Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
64
bagaimana cara menyampaikan yang efektif dan efisien. Ajaran agama mengingatkan agar dalam penyampaian ajaran-ajarannya
hendaknya mempergunakan bahasa yang dimengerti oleh umatnya.
Selanjutnya oleh Dr. Stanley Meath dalam bukunya Psikologi Yang Sebenarnya mengemukakan bahwa kreativitas seseorang
itu dapat muncul bilamana melatih otak sebelah kanan. Otak sebelah kiri sudah terlatih melalui pendidikan di sekolah
sehingga mampu menanggapi pengetahuan yang bersifat logis dan sistematik seperti bahasa dan matematika. Otak sebelah
kanan umumnya kurang terlatih, padahal sangat diperlukan dalam Budaya Kerja, karena mempunyai sifat cepat bertindak,
langsung, merupakan sumber kreativitas, obyektif, dan intuitif, yang mampu melihat, merekam ruang dan kreativitas sebagai
sarana untuk mencapai tingkat sinergi yang sangat diperlukan dalam upaya menyesuaikan diri terhadap perubahantantangan
lingkungan eksternal maupun internal.
KOMUNIKASI UNTUK KEBERHASILAN
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
65
D. Motivasi
Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih keberhasilan suatu proses kerja, karena memuat unsur
pendorong bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan sendiri maupun berkelompok. Suatu dorongan dapat berasal dari dalam
dirinya sendiri, yang berupa kesadaran diri untuk bekerja lebih baik atau memberikan yang terbaik bagi kelompok dengan
berbagai macam alasan yang baik dan luhur. Namun tidak semudah itu setiap orang mempunyai dorongan yang positif,
mereka perlu dibantu oleh orang lain yang berperan sebagai pemimpin atau atasan.
Dalam memberikan motivasi, atasan tidak sekedar mendorong sebisanya, akan tetapi mereka harus mempergunakan strategi
agar apa yang dilakukan itu dapat menghasilkan yang lebih baik secara optimal. Beberapa faktor yang diperlukan untuk strategi
antara lain, seperti tujuan, cara kerja, teknologi, masyarakat dan pelanggan, budaya SDM dan sumberdaya lainnya. Dengan
mengenal faktor-faktor tersebut akan dapat disusun suatu langkah bagaimana membuka peluang keberhasilan melalui
pintu internal hati nurani SDM untuk merubah sikap dan perilaku baru yang kondusif terhadap tantangan yang
dihadapinya. Banyak para ahli meneliti sikap dan perilaku SDM yang
berkaitan dengan motivasi dan menghasilkan teori-teori mengenai bagaimana memberikan motivasi pada karyawan atau
pegawai pada suatu organisasi, antara lain seperti Mc Gregor
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
66
memberikan teori X yang menganggap bahwa setiap pekerja itu malas, maka gaya kepemimpinan harus keras; selanjutnya dia
mengoreksi teorinya dengan teori Y, di mana ia memandang setiap orang baik dan rajin bekerja, sehingga pemimpin lebih
banyak mempercayai mereka. Teori Abraham Maslow lebih banyak meneliti motivasi dari segi urutan prioritas kebutuhan
SDM terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, di mana yang
paling mendasar
adalah kebutuhan
fisiologis kelangsungan hidup, sandangpanganpapan, rasa aman, rasa
memiliki, harga diri dan aktualisasi diri secara pyramidal. Terakhir muncul teori Z dari William G. Ouchi, di mana
motivasi dapat lebih berhasil melalui cara kerja kelompok model Jepang dipadukan dengan budaya Amerika Serikat
seperti sifat rasional dan individualistik. Sebenarnya motivasi itu tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
manusia sehari-hari, orang yang tidak mempunyai motivasi kerja secara alami akan kalah bersaing dengan mereka yang
bermotivasi kerja tinggi. Motivasi kerja walaupun telah dimiliki bukan merupakan jaminan akan mampu bersaing. Mereka harus
cerdik memanfaatkan motivasi yang semakin lebih baik dalam mencapai kualitas SDM, kualitas kerja dan hasil kerja.
Motivasi yang digerakkan oleh pemimpin akan memberi bentuk dalam gaya manajemen. Banyak gaya manajemen yang bisa
dilakukan sesuai dengan kondisi lingkungan kerja dan tantangan yang dihadapi serta alat yang dimilikinya.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
67
E. Lingkungan Kerja