) pemberian bimbingan belajar; (2) pengawasan terhadap belajar anak; (3) pemberian penghargaan dan hukuman; (4) pemenuhan kebutuhan belajar; (5) menciptakan suasana belajar yang tenang dan tenteram; (6) memperhatikan kesehatan

anak. Penjabaran dari hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

2.1.4.1 Pemberian bimbingan belajar

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu tertentu. Dari definisi bimbingan tersebut dapat dikaitkan dengan bimbingan orang tua kepada anak, bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian bantuan kepada anak dalam menghadapi segala masalah dalam belajarnya. Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam masalah belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena masih labil, untuk itu orang tua perlu memberikan


(34)

18 bimbingan pada anak selama belajar.

2.1.4.2 Pengawasan terhadap belajar

Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya pengawasan yang ketat dari orang tua maka besar kemungkinan pendidikan anak tidak akan berjalan lancar.

Pengawasan orang tua berarti mengontrol semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan memberikan pengawasan terhadap belajar anak, maka orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, serta apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya.

Pengawasan orang tua bukanlah berarti pembatasan terhadap kebebasan anak tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika anak sudah mulai menunjukan tanda-tanda penyimpangan, maka orang tua yang bertindak sebagai pengawas harus segera mengingatkan anak.

Kelalaiannya di sini contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas orang tua untuk mengingatkan anak akan kewajiban belajarnya dan memberi pengertian kepada anak akan akibat jika tidak belajar. Dengan demikian anak akan terpacu untuk belajar sehingga hasil belajarnya akan meningkat. Selain itu pengetahuan orang tua tentang pengalaman anak di sekolah sangat membantu orang tua agar dapat memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas sekolah. Ketika anak merasa bahwa orang tuanya perhatian terhadap kegiatannya di sekolah maka


(35)

19 anak akan merasa nyaman untuk menceritakan segala kegiatannya kepada orang tua.

2.1.4.3 Pemberian penghargaan dan hukuman

Orang tua sebaiknya memberikan pujian dan penghargaan pada kemampuan atau prestasi yang diperoleh anak. Pujian dimaksudkan untuk menunjukan bahwa orang tua menilai dan menghargai usaha yang dilakukan anak. Bentuk lain penghargaan orang tua selain memberikan pujian adalah dengan memberikan semacam hadiah atau yang lain. Hadiah ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi pada anak, membuat anak gembira, serta untuk mempererat hubungan orang tua dengan anak.

Namun kadang kala orang tua juga dapat menggunakan hukuman. Hukuman diberikan jika anak melakukan sesuatu yang buruk, misalnya ketika anak malas belajar atau malas masuk ke sekolah. Tujuan diberikan hukuman ini adalah untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik, dan tujuan selanjutnya adalah mendidik dan mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku yang tidak baik. Di samping itu hukuman yang diberikan tidak boleh melebihi batas apalagi sampai menimbulkan trauma pada anak.

2.1.4.4 Pemenuhan kebutuhan belajar

Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak. Kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah belajarnya.


(36)

20 Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya seringkali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar.

Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk unsur yang sangat penting dalam upaya meningkatkan hasil belajar anak. Pada dasarnya buku merupakan salah satu sumber belajar, sehingga dengan dicukupinya kebutuhan anak akan buku dapat memperlancar proses belajar mengajar di dalam kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak.

2.1.4.5 Menciptakan suasana belajar yang tenang dan tentram

Orang tua harus menciptakan ruang dan suasana rumah yang aman dan nyaman ketika anak sedang belajar, sehingga anak tidak merasa terganggu. Suasana rumah yang gaduh dan ramai tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang sedang belajar. Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder, TV, suara penghuni rumah yang rebut, maupun suara pertengkaran orang tua pada waktu belajar, dapat mengganggu konsentrasi belajar anak (Slameto, 2010: 63).

Suasana rumah yang tenang dan tentram akan membuat anak merasa betah tinggal di rumah, dapat berkonsentrasi dalam belajar, sehingga akan mendukung belajar anak. Sebaliknya suasana rumah yang gaduh dan tidak kondusif akan membuat anak susah konsentrasi dalam belajar.


(37)

21

2.1.4.6 Memperhatikan kesehatan anak

Orang tua harus memperhatikan makanan yang dimakan anak, gizi makanan yang diberikan, istirahat anak, dan kesehatan badan yang lainnya. Selain itu juga memeriksakan anak ke dokter atau Puskesmas terdekat ketika anak sakit. Saat kesehatan anak baik maka kegiatan belajar anakpun akan berjalan dengan baik dan memungkinkan anak mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa usaha dan berbagai bentuk perhatian orang tua dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan kegiatan belajar sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar anak. Bagaimanapun sibuknya orang tua, hendaknya mereka tetap memberikan waktu dan perhatian kepada anak-anaknya setiap hari karena anak merupakan tunas dan harapan masa depan bangsa.

