Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
68
Nilai-nilai kerjasama tersebut banyak diungkapkan oleh ajaran agama, bahkan ada yang ekstrim menyatakan bahwa siapapun
yang tidak mau kerjasama, mereka tergolong temannya syaithan. Nilai tradisional juga terungkap dalam pepatah ataupun
peribahasa seperti Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh , Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul”
Selanjutnya oleh Isaken, S.G. Dorval K.B. Treffinger, D.J.
dalam bukunya CREATIVE APPROACHES TO PROBLEM SOLVING mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif meliputi beberapa dimensi seperti :
1. Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan;
2. Kebebasan mengambil keputusan;
3. Waktu yang tersedia untuk memikirkan ide-ide baru;
4. Memberi peluang untuk mencoba ide-ide baru;
5. Tinggi rendahnya tingkat konflik;
6. Keterlibatan dalam tukar pendapat;
7. Kesempatan humor, bercanda dan bersantai;
8. Tingkat saling kepercayaan dan keterbukaan;
9. Keberanian menanggung resikoboleh gagal.
Dengan dimensi lingkungan kerja seperti tersebut di atas, memberi peluang semua unsur manajemenadministrasi dapat
berfungsi seperti apa yang diharapkan, lebih-lebih nilai-nilai budaya dapat teraktualisasi dengan kerja berkelompok.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
69
F. Kerjasama Melalui Kelompok
Kerjasama merupakan suatu nilai-nilai sangat penting dalam manajemen, khususnya manajemen serba sasaran ataupun
manajemen partisipasi. Kata lain untuk kerjasama adalah partisipasi atau juga gotong-royong, konsekuensi dan nilai-nilai
tersebut mendasari karakteristik suatu manajemen di mana partisipasi itu dimungkinkan berperan dalam setiap pengambilan
keputusan manajemen. Partisipasi pada sebagian besar orang mempunyai pengaruh
mendalam pada kualitas kerja, penerimaan perubahan, tingkat moral, kesetiaan dan produktivitas. Secara psikologis dan mental
terlihat dalam pekerjaan mereka memainkan tingkat identifikasi yang lebih besar dengan organisasi beserta tujuannya. Oleh
karena itu mereka berhasil menciptakan iklim yang baik bagi pertumbuhan
dan perkembangan
tersebut secara
vital mempengaruhi perkembangan organisasi dan usahanya.
Upaya untuk mencapai tingkat optimal keberhasilan mencapai tujuan organisasi oleh Tannembaum dan Masarik dikatakan
bahwa bawahan harus secara psikologis terlibat dalam aktivitas partisipasional, artinya mereka harus juga memiliki kecerdasan
dan kehendak untuk melakukan hal itu. Dalam kegiatan yang bersifat gotong-royong tersebut mereka menjadi lebih kreatif,
munculnya prakarsa lebih banyak dan semakin menjadi lebih bertanggungjawab. Oleh karena itu perlu diciptakan sasaran
partisipasi tersebut pada setiap organisasi adalah sifat dan
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
70
bentuk yang variatif tergantung pada kebutuhan dan jenis kerjanya.
Dalam praktek kepemimpinan partisipatif eksekutif atau penyelia harus mengakui bahwa orang-orangnya memiliki
keterampilan dan kemampuan selain dari apa yang dapat mereka kerjakan dengan tangan. Mereka harus mengakui bahwa
bawahannya mempunyai
kemampuan untuk
berfikir menciptakan ide-ide baru, memprakarsai prosedur baru serta
cara-cara kerja mutakhir. Pimpinan eksekutif dalam manajemen partisipatif ini harus
yakin benar bahwa partisipasi tersebut bukan hanya diperlukan, namun juga bersifat hakiki. Artinya pimpinan dan semua lini
wajib memberikan komitmen dalam arti yang benar, sehingga sikap dan perilakunya selalu mendukung dan mendorong serta
terjun secara aktif membantu jalannya kelompok partisipatif tersebut. Sehingga partisipasi dapat disebut sebagai stabilitator
mental untuk mengurangi konflik antar pribadi maupun kelompok pada lingkungan yang tidak pasti.
Manajemen partisipatif umumnya cenderung untuk: 1.
Meningkatkan derajat perasaan anggota atau kesatuan yang memiliki partisipan dalam organisasi;
2. Mendorong partisipan berfikir dalam kerangka organisasi
secara menyeluruh tidak terbatas pada lingkup bagiannya yang sempit;
3. Menurunkan tingkat konflik, permusuhan dan persaingan di
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
71
antara partisipan; 4.
Meningkatkan pengertian antar individu, terutama sifat-sifat toleransi dan kesadaran;
5. Meningkatkan pengungkapan kebebasan individu mengenai
kepribadiannya yang menyebabkan bawahan merasa terikat oleh organisasi, karena kepribadiannya membutuhkan
pengalaman kerja yang menyenangkan; 6.
