Komunikasi BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH3

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 62 yang keliru, misalnya memerintah yang seharusnya mengajak, bukan sistemmanajemen melainkan kepemimpinan transformational. Dalam sistem tahapan yang dilalui diperlukan perhatian terfokus pada pencip- taan kekuatan kerja lebih baik dengan cara memberikan pelatihan, keterampilan dan semangat. Program Budaya Kerja berorientasi pada proses yang bermanfaat untuk mendapat gambaran yang jelas pada sistem kerja membantu secara terpusat holistik terhadap masalah dan lebih mudah mencari penyebabnya, mudah mencegah agar permasalahan tidak terjadi lagi.

C. Komunikasi

Dalam melaksanakan program Budaya Kerja keterampilan komunikasi merupakan faktor penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif agar nilai-nilai luhur dapat teraktualisasi dalam sikap dan perilaku organisasi. Keberhasilan program tersebut berdasar pada tingkat kepercayaan dalam interaksi individu yang terkait, sehingga tempat tingkat kepercayaan itu pada kualitas kerja sama. Makin tinggi tingkat kepercayaan, makin baik kualitas kerjasamanya. Kondisi semacam itu harus semakin dapat terwujud agar tingkat sinergi bisa dicapai, sehingga hasil output program menjadi semakin berkualitas. Dengan kata lain, bahwa fungsi manajemen dalam setiap organisasi dari pengambilan keputusan sampai sikap dan nilai- Modul Diklat Prajabatan Golongan III 63 nilai menciptakan dukungan untuk melakukan operasi yang efektif dan efisien. Pengambilan keputusan terletak dalam suatu kerjasama yang kompleks, saling ketergantungan satu sama lain dan juga saling mempercayai dan keakraban yang tumbuh melalui kebersamaan. Sifat Budaya Kerja adalah kemampuan mengelola proses perubahan, karena berdasar pada nilai-nilai kebersamaanintegritas, sehingga sedikit demi sedikit sikap perilaku yang negatif akan terkikis dan munculnya nilai-nilai baru yang lebih baik untuk mendorong manajemen menjadi lebih optimal. Peran komunikasi dalam Program Budaya Kerja tidak lain adalah upaya membuka benteng-benteng birokrasi yang selama ini membuat SDM itu terkotak-kotak, sehingga komunikasi terhambat, yang berarti penyebaran informasi tidak mencapai sasaran dan menimbulkan kesulitan dalam upaya partisipasi pengambilan keputusan. Dengan komunikasi yang terbuka, maka jalan menuju kerjasama dan koordinasi dalam manajemen menjadi lebih mudah, karena setiap orang tidak lagi mementingkan dirinya sendiri, rasa saling ketergantungan meningkat yang berarti tingkat kepercayaan satu dengan yang lainnya sangat tinggi. Kondisi semacam itu merupakan kekuatan program Budaya Kerja dalam menggerakkan sumberdaya dan berjalannya fungsi- fungsi manajemen dengan benar, sehingga akan menjadi tangguh dalam menghadapi tantangan apapun. Di samping itu komunikasi yang baik memerlukan persiapan dalam mencari Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 64 bagaimana cara menyampaikan yang efektif dan efisien. Ajaran agama mengingatkan agar dalam penyampaian ajaran-ajarannya hendaknya mempergunakan bahasa yang dimengerti oleh umatnya. Selanjutnya oleh Dr. Stanley Meath dalam bukunya Psikologi Yang Sebenarnya mengemukakan bahwa kreativitas seseorang itu dapat muncul bilamana melatih otak sebelah kanan. Otak sebelah kiri sudah terlatih melalui pendidikan di sekolah sehingga mampu menanggapi pengetahuan yang bersifat logis dan sistematik seperti bahasa dan matematika. Otak sebelah kanan umumnya kurang terlatih, padahal sangat diperlukan dalam Budaya Kerja, karena mempunyai sifat cepat bertindak, langsung, merupakan sumber kreativitas, obyektif, dan intuitif, yang mampu melihat, merekam ruang dan kreativitas sebagai sarana untuk mencapai tingkat sinergi yang sangat diperlukan dalam upaya menyesuaikan diri terhadap perubahantantangan lingkungan eksternal maupun internal. KOMUNIKASI UNTUK KEBERHASILAN Modul Diklat Prajabatan Golongan III 65

D. Motivasi