Bentuk perhatian orang tua dapat direalisasikan dengan cara memberikan bimbingan belajar, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian penghargaan dan hukuman, pemenuhan kebutuhan belajar, penciptaan suasana belajar yang tentram dan nyaman, serta memperhatikan kesehatan anak.

2.1.5 Pengertian hasil belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional (Purwanto, 2013:44).

Belajar menurut Slameto (2010: 2) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang dalam memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru


(38)

22 secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sejalan dengan hal tersebut Djamarah (2011: 13) mendefinisikan belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan keseluruhan tingkah laku individu yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah menjalani aktivitas belajar (Rifa‟i dan Anni, 2011: 85). Sejalan dengan itu Jihad dan Haris (2012: 14) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian dalam bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Perubahan perilaku tersebut tercapai karena penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses pengajaran yang telah ditetapkan.

Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar, bukan saja perubahan yang mengenai pengetahuan, tetapi juga


(39)

23 kemampuan untuk membentuk kecakapan dalam bersikap. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang tepat.

2.1.6 Pengajaran dan pembelajaran

Pandangan tentang istilah pengajaran terus menerus berkembang dan mengalami kemajuan (Hamalik,2013: 53). Dari awalnya pengajaran diartikan sama dengan kegiatan mengajar, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Kegiatan guru adalah yang paling aktif, menonjol dan paling menentukan. Kemudian berkembang menjadi pengajaran adalah interaksi belajar dan mengajar, dimana terjadi suatu proses saling mempengaruhi antara guru dengan siswa. Selanjutnya pengajaran dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki arti lebih luas daripada hanya suatu proses atau prosedur belaka. Pengajaran identik dengan pendidikan dimana setiap kegiatan pengajaran adalah

untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu belajar dan mengajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajara adalah proses membantu siswa agar dapat belajar dengan baik (Susanto,2013: 19). 2.1.7 Domain hasil belajar

Belajar memunculkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar


(40)

24 dalam diri siswa (Purwanto, 2013: 48).

Dalam usaha memudahkan memahami dan mengukur perubahan perilaku kejiwaan manusia dibagi menjadi tiga domain atau ranah yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selanjutnya untuk kepentingan pengukuran perubahan perilaku akibat belajar akan mencangkup pengukuran atas domain kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil belajarnya.

Domain hasil belajar merupakan perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan (Purwanto, 2013: 48). Setiap siswa mempunyai potensi untuk dididik. Potensi itu merupakan perilaku yang dapat diwujudkan menjadi kemampuan nyata.

Manusia mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar mengusahakan perubahan perilaku dalam domain-domain tersebut sehingga hasil belajar merupakan perubahan perilaku dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Domain-domain dalam perilaku kejiwaan bukanlah kemampuan tunggal. Untuk kepentingan pengukuran hasil belajar domain-domain disusun secara bertingkat mulai dari yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan kompleks. Domain kognitif diklasifikasikan menjadi kemampuan hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Domain afektif hasil belajar meliputi kemampuan penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi. Sedangkan domain psikomotorik terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreatifitas.


(41)

25 2.1.8 Macam-macam tes hasil belajar

Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur pengusaaan siswa atas materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa (Purwanto, 2013: 66). Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi tersebut.

Purwanto (2013: 67) membagi tes hasil belajar menjadi empat macam menurut peranan fungsionalnya dalam pembelajaran, yaitu: (1) tes formatif; (2) tes sumatif; (3) tes diagnostik; (4) tes penempatan.

Tes formatif diujikan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar

dalam satu program telah membentuk perilaku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam program tersebut. Tes formatif dalam praktik pembelajaran biasa dikenal sebagai ulangan harian. Dalam perencanaan pengajaran, komponen-komponen dan proses pembelajaran untuk satu pokok bahasan direncanakan dalam sebuah satuan pembelajaran. Evaluasi yang direncanakan dalam satuan pembelajaran adalah evaluasi yang dilakukan berdasarkan tes formatif.

Tes sumatif digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang telah disampaikan dalam satuan waktu tertentu misalnya semester. Dalam praktik pengajaran tes sumatif dikenal dengan sebutan ujian akhir semester.

Tes hasil belajar diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi. Dengan


(42)

26 mengetahui jenis masalah yang dihadapi siswa maka guru dapat mengusahakan pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan maslah yang dihadapi.

Tes penempatan berguna untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna menempatkan siswa ke dalam kelas yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Dalam praktik pembelajaran penempatan merupakan hal yang banyak dilakukan, misalnya siswa yang masuk ke SMA memperoleh tes penempatan untuk menempatkan siswa ke dalam kelompok IPA, IPS atau Bahasa.

2.1.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Belajar merupakan aktivitas yang berlangsung melalui proses, sudah pasti tidak akan lepas dari pengaruh, baik pengaruh dari luar maupun pengaruh dari dalam individu itu sendiri, kegagalan dan keberhasilan dari pendidikan atau pengajaran itu tidak terlepas dari pengaruh tersebut. Jadi, untuk memperoleh hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu (internal) dan dari luar individu ( Djamarah, 2011: 175).

