1
BAB 1 PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan membahas tentang hal-hal yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian. Bab ini terdiri dari: 1 latar belakang masalah; 2
identifikasi masalah; 3 pembatasan masalah; 4 rumusan masalah; 5 tujuan penelitian; dan 6 manfaat penelitian. Uraian selengkapnya ialah sebagai berikut:
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu indikator kesuksesan pelaksanaan pendidikan ialah tingginya mutu sumber daya manusia yang dihasilkan. Sedangkan salah satu bentuk
keberhasilan pendidikan dapat terlihat dari keberhasilan pembelajaran. Apabila pembelajaran berjalan dengan baik maka diharapkan hasil belajar yang diraih
siswa juga baik. Jihad dan Haris 2012: 14 mengungkapkan bahwa hasil belajar
merupakan pencapaian dalam bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan
dalam waktu tertentu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I Ayat I menjelaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
2
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Ayat dari Undang-Undang tersebut menerangkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dirancang secara sengaja untuk menjadikan manusia
dalam hal ini adalah siswa berhasil dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan pendidikan seutuhnya, maka sekolah merupakan salah satu tempat yang tepat bagi
siswa dalam mengembangkan potensi diri sesuai dengan tujuan yang diharapkan Susanto, 2013: 83.
Hal tersebut mendasari terbentuknya Permendiknas nomor 22 tahun 2006 yang mengatur tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Di dalamnya telah diatur materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,
termasuk di dalamnya adalah sekolah dasar. Dalam Susanto 2013: 79-80 Standar Kompetensi Lulusan Satuan
Pendidikan pada SDMI diantarannya yaitu menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak, mengenal kekurangan dan
kelebihan diri sendiri, mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya, menghargai keberagaman, menggunakan informasi tentang
lingkungan, menunjukan kemampuan berpikir dengan bimbingan guru, menunjukan rasa keingintahuan yang tinggi dan kemampuan memecahkan
masalah, menunjukan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan, kecintaan dan kebanggaaan terhadap bangsa, kemampuan untuk melakukan kegiatan seni
dan budaya lokal, menunjukan kebiasaan hidup sehat dan memanfaatkan waktu
3
luang, berkomunikasi secara jelas dan santun, bekerja sama dan tolong menolong serta menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya,
menunjukan kegemaran membaca dan menulis, serta menunjukan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung.
Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan di sekolah dasar dimaksudkan untuk membentuk manusia yang memiliki karakter serta
kepribadian yang mulia, kreatif, kritis, santun, taat beragama, peduli terhadap sesama manusia dan lingkungan alam sekitar, bekerja sama, dan saling menolong.
Sedangkan tujuan akhir dari pendidikan dasar ialah diperolehnya pengembangan pribadi siswa yang membangun dirinya dan ikut serta bertanggung jawab terhadap
pengembangan bangsa, mampu melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan,
dan lingkungannya. Apabila siswa mampu memenuhi standar tersebut, maka dikatakan berhasil dan dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Untuk mencapai tujuan akhir pendidikan perlu kerja sama yang baik antar semua pihak yang terkait. Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung
jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pemerintah tidak boleh memonopoli semuanya, melainkan bersama dengan keluarga dan
masyarakat berusaha agar pendidikan mencapai tujuan yang telah ditentukan Munib, 2012: 24.
Dari hasil wawancara pendahuluan dengan kepala UPT Kecamatan Kandangserang diketahui bahwa hasil belajar siswa di Sekolah Dasar tergolong
rendah dibandingkan dengan Kecamatan lain. Diungkapkan bahwa hasil belajar
4
siswa Sekolah Dasar di Daerah Binaan III menempati peringkat terendah dari tiga Daerah Binaan di Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan.
