Komitmen Pimpinan Puncak BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH3

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 58 Fungsi struktur tersebut berbeda namun saling mendukung mengarah pada tujuan kualitas yang lebih baik dengan partisipasi menyeluruh. STRUKTUR WEWENANG TANGGUNG JAWAB 1. Penanggung jawab Bertanggung jawab akan keberhasilan pelaksanaan program, komitmen.

2. Tim Pengarah

Memberikan pengarahan pada fasilitatorKBK agar berjalan sesuai dengan program.

3. Fasilitator

Menyebarluaskan Budaya Kerja, membimbing KBK dan memantau KBK dan melaporkan kegiatan KBK kepada Tim Pengarah.

4. Ketua Kelompok

Memimpin jalannya rapat KBK, memberi motivasi anggota dan melaporkan kegiatan KBK kepada Tim Pengarah.

5. Anggota KBK

Partisipasi dalam KBK dan belajar terus agar mampu memecahkan masalah. Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta cepatnya arus informasi pelatihan untuk semua tingkat sangat diperlukan dan merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dengan manajemen dalam rangka antisipasi menghadapi tantangan masa depan. Program yang pertama-tama dilakukan oleh setiap KBK adalah Modul Diklat Prajabatan Golongan III 59 menyusun program 5-S yang mencakup 1. Sort yaitu disusun pekerjaan yang tergolong penting; 2. Systematize yaitu disusun secara teratur; 3. Sweep yaitu membersihkan ruangan dan meja; 4. Standardize yaitu dibuat secara standar agar mudah;dan 5. Self-Discipline yaitu mendisiplinkan diri tidak perlu diingatkan. Program ini sebagai langkah awal yang dapat dijadikan masa uji coba pelaksanaan program, setelah menemukan cara yang paling cocok baru kemudian melangkah pada upaya pemecahan masalah yang selalu timbul dalam menjalankan proses manajemen atau administrasi.

B. Komitmen Pimpinan Puncak

Kegagalan program Budaya Kerja sebagian besar disebabkan oleh kurangnya komitmen dari puncak pimpinan, namun tidak semudah itu menyalahkan pimpinan, karena setiap pemimpin di setiap level mempunyai kuasa mengendalikan suatu proses kerja, andai kata anda tidak mampu bekerja sesuai dengan strategi jangan disalahkan pemimpin atasannya. Kemungkinan kesalahan pada anda sendiri, karena tidak mau merubah cara kerja baru dengan nilai-nilai baru. Pemimpin tugasnya adalah memberikan bimbingan dan arahan serta sudah wajib untuk memberikan komitmen termasuk menanggung resiko dan kepercayaan. Komitmen berarti memberikan latihan, alat-alat, sumber daya, kekuasaan, Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 60 tanggung jawab, kebebasan dan dorongan. Hal itu mempunyai arti mengerjakan sesuatu menurut cara mereka atau cara kita dari pada caranya. Komitmen juga berarti bertanya, mendengarkan, melakukan di samping memutuskan, memberitahukan dan mengarahkan. Kepemimpinan harus menghargai potensi kekuatan orang kerja secara gotong-royong kolektif dan orang adalah kekuatan ganda yang diperkirakan akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Kreativitas mereka tidak boleh diusik, tetapi didorong muncul dengan kepemimpinan yang kondusif. Langkah pemimpin dalam pelaksanaan program Budaya Kerja dimulai dari : 1. Memberi fokus yang sama, dalam visi dan strategi. Karena kesamaan fokus tersebut merupakan perekat untuk mengendalikan pelaksanaan secara bersama dan memberikan dorongan bagi setiap orang untuk melakukan perubahan. Tanpa kesamaan fokus komitmen, sinergi dan semangat tidak akan menjadi kenyataan; 2. Melaksanakan penyempurnaan, melakukan penyempurnaan adalah inti dari program Budaya Kerja, dengan perubahan tersebut organisasi akan mampu mempertahankan hidup dalam persaingan. Tanpa penyempurnaan masyarakat yang dilayani akan terasa semakin berat; 3. Merubah Budaya, kepemimpinan Budaya Kerja harus mampu merubah dirinya sendiri terlebih dahulu. Mereka Modul Diklat Prajabatan Golongan III 61 mulai dengan mengidentifikasi bagaimana mereka memimpin organisasi dan apa yang harus berubah untuk mendukung visi yang mereka lihat. Pemimpin organisasi harus menerima tanggung jawab untuk perubahan budaya, proses tersebut terkandung dalam budaya dan tidak mungkin melakukan perubahan tanpa merubah yang lain. Tanpa perubahan budaya upaya penyempurnaan tidak akan berkelanjutan dan hanya menjadi semboyan omong kosong; 4. Perubahan akan terjadi bertahap, untuk mengerti program itu memerlukan waktu. Belum tentu pengertian itu dapat merubah sikap seseorang. Juga belum tentu perubahan sikap seseorang itu otomatis merubah perilakunya. Proses tersebut memerlukan upaya serius agar dapat dihayati, direnungkan, diyakini dan dibenarkan, kemudian bersedia dengan ikhlas mau melaksanakan. Tahapan tersebut sebagai berikut: a. Memberikan suatu fokus yang sama dengan terus- menerus mengkomunikasikan visi yang jelas pada setiap level; b. Melaksanakan penyempurnaan dengan membuat suatu model; c. Diperkirakan akan diikuti oleh yang lain; d. Merubah budaya dengan terus menerus memberikan kepemimpinan yang jelas dan komitmen; e. Jangan membuat kesalahan dalam tahapan, pimpinan harus bertanggung jawab pada situasi setiap tahapan. Suatu kesalahan akan mengakibatkan kerugian bagi program seperti melemahkan semangat, orang menjadi kecewa atau tidak percaya karena cara kepemimpinan Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 62 yang keliru, misalnya memerintah yang seharusnya mengajak, bukan sistemmanajemen melainkan kepemimpinan transformational. Dalam sistem tahapan yang dilalui diperlukan perhatian terfokus pada pencip- taan kekuatan kerja lebih baik dengan cara memberikan pelatihan, keterampilan dan semangat. Program Budaya Kerja berorientasi pada proses yang bermanfaat untuk mendapat gambaran yang jelas pada sistem kerja membantu secara terpusat holistik terhadap masalah dan lebih mudah mencari penyebabnya, mudah mencegah agar permasalahan tidak terjadi lagi.

C. Komunikasi