Slameto (2010: 54-72) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: (1) faktor yang berasal dari diri sendiri (internal); (2) faktor yang berasal dari luar diri (eksternal).

Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal), meliputi: (1) faktor jasmaniah (fisiologi); (2) faktor psikologis; (3) faktor kelelahan.

Faktor jasmaniah digolongkan menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing,


(43)

27 serta mudah ngantuk. Selain itu keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, karena kegiatan belajar siswa akan terganggu jika ia mempunyai cacat tubuh.

Selanjutnya faktor psikologis digolongkan menjadi tujuh diantaranya: (1) faktor inteligensi; (2) perhatian; (3) minat; (4) bakat; (5) motif; (6) kematangan; (7) kesiapan.

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan dalam situasi yang baru, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak, serta mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemajuan belajar, dalam situasi yang sama siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil dari siswa yang tingkat inteligensinya rendah.

Agar dapat memperoleh hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika hal tersebut tidak menjadi perhatian siswa maka akan timbul kebosanan sehingga siswa malas untuk belajar.

Minat juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka tidak akan ada daya tarik untuk siswa belajar dengan sungguh-sungguh.

Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik karena siswa merasa senang untuk mempelajarinya sehingga akan lebih giat dalam belajar.


(44)

28 Proses belajar harus memperhatikan hal apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik. Motif yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar, di dalam membentuk motif yang kuat dapat dilakukan dengan mengadakan latihan-latihan atau pembiasaan-pembiasaan.

Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap atau matang. Kemajuan baru untuk memiliki kecakapan tergantung dari kematangan dan belajar.

Kesiapan juga perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dalam keadaan siap dalam dirinya maka hasil belajar yang diperolehnya akan lebih baik.

Faktor dari dalam diri selanjutnya yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor kelelahan. Kelelahan dapat dibedakan menjadi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan sangat mempengaruhi belajar siswa, agar siswa dapat belajar dengan baik maka haruslah terhindar dari kelelahan. Dalam kegiatan belajar siswa harus bebas dari kelelahan agar apa yang dipelajarinya dapat diterima dengan baik.

Selanjutnya faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang bersumber dari luar dirinya. Beberapa hal yang mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa yang berasal dari luar, yaitu: (1) faktor lingkungan keluarga; (2) faktor lingkungan sekolah; (3) faktor lingkungan masyarakat.

Faktor lingkungan keluarga sangat menentukan hasil belajar seseorang. Adanya hubungan yang harmonis dalam keluarga, tersedianya fasilitas belajar, keadaan ekonomi yang cukup, suasana yang mendukung dan perhatian orang tua


(45)

29 terhadap perkembangan proses belajar anak dapat menjadikan anak semangat sehingga hasil belajar yang diraihnya dapat maksimal. Kondisi lingkungan keluarga yang dapat mempengaruhi belajar anak dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan, yaitu: (1) cara orang tua mendidik anak; (2) hubungan orang tua dan anak; (3) sikap pengertian orang tua; (4) ekonomi keluarga; (5) suasana dalam keluarga; (6) latar belakang kebudayaan.

Setiap keluarga memiliki spesifikasi dalam mendidik anak, ada yang secara diktator, demokratis dan acuh tak acuh, yang mana hal ini akan mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa tersebut.

Ada bermacam-macam hubungan orang tua dan anak, ada yang dekat sekali, sehingga kadang-kadang mengakibatkan anak menjadi bergantung ataupun manja, ada yang acuh tak acuh, sehingga dalam diri anak timbul reaksi frustasi, ada pula yang jauh, karena orang tua yang terlalu keras terhadap anak sehingga menghambat proses belajar, serta anak selalu diliputi ketakutan yang terus menerus.

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar maka hendaknya orang tua tidak membebaninya dengan tugas-tugas rumah.

Selain itu faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan keluarga. Keharmonisan hubungan orang tua dan anak kadang-kadang tidak terlepas dari faktor ekonomi, demikian pula faktor keberhasilan seseorang, namun faktor ekonomi keluarga ini pengaruhnya bersifat tidak mutlak.


(46)

30 bagi anak. Apabila suasana rumah itu selalu gaduh, tegang, sering ribut dan bertengkar, akibatnya anak tidak dapat belajar dengan nyaman, karena belajar membutuhkan ketenangan dan konsentrasi.

Latar belakang kebudayaan khususnya kebiasaan dalam rumah juga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Sehingga dalam diri anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong semangat belajar anak.

Selanjutnya kondisi lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain: metode mengajar guru, kurikulum yang digunakan, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor lingkungan sekolah seperti yang telah disebutkan di atas mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap hasil belajar yang diraih siswa, karena hampir sepertiga dari kehidupan anak sehari-hari berada di sekolah.

Selain itu faktor lingkungan masyarakat juga berpengaruh besar pada belajar anak. Faktor masyarakat disebut juga sebagai faktor lingkungan sekitar anak dimana dia berada, hal ini juga memberikan pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak. Faktor ini dibagi menjadi empat macam, antara lain: (1) kegiatan siswa dalam masyarakat; (2) media masa; (3) teman bergaul; (4) bentuk kehidupan masyarakat.

