Perubahan BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH3

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 44

C. Perubahan

Perubahan itu sangat penting dalam pelaksanaan program Budaya Kerja, sehingga masalah Budaya Kerja itu terletak pada diri kita masing-masing dan musuh Budaya Kerjapun adalah diri kita sendiri. Oleh karena itu kita harus memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan perubahan berdasar pada empat potensi kemampuan umat manusia karunia Tuhan YME, menurut Stephen Covey dalam bukunya “First Thing First”: 1 Kesadaran diri, yang membuat kita mampu mengambil jarak terhadap diri sendiri dan menelaah pemikiran kita, motif-motif kita, sejarah kita, naskah hidup kita, tindakan kita, maupun kebiasaan dan kecenderungan kita. Hal ini memungkinkan kita menjadi sadar akan nilai-nilai sosial psikhis dari program- program yang ada dalam diri kita untuk mencari peluang antara rangsangan dan tanggapan; 2 hati nurani mampu menghubungkan kita dengan perkembangan jaman dan bisikan hati. Hal itu merupakan alat pemberi arah dalam hati kita, yang memungkinkan untuk memahami ketika kita bertindak atau merenungkan sesuatu yang tidak sejalan dengan prinsip. Di samping itu juga hati nurani memberi kita pemahaman akan bakat-bakat khusus dan misi kita; 3 kehendak bebas memberikan kemampuan pada kita untuk bertindak, memberikan kekuatan untuk mengatasi paradigma-paradigma kita, untuk berenang melawan arus, untuk menulis kembali sejarah hidup kita, untuk bertindak atas dasar prinsip dan bukannya reaksi atas dasar emosi dan lingkungan sekitar kita. Kita memiliki kekuatan untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri, hati nurani dan visi; 4 Imajinasi kreatif memberikan Modul Diklat Prajabatan Golongan III 45 kemampuan untuk meneropong keadaan di masa yang akan datang, untuk menciptakan sesuatu di benak kita, dan memecahkan persoalan kita secara sinergik. Dengan imajinasi kreatif tersebut kita mampu menyatakan misi pribadi, menetapkan tujuan, atau merencanakan suatu pertemuan, bahkan untuk menerapkan prinsip-prinsip dalam berbagai situasi baru secara efektif. Anugerah empat kemampuan umat manusia dari Tuhan YME tersebut kalau tidak dibina dan dilatih tidak akan muncul, potensi tersebut tidur terus dan terbangun bilamana kondisi lingkungan telah memungkinkan. Pada tingkat diri pribadi mungkin lebih mudah munculnya potensi tadi menjadi perilaku nyata, akan tetapi pada tingkat berkelompok akan lebih sulit aktualisasi potensi tadi. Perlu kondisi tertentu agar potensi itu bisa menjadi kenyataan perilaku antara lain: a pembentukan karakter yang memuat kekuatan integritas, sifat kedewasaan dan kepedulian sosial; b pemberian keterampilan yang mencakup komunikasi, perencanaanpengorganisasian dan perilaku sinergistik; c penanaman tingkat kepercayaan yang baik untuk mencapai tujuan dan sasaran kelompok atau organisasi; d mawas diri kesadaran mengukur kemampuan diri, belajar dan sadar untuk bisa memberikan yang lebih baik; e tanggung jawab kelompok di mana masing-masing individu menempatkan diri dalam fungsi atau peran dan tanggung jawab kelompok, sehingga memungkinkan semua fungsi manajemen dapat berjalan; f penciptaan struktur dan sistem yang kondusif, agar faktor a sd e dapat berjalan dengan mulus perlu diformalkan pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab dengan pedoman pelaksanaan. