Kewajiban Penjual dan Pembeli 1. Kewajiban Penjual

pewarisan, misalnya tanah diwariskan kepada satu pihak, namun ada pihak lain yang telah mendaftarkan tanah tersebut dan memperoleh sertipikat walaupun bukan pewaris yang sah dari tanah yang disengketakan. Dalam sengketa tanah warisan sering terjadi pada sengketa sertipikat ganda, yang proses lahirnya sama seperti di atas

B. Kewajiban Penjual dan Pembeli 1. Kewajiban Penjual

Secara umum transaksi jual beli diatur dalam Buku ke-3 KUH Perdata Bab V. Dalam Pasal 1474 KUH Perdata ditegaskan bahwasannya penjual mempunyai dua kewajiban utama, yaitu : 122 a. Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan. b. Menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut. Dalam Pasal 1491 KUH Perdata dikatakan bahwa penanggungan yang menjadi kewajiban penjual terhadap pembeli adalah untuk menjamin dua hal yaitu Penguasaan barang yang dijual itu secara aman dan tenteram, tiadanya cacat yang tersembunyi pada barang tersebut atau yang sedemikian rupa sehingga menimbulkan alasan untuk pembatalan pembelian. Dalam Pasal 1492 KUH Perdata dinyatakan meskipun pada waktu penjualan dilakukan tidak dibuat janji tentang penanggungan, penjual demi hukum wajib menanggung pembeli terhadap tuntutan hak melalui hukum untuk menyerahkan seluruh atau sebahagian barang yang dijual kepada pihak ketiga, atau terhadap beban yang menurut keterangan pihak ketiga 122 R.Subekti, Opcit hal 8 Universitas Sumatera Utara dimilikinya atas barang tersebut tetapi tidak diberitahukan sewaktu pembelian dilakukan. Apabila syarat materil dan formil telah terpenuhi maka pembeli dan penjual berkewajiban yaitu : 123 a. Kewajiban Pembeli membayar tarif pajak berdasarkan atas objek BPHTB adalah sebesar 5 lima persen dari transaksi yang ditetapkan, batas yang tidak dikenakan pajak adalah transaksi kurang dari Rp 60.000.000,- Berdasarkan pasal 6 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 jo Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2000 yang menjadi dasar pengenaan BPHTB adalah nilai perolehan objek pajak NPOP dalam hal jual beli adalah harga transaksi apabila nilai perolehan objek pajak tidak diketahui atau lebih rendah daripada nilai objek pajak yang digunakan dalam pengenaan pajak bumi dan bangunan pada tahun terjadinya perolehan. Berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 113 tahun 2000, Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional paling banyak Rp 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah, kecuali dalam hal perolehan hak karena waris, atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suamiistri, Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. Yang dimaksud dengan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional adalah penetapan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak untuk masing-masing KabupatenKota. b. Kewajiban Penjual harus membayar Pajak Penghasilan PPH sebesar 5 dari harga jual apabila harga jual beli tanah diatas Rp.60.000.000,- 123 Pasal 5 dan Pasal 6 UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No.20 Tahun 2000 Universitas Sumatera Utara Penjual tidak diwajibkan menanggung apapun, namun dengan pembatasan yaitu : a. Meskipun telah diperjanjikan bahwa penjual tidak akan menanggung sesuatu apapun, ia tetap bertanggung jawab atas akibat dari suatu perbuatan yang dilakukannya, segala persetujuan yang bertentangan dengan ini adalah batal 124 b. Si penjual, dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi suatu penghukuman terhadap si pembeli untuk menyerahkan barangnya kepada orang lain, diwajibkan mengembalikan harga pembelian. Kecuali apabila si pembeli ini pada waktu pembelian dilakukan mengetahui tentang adanya putusan hakim untuk menyerahkan barang yang dibelinya itu atau jika ia telah membeli barang itu dengan pernyataan tegas akan memikul sendiri untung ruginya. 125

2. Kewajiban Pembeli

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Pelaksanaan Jual Beli Bangunan Di Atas Tanah Yang Hak Guna Bangunannya Telah Berakhir Diatas Hak Pengelolaan Nomor 1/Petisah Tengah Yang Dikelola Pemerintah Kota Medan

0 68 135

Analisis Penawaran Dan Permintaan Ubi Jalar (Studi kasus di Desa Purba Sipinggan, Desa Pematang Purba dan Desa Tiga Runggu, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.)

0 68 87

Studi Kasus Terhadap Putusan Pengadilan Negeri No: 496/PDT/G/2012/PN.BDG Dalam Jual Beli Tanah Yang Terdapat Perbedaan Obyek Antara Akta Jual Beli Dan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah.

0 3 1

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN MA NOMOR 378 K/PDT/2012 ANTARA SOEDIRJO ALIMAN, DKK MELAWAN HJ. MAEMUNAH, DKK TENTANG JUAL BELI IZIN MENGGARAP TANAH NEGARA DITINJAU DARI UU NO 5 TAHUN 1960 DAN KUHPERDATA.

0 0 1

KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN JUAL-BELI DIBAWAH TANGAN TERHADAP KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH ( studi kasus pada putusan nomor : 22/PDT.G/2009/PN.KAB.PROB. ).

0 1 62

BAB I PENDAHULUAN - TANGGUNG JAWAB PENJUAL ATAS JUAL BELI TANAH BERDASARKAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 416/PDT.G/2015/PN.SMG)

0 0 13

BAB II PROSEDUR JUAL BELI TANAH WARISAN MENURUT HUKUM TANAH NASIONAL A. Pengertian dan Sifat Jual Beli Tanah 1. Pengertian Jual Beli Tanah - Analisa Kasus Atas Jual Beli Tanah Warisan (Studi Kasus Putusan MA Nomor 680 K/PDT/2009) Antara Aston Purba Dkk Me

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisa Kasus Atas Jual Beli Tanah Warisan (Studi Kasus Putusan MA Nomor 680 K/PDT/2009) Antara Aston Purba Dkk Melawan Patar Simamora Dan Gomar Purba

0 0 30

Analisa Kasus Atas Jual Beli Tanah Warisan (Studi Kasus Putusan MA Nomor 680 K/PDT/2009) Antara Aston Purba Dkk Melawan Patar Simamora Dan Gomar Purba

0 0 15

KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN JUAL-BELI DIBAWAH TANGAN TERHADAP KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH ( studi kasus pada putusan nomor : 22/PDT.G/2009/PN.KAB.PROB. )

0 0 24