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menunjang perkembangan pribadinya. Namun jika tidak bisa mengatur waktunya dengan bijaksana maka akan mengganggu kegiatan belajarnya, karena siswa terlalu disibukan dengan


(47)

31 kegiatan di lingkungan masyarakatnya.

Lingkungan masyarakat selanjutnya yang mempengaruhi belajar anak yaitu media masa. Beberapa benda yang termasuk dalam media masa antara lain adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik. Semua hal tersebut dapat dimanfaatkan secara positif sebagai penunjang belajar siswa, namun juga bisa berdampak negatif bila disalah gunakan. Karena itu kewajiban dan perhatian orang tua dan guru sangat diperlukan untuk mengendalikan mereka

Teman bergaul juga berpengaruh pada keberhasilan belajar anak. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa namun sebaliknya teman bergaul yang tidak baik pasti mempengaruhi siswa secara negatif. Sehingga perhatian orang tua sangat diperlukan untuk terus dan selalu mengawasinya.

Lingkungn masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak baik akan berpengaruh negatif pada siswa. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah lingkungan yang baik maka juga akan membawa pengaruh yang baik pula pada perkembangan siswa.

Dari uraian materi di atas dapat diketahui bahwa banyak sekali faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Faktor tersebut berasal dari dalam dan luar diri siswa. Salah satu faktor yang penting berasal dari orang tua. Sebagai orang tua hendaknya dapat memberikan yang terbaik bagi anak sehingga dapat mendorong kearah yang lebih baik. Bentuk dari dorongan orang tua yaitu dengan mengusahakan memenuhi faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dengan semaksimal mungkin.


(48)

32 afektif, dan psikomotorik. Akumulasi nilai dari semua tes tersebut tertuang dalam rapot. Rapot berisi akumulasi nilai siswa selama satu semester.

2.1.10 Karakteristik Perkembangan Manusia

Harlock (1980) dalam Soeparwoto, Hendriyani, Litfiah (2005 : 55) membagi rentang kehidupan manusia menjadi 10 fase perkembangan, yaitu: (1) periode pranatal; (2) masa kelahiran; (3) masa bayi; (4) awal masa kanak-kanak; (5) akhir masa kanak-kanak; (6) masa puber atau pra remaja; (7) masa remaja; (8) masa dewasa dini; (9) masa dewasa madya; (10) masa dewasa lanjut atau usia lanjut.

Periode pranatal dimulai pada saat pembuahan dan berakhir pada kelahiran, kurang lebih selama sembilan bulan.

Masa kelahiran (kelahiran sampai akhir minggu kedua) memilki ciri-ciri yang paling penting yaitu antara lain: (a) periode yang tersingkat dari semua masa perkembangan; (b) masa terjadinya penyesuaian yang radikal; (c) masa terhentinya perkembangan; (d) pendahuluan dari perkembangan selanjutnya; (e) periode yang berbahaya.

Masa bayi memiliki ciri-ciri penting yang membedakannya dari periode sebelum dan sesudahnya yaitu antara lain merupakan masa dasar yang sesungguhnya, pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat, berkurangnya ketergantungan, meningkatnya individualitas, permulaan sosialisasi, permulaan berkembangnya penggolongan peran seks, dan permulaan kreativitas.

Sebagian besar orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengundang masalah dan usia mainan. Sedangkan para ahli psikologi


(49)

33 menyebut masa ini sebagi usia berkelompok, usia menjelajah, bertanya,meniru, dan kreatif.

Para orang tua biasa menyebut akhir masa kanak-kanak sebagai usia yang menyulitkan, usia tidak rapi, dan usia bertengkar. Sedangkan para pendidik menyebutnya sebagai usia sekolah dasar dan periode kritis dalam dorongan berprestasi. Sementara itu label yang digunakan ahli psikologi untuk masa ini yaitu usia berkelompok dan penyesuaian diri.

Masa puber atau pra-remaja merupakan periode tumpang tindih karena kedudukan puber berada di antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Masa ini juga merupakan periode yang singkat yaitu antara dua sampai empat tahun. Pertumbuhan dan perubahan terjadi dengan sangat pesat pada masa ini. Masa ini juga sering disebut sebagai fase negatif.

Ciri-ciri pada masa remaja yaitu merupakan periode yang penting, peralihan, dan perubahan. Masa ini juga disebut sebagai usia bermasalah, mencari identitas,

usia yang menimbulkan ketakutan, masa yang tidak realistik, dan ambang masa dewasa.

Ciri-ciri yang menonjol pada dewasa dini yaitu merupakan masa pengaturan, usia reproduktif, masa bermasalah, masa ketegangan emosional, keterasingan sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, perubahan nilai, penyesuaian diri dengan cara hidup baru, dan merupakan masa kreatif.