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 46 Apa yang terkandung dalam Budaya Kerja adalah strategi untuk mencapai keberhasilan masa depan dalam membangun SDM dan organisasi melalui pelatihan alami, seperti apa yang dinyatakan oleh Elaine Biech dalam bukunya Deming Management at Work semuanya mempunyai arti proses panjang yang terus menerus disempurnakan sesuai dengan tuntutan dan kemampuan SDM itu sendiri sesuai dengan prinsip pedoman yang diakui, karena tanpa pedoman manajemen akan mengalami banyak perilaku yang salah, yang akan menimbulkan pemborosan dan kerugian. Kekuatan nilai-nilai yang tersembunyi berupa kemampuan untuk menyempurnakan atau memperbaiki semua aspek administrasimanajemen menjadi Iebih baik atau pas proper Modul Diklat Prajabatan Golongan III 47 dalam upaya menghadapi tantangan. Kekuatan tersembunyi tersebut dapat menjadi kenyataan bilamana : 1 tujuan dirinci menjadi perilaku nyata yang dapat menghasilkan, berarti upaya tersebut berupa tindakan yang bermutu. 2 tindakan bermutu tersebut dikembangkan, dipertahankan dan dibina terus menerus sehingga menjadi budaya. 3 tindakan manajemen atau administrasi harus dapat mengukur perilaku kerja dan menyelesaikan pekerjaan; kepemimpinan berasaskan pada keteladanan pembinaan-pelatihan. Potensi kekuatan Budaya dalam manajemen dapat dilihat dari beberapa aspek seperti : KEKUATAN : Individu yang menduduki posisi penting atau kunci dalam organisasi ing-ing-tut; PERAN : Pilar-pilar spesialisasi atau keterampilan yang berinteraksi melalui uraian jabatan prosedur, peraturan dan sistem profesional; TUGAS : Mendorong dinamika dengan melakukan penelitian dan pengembangan semangat dinamik; PRIBADI : Individual dalam struktur kolektif untuk menentukan gotong-royong; KETEPATAN : Bilamana kita mampu mempertemukan Budaya dengan tuntutan eksternal dan hambatan internal selaras-serasi-seim- bang. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 48 Budaya Kerja merupakan suatu komitmen yang luas dalam upaya untuk membangun SDM, proses kerja dan hasil kerja yang lebih baik. Untuk mencapai tingkat kualitas yang lebih baik diharapkan bersumber dari setiap individu yang terkait dalam organisasi kerja itu sendiri. Setiap fungsi atau proses kerja mempunyai perbedaan cara kerja, yang mengakibatkan berbeda nilai-nilai yang cocok untuk diambil dalam kerangka kerja organisasi. Seperti nilai-nilai apa yang sepatutnya setiap orang akan mempengaruhi kerja mereka, kemudian falsafah yang dianutnya seperti Budaya Kerja merupakan suatu proses tanpa akhir atau terus menerus. Bagaimana cara memasukkan gagasan Budaya Kerja ke dalam manajemen merupakan suatu tantangan yang cukup serius untuk ditelaah secara mendalam, karena menyangkut berbagai hal yang perlu diketahui oleh semua SDM yang terlibat dalam program seperti Visi, Misi, Strategi, nilai-nilai, asas-asas, pedoman, alasan yang kuat, maksud dan tujuan, falsafah, kepercayaan dan pernyataan aspirasi. Untuk itu perlu ungkapan dan ucapan para pemimpin yang konsisten dan konsekuen agar mampu menimbulkan kepercayaan bagi semua karyawan yang mampu mendorong komitmen. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut 1. Alasan yang kuat, terhadap program Budaya Kerja, sehingga merupakan kekuatan pendorong agar program dapat Modul Diklat Prajabatan Golongan III 49 dilaksanakan dengan baik dan mendapat dukungan dari semua pihak. Diperlukan dialog dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menganalisis tantangan manajemen baik eksternal maupun internal, biarkan muncul kritik dan saran yang membangun; 2. Visi, menggambarkan maksud dan tujuan organisasi yang seharusnya dilakukan dan menjadi kerangka kerja dalam pengambilan keputusan yang memberikan arah pada proses kerja. Hal ini penting, karena biasanya orang lupa visi bilamana telah sibuk kerja, sehingga tujuan memuaskan masyarakat yang dilayani tertinggalkan; 3. Tujuan yang akan dicapai, harus bisa diukur melalui target organisasi, bisa juga menerangkan mengapa anda bekerja di sini; 4. Strategi untuk mencapai tujuan, bagaimana mencapai tujuan organisasi. Kadar kemampuan menangkap maksud dan tujuan organisasi tersebut tergantung pada tingkat kemampuan berkomunikasi para pemimpin dan fasilitator budaya kerja menterjemahkan dengan kata-kata operasional pada setiap level SDM sesuai dengan struktur organisasi. Selanjutnya Stephen Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People menyatakan bahwa Visi dan Nilai- nilai akan muncul dari orang-orang dalam organisasi, sehingga akan memberi arah untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dan mengurangi fungsi pengawasan. Hal itu akan Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 50 membentuk prinsip Kepemimpinan Pancasila seperti : Ing Ngarso sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani Ing-Ing-Tut atau prinsip 5 L Listen-Learn-Live-- Lead-Let seperti yang dikemukakan oleh Elaine Biech dalam bukunya TQM for Training. Selanjutnya upaya penanaman nilai-nilai budaya dalam manajemenadministrasi dapat dilakukan melalui : 1. Struktur Organisasi yang benar sesuai dengan tuntutantujuan dan sebagai strategi; 2. Melakukan manajemen secara horizontal, lebih banyak yang bersifat kerjasamakoordinasi; 3. Memberikan pelayanan atas dasar strategi yang baik; 4. Interaksi atau pergaulan atas dasar silih asih, asah dan asuh; 5. Membuang, budaya yang negatif dan memasukkan nilai-nilai baru; 6. Orientasi kerja pada peningkatan kualitas; 7. Mengembangkan upaya kemitraanpartnership; 8. Melakukan gaya kepemimpinan dengan keteladanan ing- ing-tut; 9. Manajemenadministrasi dengan melakukan penyempurnaan terus menerus. Untuk itu Prof. Edward Deming dalam bukunya “Out of Crisis”, berpesan: 1. Tanamkan komitmen pimpinan dalam hal kesetiaan terhadap tujuan perbaikan produk, baik barang ataupun jasa; 2. Serap dan gunakan pendekatan baru yang relevan; Modul Diklat Prajabatan Golongan III 51 3. Hentikan memberikan penghargaan terhadap prestasi pegawaikaryawan dalam bentuk uang; 4. Hentikan pengawasan hanya diakhir proses untuk mewujudkan mutu produk; 5. Sempurnakan secara periodik dan terus menerus proses perencanaan, produksi, dan pelayanan; 6. Sediakan dan lakukan pelatihan disekitar lokasi kerja; 7. Kembangkan pengetahuan dan latihan kepemimpinan partisipatif; 8. Kembangkan iklim kerja yang positif, merangsang inovasi, jangan mengancam dan menakut-nakuti, kembangkan rasa saling percaya antar pegawaikaryawan, atasan dan bawahan; 9. Jangan menciptakan batas-batas birokratis antara staf dan karyawanpegawai; 10. Singkirkan kebijakan mengecam pegawaibawahan; 11. Pelajari dan terapkan metode perbaikan dan hindari Quota Numerik dalam memacu produksi; 12. Jangan meremehkan keterampilan pegawai atau karyawan, tetapi berikan, tanamkan kebanggaan akan keterampilan kerja yang dimilikinya; 13. Laksanakan program pendidikan dan pelatihan atau Diklat secara rutin periodik pada setiap pegawaikaryawan, dan 14. Libatkan setiap orang yang berada di organisasi dalam perubahan dan penyempurnaan. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 52

D. Cara Kerja Birokrasi