Tujuan Pembelajaran Umum TPU Tujuan Pembelajaran Khusus TPK Pengertian Budaya

Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 2 Jepang membangun perekonomiannya mendorong bangsa-bangsa lain ingin meniru dan mengembangkan sendiri sesuai dengan budaya yang mereka miliki dengan nama yang beraneka ragam, seperti Total Quality Control, Total Quality Management, Quality Assurance, Value Added Management, Work Improvement Team, Budaya Kerja dan lain-lain. Dengan menerapkan manajemen kualitas Budaya Kerja tersebut di benua Asia bermunculan Negara-Negara industri baru seperti : Korea, Taiwan, Hongkong, Singapore, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Khusus Indonesia peningkatan perekonomian yang pernah terjadi karena pemerintah menjalankan kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi serta sebagian kecil di sektor swasta telah menjalankan program Pengendalian Mutu Terpadu sejak pertengahan 1985, terutama yang mempunyai induk perusahaan Jepang. Program Pengendalian Mutu Terpadu PMT telah berkembang di sektor swasta, namun kurang mengakar, sehingga kurang mantap keberadaannya. Hal ini disebabkan oleh manajemen yang kurang menggali nilai-nilai budaya untuk diolah, agar menjadi perilaku manajemen yang pada saatnya nanti menjadi kebiasaan dan keyakinannya untuk bekerja yang lebih baik dan mendapatkan mutu yang diharapkan dan sekaligus membangun Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas.

B. Tujuan Pembelajaran Umum TPU

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip budaya kerja organisasi Pemerintah. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 3

C. Tujuan Pembelajaran Khusus TPK

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu : 1. menjelaskan pengertian budaya, kerja, budaya kerja; 2. menjelaskan tujuan dan manfaat budaya kerja; 3. menjelaskan budaya kerja dalam organisasi; 4. menjelaskan prinsip-prinsip budaya kerja; 5. menjelaskan nilai budaya kerja termasuk nilai budaya yang melekat dalam kebijakan; 6. menjelaskan cara kerja yang berkualitas; 7. menjelaskan wawasan tugas organisasi Pemerintah; 8. menerapkan budaya kerja organisasi Pemerintah. 9. menjelaskan masalah-masalah budaya kerja organisasi pemerintah. 4 BAB II BUDAYA KERJA

A. Pengertian Budaya

Secara harfiah, pengertian budaya culture berasal dari kata Latin Colere, yang berarti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang Soerjanto Poespowardojo, 1993. Namun, pengertian yang semula agraris ini lebih lanjut diterapkan pada hal-hal yang bersifat rohani Langeveld, 1993. Sedangkan Ashley Montagu dan Cristoper Dawson 1993, mengartikan kebudayaan sebagai way of life, yaitu cara hidup tertentu yang memancarkan identitas tertentu pula dari suatu bangsa. The American Herritage Dictionary dalam Kotter dan Heskett, 1992 mendefinisikan kebudayaan secara lebih formal, sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni, agama, kelembagaan, dan segala hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia. Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. Selanjutnya dinyatakan, bahwa kebudayaan memiliki tiga wujud yaitu : 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya; 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat; dan Modul Diklat Prajabatan Golongan III 5 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud pertama adalah wujud idiil dari kebudayaan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada di mana alam pikiran dari warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan hidup. Kebudayaan idiil ini berfungsi sebagai adat istiadat yang mengatur, mengendalikan dan memberi arah kepada perilaku dan perbuatan manusia dalam masyarakat. Dalam fungsinya ini, kebudayaan idiil terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan pertama, yaitu dari yang paling abstrak misalnya sistem nilai budaya; Lapisan kedua, yang lebih konkret yaitu norma-norma dan sistem hukum. Sedangkan lapisan ketiga berupa peraturan-peraturan khusus mengenai berbagai aktivitas sehari-hari dalam kehidupan organisasi, seperti aturan sopan santun. Wujud kedua dari kebudayaan atau disebut sebagai sistem sosial, terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, bergaul berdasarkan pola tata laku tertentu. Wujud kedua ini lebih konkret karena terjadi disekeliling kita sehari- hari, bisa diamati, difoto dan didokumentasikan. Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, dan merupakan wujud kebudayaan yang paling konkret, misalnya: candi-candi, pabrik-pabrik, bangunan kantor dan sebagainya. Para sarjana seperti ahli arkeologi yang menggarap wujud kebudayaan ketiga ini. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah 6 Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, ketiga wujud ke- budayaan tersebut tidak terpisah satu sama lain, dan bahkan saling mengisi dan saling berkait secara erat. Kemudian pada bagian lain, menurut Koentjaraningrat kebudayaan dirumuskan sebagai, Keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu.

B. Pengertian Kerja