Sedangkan ciri-ciri pada masa dewasa madya yaitu merupakan periode yang sangat ditakuti, masa transisi, masa stress, usia yang berbahaya, usia


(50)

34 canggung, masa berprestasi, masa evaluasi, sepi, dan jenuh.

Masa dewasa lanjut atau usia lanjut merupakan periode kemunduran, perbedaan individual pada efek menua, usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda, orang usia lanjut mempunyai status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, masa ini merupakan masa penyesuain yang buruk dan keinginan menjadi muda kembali sangat kuat.

Jadi dari penjabaran di atas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa Sekolah Dasar termasuk dalam periode akhir masa kanak-kanak. Masa ini merupakan masa yang dianggap sulit sehingga membutuhkan peran orang tua yang sangat besar. Memberikan perhatian lebih pada kegiatan belajar anak dirumah dapat menjadi cara yang tepat dalam mengontrol perkembangan anak pada masa ini.

2.2

Hubungan Antar Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu hasil belajar (Y) dan perhatian orang tua (X). Keberhasilan belajar anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari individu tersebut seperti intelegensi, sedangkan faktor eksternal seperti faktor keluarga, guru, dan kondisi tempat belajar (sekolah). Dari berbagai faktor tersebut keluarga menjadi salah satu yang terpenting karena orang tua merupakan pembina pribadi yang paling pertama, utama dan paling dekat dengan anak. Anak menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sehingga orang tua mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar terhadap belajar anak di luar jam sekolah.


(51)

35 Perhatian orang tua dalam kegiatan belajar anak di rumah merupakan faktor keluarga yang sangat penting dalam upaya menyukseskan anak dalam belajarnya. Kurangnya perhatian orang tua akan menyebabkan anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar sehingga kemungkinan gagal dalam belajarnya menjadi lebih besar. Jadi kesuksesan anak dalam belajar tidak hanya ditentukan oleh faktor guru, sekolahnya, kualitas gurunya, dan lingkungan sosialnya tetapi yang paling penting adalah lingkungan keluarganya. Termasuk di dalamnya adalah partisipasi konkrit orang tua dalam bentuk perhatian yang ditunjukan saat anak di rumah.

2.3

Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan antara lain :

Pertama, penelitian yang dilaksanakan oleh Siti Nur „Azizah (Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta) dengan judul skripsi “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII SMPN 2 Temon Kulon Progo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar anak dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Temon Kulon Progo. Perhatian orang tua siswa kelas VIII SMPN 2 Kulon Progo termasuk dalam katagori sedang dengan nilai rata-rata sebesar 108,0315. Sedangkan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMPN 2 Temon Kulon Progo tahun ajaran 2008/2009 berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata sebesar 76,9789. Hasil uji hipotesis menunjukan tidak terdapat hubungan positif yang


(52)

36 signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMPN 2 Temon Kulon Progo tahun ajaran 2008/2009. Hal ini ditunjukan dengan nilai r0 < rt yakni 0.037 < 0.202 pada taraf signifikansi 5% dan 0.037 < 0.263 pada taraf signifikansi 1%.

Kedua, Penelitian yang dilaksanakan oleh Nanda Pradhana (Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta) dengan judul skripsi “Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas IV SD se Gugus Ontoseno Bagelen Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan antara intensitas perhatian orang tua dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar pada siswa kelas IV SD se-Gugus Ontoseno Bagelen Purworejo Tahun Ajaran 2011/ 2012. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara intensitas perhatian orang tua terhadap prestasi belajar pada siswa kelas IV SD se Gugus Ontoseno Bagelen Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012, dengan Fhitung 16,229 lebih besar dari Ftabel 3,96 (Fh > Ft). Serta terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara intensitas perhatian orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa kelas IV SD se Gugus Ontoseno Bagelen Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012, dengan Fhitung 11,289 lebih besar dari Ftabel 3,44 (Fh > Ft).

Ketiga, penelitian yang dilaksanakan oleh Sulistia Yulivianah dengan judul “Korelasi Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MA Negeri Lamongan Tahun Pelajaran 2011/2012”. Peneliti ini menyatakan bahwa


(53)

37 ada korelasi antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas XI MA Negeri Lamongan tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dari perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dapat kita ketahui bahwa keofisien korelasi atau hubungan antara dua variabel tersebut adalah 0,946785. Besarnya hasil dari “r” kerja adalah 0,946785 yang letaknya antara 0,800 sampai 1,00 maka dapat diambil kesimpulan bahwa korelasi perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa siswa kelas XI MA Negeri Lamongan tahun pelajaran 2011/2012 adalah tinggi.

Keempat, penelitian yang dilaksanakan oleh Feril Antoni Santoso (2014) dengan judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di Sma Mujahiddin Surabaya”. hasil penelitian ini adalah berdasarkan data data hasil penelitian tentang perhatian orang tua, diperoleh nilai Mean 43,17 standar deviasi 3,364 dan data prestasi belajar siswa diperoleh Mean 42,33 standar deviasi 2,940, sedangkan prestasi belajar siswa kelas II pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Y) dipengaruhi sebesar 67,30 % oleh perhatian orang tua siswa sedangkan sisanya 33,7% disebabkan oleh faktor lain.