Mengembangkan iklim kerja yang kreatif dan yang menguntungkan organisasi.
Syarat-syarat partisipasi antara lain: 1.
Diperlukan banyak waktu sebelum pelaksanaan; partisipasi tidak bakal terjadi dalam keadaan mendadak;
2. Biaya partisipasi tidak boleh melebihi nilai-nilai ekonomi
dan lainnya; 3.
Subyek partisipasi harus relevan dengan organisasi partisipasi sesuatu yang akan menarik perhatian partisipan;
4. Partisipasi harus mempunyai kemampuan, kecerdasan dan
pengetahuan untuk partisipasi secara aktif; 5.
Partisipasi harus mampu berkomunikasi untuk dapat saling tukar informasi atau gagasan;
6. Tidak seorangpun dalam organisasi yang terancam oleh
bentuk peran serta tersebut; 7.
Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan pada sebuah organisasi hanya dapat menempati lingkungan kebebasan
kerja kelompok.
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
72
Sinergi merupakan istilah akademik yang biasa dipakai dalam ilmu-ilmu sosial, namun perkembangan akhir-akhir ini istilah
tersebut menjadi populer karena banyak disebut oleh para Pakar maupun Negarawan. Sinergi mengandung arti kombinasi unsur
atau bagian yang dapat menghasilkan keluaran lebih baik atau lebih besar. Lebih lanjut artian tersebut berkembang yang
menghasilkan keluaran yang lebih bermutu. Arti sinergi bersifat kontekstual, tergantung pada sifat
sinergistik dilekatkan, seperti kerjasama antar tangan kanan dan tangan kiri, campuran
beberapa unsur kimia, koordinasi bagian satu dengan lainnya dan seterusnya.
Sinergi dalam manajemen dan administrasi sangat vital, karena mengandung arti pengerahan seluruh sumber daya organisasi
yang selaras, serasi dan seimbang untuk mencapai tujuan angka optimal dalam arti efektif, efisien dan memuaskan. Bagaimana
kita dapat mencapai kondisi selaras-serasi-seimbang, hal itu merupakan suatu seni, sebab sangat tergantung pada
kemampuan kita sendiri atau profesionalisme, tantangan yang bersifat internal maupun eksternal. Oleh karena itu disebut
sebagai suatu seni mempergunakan strategi untuk mencapai keberhasilan. Secara tehnik operasional selaras itu mengandung
arti semua orang dalam organisasi paham akan tujuan, falsafah, misi, visi organisasi yang bersangkutan. Kemudian serasi
mempunyai arti setiap orang yang terkait dalam organisasi tersebut mengatur strategi operasional dalam upaya mencapai
tujuan sesuai dengan struktur dan fungsi dalam organisasi tersebut. Selanjutnya pengertian seimbang dapat diuraikan agar
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
73
masing-masing orang atau unit bekerja menurut irama prioritas organisasi secara profesional.
Falsafah Pancasila telah memberikan ciri khas sinergistik masyarakat Indonesia melalui asas kekeluargaan, asas kegotong-
royongan, asas
kebersamaan, integralistik,
kesemuanya mengandung arti kerjasama, koordinasi dan sikap SDM yang
terkait dalam suatu organisasi, di mana kondisi tersebut bilamana dilaksanakan secara benar akan menciptakan sinergi
dengan bentuk keluaran yang bermutu tinggi.
Stephen R. Covey
dalam bukunya Principles Centered Leadership mengatakan bahwa sinergi adalah dikerjakan
bersama lebih baik hasilnya daripada dikerjakan sendiri-sendiri. Jadi jelas bahwa gabungan beberapa unsur akan menghasilkan
suatu produk yang lebih unggul. Sinergi dapat dicapai dengan kerja secara berencana dan bertahap disesuaikan dengan kondisi,
tingkat kemampuan dan nilai-nilai yang dimilikinya. Hal itu dikaitkan dengan tingkat kepercayaan dan tingkat kerja sama
sebagai akibatnya. Kalau kepercayaannya rendah, berarti tingkat kerjasama juga rendah, sebaliknya bilamana tingkat kepercayaan
tinggi, maka tingkat kerjasama akan mencapai tingkat sinergi. Bilamana tingkat sinergi tersebut dapat dicapai dalam
manajemen, dapat diartikan perbaikan mutu telah dicapai dengan baik.
Perlu diyakini bahwa kekuatan SDM itu terletak pada ke- mampuan kerjasama yang dimiliki dan kerjasama tersebut dapat
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
74
menjadi kenyataan bilamana tingkat kepercayaan masing- masing individu dalam kelompok dapat ditumbuhkan. Oleh
karena itu kualitas kerjasama SDM terletak pada tingkat kepercayaan yang dapat ditumbuhkan, makin tinggi berarti
makin baik.
G. Disiplin