Keterbukaan Pengembangan Harta Secara Ekonomis dan Sosial

para nazir merasa belum perlu diadakannya audit keuangan terhadap kas Masjid karena jumlah kas Masjid tidaklah terlalu banyak, sebab lainnya yaitu pencatatan yang mereka lakukan dianggap sudah cukup sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada masyarakat. Jika dalam beberapa prinsip-prinsip lainnya didapati hasil penelitian yang relatif memuaskan, namun dalam hal audit, hasil penelitian ini relatif tidak memuaskan.

4.4.4 Keterbukaan

Salah satu prinsip Ekonomi Islam yaitu keterbukaan, prinsip ini dapat dilihat dari bagaimana para nazir Masjid menunjukkan hasil pengelolaan harta Masjid kepada masyarakat secara terbuka. Biasanya dengan memaparkan catatan pengelolan kas Masjid setiap minggunya dipapan catatan kas Masjid disetiap Masjid di Kota Medan. Dari hasil penelitian maka didapatkan hasil sebagai gambar berikut. Gambar 4.4 Masjid yang Memiliki Papan Pencatatan Kas 10 20 30 40 Terbuka Tertutup Universitas Sumatera Utara Dari gambar 4.4 di atas diketahui bahwa 40 100 Masjid di Kota Medan memiliki papan pengumuman tentang pencatatan kas. Ini berarti Masjid-Masjid di Kota Medan telah menerapkan sistem keterbukaan secara menyeluruh. Hal ini dapat dilihat pada pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas Masjid terutama infaq masyarakat tiap hari Jum’at selalu dicatat dalam papan pencatatan keuangan Masjid. Baik itu digunakan untuk pembayaran honor khatib, pembelian peralatan dan perlengkapan Masjid, biaya pengajian, serta biaya lainnya.

4.4.5 Pengembangan Harta Secara Ekonomis dan Sosial

Harta Masjid selain digunakan untuk pembiayaan sehari-hari Masjid seperti kebersihan, honor Khatib, biaya air, listrik semestinya harta Masjid tersebut dipergunakan untuk hal-hal lain yang berguna untuk kepentingan Masjid dan masyarakat dari pada hanya disimpan. Harta tersebut merupakan harta seluruh umat Islam maka alangkah baiknya apabila bisa digunakan untuk hal-hal yang bersifat ekonomis dan sosial yang dapat mendatangkan manfaat kepada Masjid dan masyarakat sekitar dengan tidak menyalahi aturan syariat Islam. Contoh penggunaanya seperti pendirian koperasi, puskesmas, kegiatan- kemasyarakatan, sunatan massal, Tk, bahkan sekolah dan universitas. Oleh karena itu, dipandang sesuai untuk menanyakan hal ini kepada para responden sehingga dapat diketahui kondisi harta Masjid secara ekonomis. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Pengembangan Harta Masjid Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat 35 87,5 Masjid di Kota Medan tidak mengembangkan hartanya. Artinya uang yang diperoleh Masjid tersebut tidak digunakan untuk sesuatu usaha yang bersifat produktif dan sosial hanya digunakan untuk pembiayaan Masjid dan selebihnya hanya disimpan di bank saja. Tetapi terdapat 5 Masjid 12,5 yang telah mengembangkan hartanya terutama dibidang sosial, seperti Masjid Al-Musaddin yang telah memiliki sekolah TK, SD, SMP, Polimas, dan kegiatan sosial, seperti kitanan massal, pemberian makan anak yatim, subsidi terhadap LP, desa binaan, dan memberikan gaji terhadap guru-guru di desa. Masjid Agung juga mengembangkan hartanya untuk pendidikan anak-anak dengan mendirikan sekolah TK dan perpustakaan yang dibuka untuk umum. 12 88 Dikembangkan Secara Ekonomis dan Sosial Tidak Dikembangkan Universitas Sumatera Utara

4.4.6 Konsumsi Makanan dan Minuman yang Halal dan Baik