Kelima, penelitian yang dilaksanakan Siska Eko Mawarsih (2013) dengan judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil simpulan, (1) Terdapat pengaruh yang signifikan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri Jumapolo, dengan nilai thitung 4,299 ≥ ttabel 1,977 pada taraf signifikansi 5%. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap


(54)

38 prestasi belajar siswa SMA Negeri Jumapolo, dengan nilai thitung 3,716 ≥ ttabel 1,977 pada taraf signifikansi 5%. (3) Terdapat pengaruh perhatian orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Siswa SMA Negeri Jumapolo, dengan nilai Ftabel 21,117 ≥ Ftabel 3,06 pada taraf signifikansi 5%. Sumbangan efektif perhatian orang tua (X1) sebesar 13,2% dan sumbangan efektif motivasi belajar (X2) sebesar 10,5%. Sumbangan relatif perhatian orang tua (X1) sebesar 56% dan sumbangan relatif motivasi belajar (X2) sebesar 44%.

Keenam, penelitian yang dilaksanakan oleh Weihua Fan dan Cathy M. Williams dengan judul “The effects of Parental Involvement on Students‟ Academic Self‐Efficacy, Engagement and Intrinsic Motivation”. Penelitian ini menguji berbagai dimensi keterlibatan orang tua yang berpengaruh pada motivasi siswa kelas 10 (keterlibatan, keberhasilan diri terhadap matematika dan bahasa Inggris, motivasi intrinsik terhadap matematika dan bahasa Inggris) dengan menggunakan data dari Pendidikan Longitudinal Study of 2002 (ELS 2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian pendidikan dari kedua orang tua untuk anak-dan hubungan yang sengaja dibuat antara sekolah dan orang tua tentang masalah di sekolah memiliki pengaruh yang kuat pada lima hasil motivasi. Sebaliknya, hubungan antara orang tua dan sekolah yang fokus pada masalah di sekolah berpengaruh negatif pada lima hasil motivasi yang diselidiki dalam penelitian ini. Selain itu, nasehat positif orang tua diperkirakan membuat keberhasilan diri siswa dalam bahasa inggris akan sebaik motivasi intrinsik terhadap bahasa inggris, dan aturan untuk menonton tv berhubungan positif dengan keterlibatan dan motivasi intrinsik pada bahasa inggris dan matematika.


(55)

39 Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Olatoye dan Agbatogun dengan judul “Parental involvement as a correlate of pupils‟ achievement in mathematics and science in Ogun State, Nigeria”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keterlibatan orang tua terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keterlibatan orang tua menyumbang 16,1% dalam prestasi belajar matematika murid sekolah dasar. Sedangkan menyumbang 13,5% untuk pencapaian prestasi Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini menunjukan bahwa keterlibatan orang tua merupakan hal penting dalam pencapaian prestasi belajar matematika dan IPA.

Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui bahwa penelitian yang akan dilakukan mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Persamaanya terletak pada variabel bebas yang digunakan dalam penelitian yaitu perhatian orang tua. Sedangkan perbedannya terletak pada subyek dalam penelitian.

2.4

Kerangka Berfikir

Segala bentuk perhatian dari orang tua sangatlah dibutuhkan oleh anak atau siswa. Karena perhatian orang tua dapat menjadi pendorong yang kuat untuk anak giat belajar dan mencapai hasil belajar yang baik.

Bentuk perhatian orang tua tersebut dapat berupa pemberian bimbingan belajar, pengawasan terhadap kegiatan belajar anak, pemberian penghargaan dan hukuman, pemenuhan fasilitas belajar, menciptakan suasana tenang dan tenteram, dan memperhatikan kesehatan anak. Semakin baik dan tinggi perhatian orang tua yang diberikan kepada anak, maka akan semakin berpengaruh terhadap hasil


(56)

40 belajarnya. Lain hal bagi anak yang memiliki orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, acuh tak acuh terhadap aktifitas belajar anaknya, maka dapat menyebabkan anak kurang termotivasi untuk belajar dan mengakibatkan hasil belajar yang dicapai rendah atau tidak memuaskan.

Jadi perhatian orang tua dengan segala bentuk pengaplisiannya yang ditunjukan terhadap pendidikan dan kegiatan belajar anak dapat mempengaruhi hasil belajar anak. Orang tua yang dapat mendidik anaknya dengan cara memberikan perhatian dan dorongan yang lebih akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar anak. Dan sebaliknya, orang tua yang tidak memperhatikan anaknya, acuh tak acuh, tidak memberikan dorongan akan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar anak.