Dimyati dan Mudjiono 2013: 10 mengungkapkan bahwa hasil belajar berupa kapabilitas yang timbul dari rangsangan yang berasal dari lingkungan dan
proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran di
sekolah namun, juga karena rangsangan dari lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi hasil belajar menurut
Slameto 2010: 60 diantaranya yaitu faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiganya mempunyai pengaruh yang
penting terhadap hasil belajar siswa namun, pengaruh yang paling besar yaitu berasal dari keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan sebagai pendidikan pertama karena anak pertama kali mendapatkan
pengaruh pendidikan adalah dari dan di dalam keluarganya. Sedangkan dikatakan sebagai pendidikan yang utama karena sekalipun anak mendapatkan pendidikan
dari sekolah dan masyarakat, namun tanggung jawab kodrati pendidikan terletak pada orang tuanya.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang memberikan pengajaran dalam segala hal dan nantinya akan diperkuat dalam pengajaran di
sekolah atau pendidikan formal. Seseorang mendapatkan bekal pertama untuk menjalani kehidupan adalah dari keluarga, sehingga idealnya keluarga
memberikan lingkungan yang baik demi menunjang keberhasilan anak baik dalam
5
segi akademik maupun sosial. Keluarga dalam hal ini orang tua mempunyai andil yang besar dalam
keberhasilan belajar anak. Orang tua selain sebagai pendidik juga sebagai pembimbing dan juga penanggung jawab bagi anak. Tanggung jawab orang tua
tidak hanya sekedar menyekolahkan anaknya namun lebih dari itu juga harus memperhatikan kegiatan belajar anak di rumah.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh pintar, cerdas dan berakhlak mulia. Untuk mencapai keberhasilan anak seperti yang diinginkan
orang tua maka harus disadari bahwa faktor orang tua sangatlah penting pengaruhnya. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto 2010: 61 orang tua yang
kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan
kepentingan-kepentingan dan kebutuhan –kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak
mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, tidak mau tahu
bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam
belajarnya. Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek
yang datang dari dalam dan luar individu. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang kuat dalam kegiatan belajar anak. Anak cenderung akan giat dan
sungguh-sungguh dalam belajar karena merasa diperhatikan dan dianggap penting oleh orang tuanya. Dengan perhatian yang diberikan orang tua maka anak akan
6
merasa bahwa keberhasilannya dalam belajar tidak hanya untuk dirinya namun diharapkan juga oleh orang tuanya.
Usia SD 6 sampai 1012 tahun dikatakan sebagai akhir masa kanak- kanak Soeparwoto, dkk, 2005: 55. Masa ini dianggap sebagai usia yang
menyulitkan, tidak rapi, suka bertengkar, usia berkelompok dan usia penyesuaian diri. Masa ini juga dikatakan sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi,
yaitu masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, sangat sukses, atau tidak sukses. Sehingga dalam masa ini perhatian orang tua sangatlah
diperlukan untuk mendukung keberhasilan anak. Di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang terdapat sepuluh Sekolah
Dasar yang seluruhnya merupakan Sekolah Dasar milik pemerintah. Kemudian dari wawancara pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis terhadap beberapa
siswa di Daerah Binaan III, dapat diketahui bahwa orang tua jarang sekali memperhatikan kegiatan belajar mereka di rumah. Selain itu orang tua juga sibuk
bekerja sehingga menyerahkan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya kepada sekolah.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kurangnya perhatian orang tua disebabkan anggapan bahwa pendidikan merupakan tugas guru di
sekolah sehingga sudah cukup hanya menyekolahkan saja, maka tanggung jawab mereka atas pendidikan anaknya telah terpenuhi. Mereka beranggapan bahwa
tidak perlu lagi memperhatikan belajar anaknya di rumah karena sudah cukup belajar di sekolah. Selain itu pengetahuan orang tua terhadap pentingnya
pendidikan bagi anak masih rendah, serta mereka juga kurang menyadari
7
pentingnya perhatian orang tua terhadap hasil belajar anak. Jadi dapat dikatakan bahwa kurangnya perhatian orang tua, diduga dapat
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Bagaimanapun kesibukan orang tua, hendaknya mereka bisa meluangkan waktu untuk memberikan perhatian lebih
kepada anak-anaknya dalam belajar. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih mendalam yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Perhatian Orang Tua dalam Kegiatan Belajar terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan dan sesuai dengan judul penelitian yang telah penulis kemukakan, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang ada yaitu: 1
Hasil belajar yang dicapai sebagian besar siswa Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan III Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan
masih rendah. 2
Kurangnya perhatian orang tua pada kegiatan belajar anak yang disebabkan karena sebagian besar orang tua menghabiskan waktunya
untuk bekerja. 3
Rendahnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendidikan menyebabkan mereka tidak menyadari akan pentingnya perhatian
orang tua dalam kegiatan belajar anak yang sangat perpengaruh
8
pada hasil belajar. 4
Orang tua menyerahkan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya pada pihak sekolah tanpa memberikan perhatian terhadap kegiatan belajar
anaknya di rumah.
1.3 Pembatasan Masalah