Sehingga dengan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa jika siswa memiliki perhatian yang tinggi dari orang tua, maka akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua dalam kegiatan belajar anak terhadap hasil belajarnya, maka akan dilakukan penelitian mengenai hal tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan alur pemikirannya pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Hasil Belajar Siswa (Y)  Domain kognitif  Domain afektif  Domain

psikomotorik

Perhatian Orang Tua (X)  Memberikan bimbingan

belajar

 Pengawasan terhadap belajar  Pemberian penghargaan dan

hukuman

 Pemenuhan kebutuhan belajar  Menciptakan suasana belajar

yang tentang dan tentram  Memperhatikan kesehatan


(57)

41

2.5

Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 99) yang dimaksud dengan hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Sejalan dengan itu Arikunto (2013: 110) mendefinisikan hipotesis sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan kajian teori dengan rumusan kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

Ho : tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara perhatian orang tua dalam kegiatan belaja dengan hasil belajar pada siswa kelas IV Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan.

Ha : terdapat pengaruh positif yang signifikan antara perhatian orang tua dalam kegiatan belajar dengan hasil belajar pada siswa kelas IV Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan.


(58)

42

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bagian metode penelitian, berisi penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut antara lain: (1) desain penelitian; (2) populasi dan sampel; (3) variabel penelitian; (4) definisi operasional; (5) teknik pengumpulan data; (6) instrumen penelitian; (7) analisis data. Berikut uraian selengkapnya.

3.1

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian ex post facto. Kerlinger (1973) dalam Emzir (2012: 119) menerangkan bahwa penelitian kausal komparatif yang disebut juga sebagai penelitian ex post facto adalah penyelidikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang adanya hubungan diantara variabel tersebut dibuat berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat tanpa adanya intervensi.

Pendekatan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif, karena penelitian ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau angka dalam statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013: 11).


(59)

43

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi. Model analisis regresi dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa variabel-variabel yang diteliti memiliki hubungan yang fungsional. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Penelitian ini meneliti tentang pengaruh perhatian orang tua dalam kegiatan belajar anak terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan.

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

X : perhatian orang tua Y : hasil belajar

3.2

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Uraian selengkapnya mengenai prosedur penelitian dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan sebuah penelitian. Tahap persiapan antara lain mengajukan topik, menentukan tempat penelitian, melakukan wawancara tidak terstruktur, menentukan populasi dan sampel penelitian, mengajukan proposal, membuat


(60)

44

kisi-kisi dan membuat instrumen. Urainnya yaitu sebagai berikut. 1) Mengajukan topik

Setelah peneliti mendapatkan plotingan 3 topik skripsi, selanjutnya peneliti mengajukan tiga topik ke lembaga PGSD UPP Tegal. Kemudian dilakukan seleksi oleh para ahli untuk menentukan salah satu topik yang dijadikan sebagai topik untuk penelitian. Setelah penentuan topik dan bimbingan, topik yang terpilih yaitu bidang psikologi pendidikan dengan judul “pengaruh perhatian orang tua dalam kegiatan belajar anak terhadap hasil belajar siswa kelas IV sekolah dasar”.

2) Menentukan tempat penelitian

Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada kepala UPT Kecamatan Kandangserang, maka dapat ditentukan tempat yang tepat untuk melaksanakan penelitian yang sesuai dengan topik yang terpilih. Peneliti memilih seluruh SD yang berada dalam Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan dengan jumlah 10 SD. Alasan mengapa peneliti tertarik untuk memilih Daerah Binaan III ini karena menurut penuturan kepala UPT bahwa hasil belajar siswa di Daerah Binaan III merupakan yang terendah di kecamatan Kandangserang.

3) Melakukan wawancara tidak terstruktur

Tahap ini, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur terhadap kepala UPT Dindikbud Kecamatan Kandangserang dan pengawas Daerah Binaan III untuk mendapatkan informasi dan data awal untuk dijadikan acuan dalam melakukan penelitian.


(61)

45

4) Menentukan populasi

Tahap ini, peneliti menentukan populasi berdasarkan data awal yang diperoleh dari UPT Kecamatan Kandangserang. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV di seluruh SD dalam Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan yang berjumlah 245 siswa.

5) Menentukan sampel

Tahap ini, peneliti menentukan sampel dari populasi yang berjumlah 245 siswa. Penentuan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling dengan melihat tabel krecjie dengan taraf signifikansi α = 0,05 (5%) diperoleh 142 siswa (Sugiyono, 2013: 131).

6) Mengajukan proposal penelitian

Tahap ini, peneliti mengajukan proposal penelitian kepada lembaga PGSD UPP Tegal. Proposal yang diajukan sebelumnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yaitu Moh. Fathurrahman,S.Pd, M.Sn.

7) Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

Tahap ini, peneliti membuat kisi-kisi instrumen penelitian untuk variabel perhatian orang tua. Kisi-kisi dibuat berdasarkan indikator variabel perhatian orang tua yang kemudian dikembangkan lagi menjadi beberapa pernyataan.

8) Membuat instrumen penelitian

Tahap ini, peneliti membuat butir pernyataan instrumen variabel perhatian orang tua. Butir-butir pernyataan dikembangkan atas indikator


(62)

46

variabel penelitian. Butir pernyataan tersebut digunakan untuk uji coba instrumen sekaligus untuk penelitian. Hasil uji coba instrumen dilakukan untuk menentukan validitas dan reliabilitas instrumen.

9) Mengurus perijinan penelitian

Tahap ini, dilaksanakan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Peneliti mengurus perijinan yang dimulai dari dosen pembimbing (Moh. Fathurrahman,S.Pd, M.Sn), perijinan penelitian dari lembaga PGSD UPP Tegal, dan perijinan penelitian dari BAPEDA Kabupaten Pekalongan.

3.2.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:

1) Melakukan uji coba sekaligus pelaksanaan penelitian

Instrumen penelitian disebarkan ke seluruh SD di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan pada tanggal 30 Maret-9 April 2015. Penyebaran instrumen ini dilakukan untuk melakukan uji coba bagi sampel uji coba yang berjumlah 30 siswa dan sekaligus untuk penelitian bagi sampel yang berjumlah 149 siswa. Peneliti sebelumnya sudah menentukan terlebih dahulu jumlah sampel uji coba dan sampel yang akan dijadikan untuk penelitian. Pelaksanaan uji coba dan penelitian yang bersama-sama bertujuan untuk menghemat waktu. Setiap siswa baik sebagai sampel uji coba maupun sebagai sampel diminta untuk menjawab 41 butir


(63)

47

pernyataan dalam angket untuk variabel perhatian orang tua dengan 4 alternatif pilihan jawaban.

2) Menganalisis hasil uji coba

Hasil uji coba angket perhatian orang tua selanjutnya diolah oleh peneliti. Hasil uji coba ditabulasikan dengan bantuan Ms Excel kemudian diolah menggunakan program SPSS versi 20 untuk menguji validitas dan reliabilitas dari masing-masing soal. Setelah diuji maka diperoleh butir soal yang valid sejumlah 32 butir. Sehingga butir pernyataan yang memenuhi kriteria dapat diolah lebih lanjut untuk melakukan pengolahan data penelitian dengan analisis regresi linear sederhana.

3.2.3 Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian merupakan tahap yang dilaksanakan setelah melakukan analisis hasil uji coba. Tahapannya dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Mengolah data yang didapat dari pelaksanaan penelitian pada perhatian orang

tua.

2) Menyusun deskripsi data untuk perhatian orang tua sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat.

3) Menganalisis data hasil penelitian untuk menjawab hipotesis penelitian. 4) Menyusun pembahasan hasil penelitian untuk menjelaskan dan menganalisis

hasil penelitian.

5) Menarik kesimpulan hasil penelitian dengan analisis data yang digunakan. 6) Membuat laporan penelitian yang selanjutnya diajukan kepada lembaga.

3.3 Populasi dan Sampel


(1)

Lampiran 12

Hasil Uji Normalitas Data (

Kolmogorov-Smirnov

)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

perhatian

(x)

hasil belajar

(y)

N

149

149

Normal Parameters

a,b

Mean

83,24

73,7527

Std.

Deviation

11,478

4,09732

Most Extreme

Differences

Absolute

,076

,101

Positive

,048

,101

Negative

-,076

-,054

Kolmogorov-Smirnov Z

,923

1,236

Asymp. Sig. (2-tailed)

,362

,094

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(2)

Lampiran 13

Hasil Uji Linearitas Data

ANOVA Table

Sum of Squares

df Mean

Square

F Sig.

hasil belajar (y) * perhatian (x)

Between Groups

(Combined) 994,420 48 20,717 1,390 ,085

Linearity 134,194 1 134,194 9,005 ,003

Deviation

from Linearity 860,226 47 18,303 1,228 ,195

Within Groups 1490,210 100 14,902


(3)

Lampiran 14

Hasil Perhitungan Analisis Regresi Sederhana

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables Removed

Method 1 perhatian (x)b . Enter

a. Dependent Variable: hasil belajar (y) b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,232a ,054 ,048 3,99867

a. Predictors: (Constant), perhatian (x)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 134,194 1 134,194 8,393 ,004b

Residual 2350,436 147 15,989 Total 2484,630 148

a. Dependent Variable: hasil belajar (y) b. Predictors: (Constant), perhatian (x)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 66,847 2,406 27,781 ,000 perhatian (x) ,083 ,029 ,232 2,897 ,004 a. Dependent Variable: hasil belajar (y)


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Perhatian Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa

1 6 100

Pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Fatahillah Pondok Pinang Jakarta Selatan

0 3 16

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE DABIN I KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

3 28 277

PENGARUH KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE DAERAH BINAAN III KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

2 59 166

PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DAERAH BINAAN IV KECAMATAN CILACAP SELATAN KABUPATEN CILACAP

3 43 146

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SE DAERAH BINAAN II KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

4 62 173

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJARSISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 07 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

PENGARUH PARTISIPASI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SE-GUGUS III KECAMATAN PANJATAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015.

0 1 158

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN SIKAP SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ipi167493

0 1 6

PENGARUH PERHATIAN ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DAERAH BINAAN I KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

0 0 75