1. Konsep kepemilikan al-milkiyah,
2. Konsep pemanfaatan kepemilikan tasharruf fil milkiyah
3. Konsep distribusi kekayaan ditengah-tengah masyarakat tauzi’u
tsarwah baina an-nas. Dengan digambarkannya sistem ekonomi dengan tiga bagian tersebut
kepemilikan, pemanfaaatan dan distribusi maka akan dengan mudah melihat sistem ekonomi Islam secara global. Sekaligus dapat pula membedakannya
dengan sistem ekonomi lainnya. Sebab, letak perbedaan antara satu sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya terletak pada tiga poin, yaitu jenis-jenis
kepemilikan terhadap harta, cara memanfaatkan harta dan cara membagikan harta tersebut kepada masyarakat.
2.4 Nilai-Nilai Ekonomi Islam Menurut Sistem Ekonomi Islam:
1. Kepemilikan bukanlah penguasaan mutlak atas sumber-sumber ekonomi,
tetapi setiap orang atau badan dituntut kemampuannya untuk memanfaatkan sumber-sumber ekonomi tersebut.
2. Lama kepemilikan manusia atas sesuatu benda terbatas pada lamanya
manusia tersebut hidup didunia. 3.
Sumber daya yang menyangkut kepentingan umum atau yang menjadi hajat hidup orang banyak harus menjadi milik umum, seperti minyak dan gas
bumi, barang tambang dan lainnya. Islam memiliki nilai instrumental yang mempengaruhi tingkah laku
ekonomi seorang muslim dan masyarakat pada umumnya. Adapaun nilai instrumental tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Zakat
2. Larangan riba
3. Kerjasama ekonomi
4. Jaminan sosial
Jika nilai instrumental ini dilaksanakan, maka akan terwujud sistem ekonomi yang seimbang dan menguntungkan. Apabila hal-hal di atas dapat
dicapai maka akan dapat mensejahterakan masyarakat. 2.5
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
Islam sebagai agama Allah, mengatur kehidupan manusia agar menjadi lebih baik kehidupan di dunia dan di akhirat. Perekonomian adalah bagian dari
kehidupan manusia, maka tentulah telah diatur dalam sumber yang mutlak yaitu Al-Quran dan Sunnah, yang menjadi panduan dalam menjalani kehidupan
manusia. Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar: Zaenal
Arifin, 2002:3 a.
Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada manusia. Untuk itu pemanfaatannya haruslah dapat
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Implikasinya adalah manusia harus menggunakannya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri
dan orang lain. b.
Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu. Yaitu yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat dan tidak mengakui
pendapatan yang diperoleh secara tidak sah.
Universitas Sumatera Utara
c. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama. Islam
mendorong manusia untuk bekerja sama dan berjuang untuk mendapatkan harta dengan berbagai cara, asalkan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
Hal ini dijamin oleh Allah bahwa Allah telah menetapkan rizki setiap mahluk yang diciptakan-Nya.
d. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh
segelintir orang saja. Mereka harus berperan sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. e.
Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang. Prinsip ini didasari oleh
sunnah Rasulullah yang menyatakan bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama atas air, padang rumput, dan api.
f. Seorang muslim harus takut kepada Allah SWT dan hari penentuan di
akhirat nanti. Bahwa semua harta dan transaksi ekonomi manusia di dunia ini kelak akan dipertanyakan oleh Allah dan harus dipertanggungjawabkan
kemana telah dibelanjakan dan bahkan bagaimana membelanjakannya. g.
Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas nisab. Zakat merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang
ditujukan untuk orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Menurut pendapat para ulama, zakat dikenakan 2,5 untuk semua kekayaan yang
tidak produktif, termasuk didalamnya adalah uang kas, deposito, emas, perak dan permata, serta 10 dari pendapatan bersih investasi.
Universitas Sumatera Utara
h. Islam melarang riba dalam segala bentuk. Hal ini sudah jelas tercantum
dalam Surat Al-Baqarah ayat 275, yang artinya: “Orang-orang yang makan mengambil riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu adalah disebabkan
mereka berkata berpendapat, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti dari mengambil riba, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan; dan urusannya
terserah kepada Allah. Orang yang kembali mengambil riba, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya”. Dalam Ekonomi Islam Konsep Kepemilikan Terbagi Tiga
a. Kepemilikan Individu milkiyatu fardiyah b. Kepemilikan umum milkiyatu ‘ammah
c. Kepemilikan Negara milkiyatu daulah Artinya harta-harta kekayaan tertentu hanya boleh dimiliki dan dikelola oleh
pihak-pihak tertentu yang sesuai dengan jenis kepemilikannya. Seperti harta yang termasuk dalam jenis kepemillikan umum, harta tersebut hanya boleh dimiliki
oleh umum masyarakat. Masjid termasuk ke dalam kepemilikan umum milkiyatu ‘ammah, oleh karena itu fungsi Masjid haruslah dioptimalkan agar
Universitas Sumatera Utara
berguna bagi seluruh masyarakat. Jumlah harta Masjid yang berasal dari infaq dan shodaqah jika dihitung-hitung dan dijumlahkan akan sangat besar jumlahnya dan
apabila dikelola dengan baik maka akan cukup membantu perekonomian masyarakat sekitar. Demikian juga sebaliknya, harta individu tidak dibolehkan
untuk dimilliki oleh umum kecuali dengan jalan yang dibenarkan menurut syara’. Begitu juga dengan harta yang berjenis kepemilikan Negara, juga memiliki
konsekuensi yang sama dengan sebelumnya, tidak dapat menjadi milik individu ataupun umum kecuali dengan jalan yang dibenarkan menurut syara’. Dengan
demikian dapat diberi pengertian terhadap konsep kepemilikan al-milkiyah, bahwa kepemilikan adalah izin dari syari’ Allah SWT kepada manusia untuk
memanfaatkan suatu harta benda. Semuanya berdasarkan Al-Quran dan hadist.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Kepemilikan Ekonomi Islam, Kapitalis dan Sosialis
ASAS EKONOMI
SISTEM EKONOMI
ISLAM SISTEM
EKONOMI KAPITALISME
SISTEM EKONOMI
SOSIALISME
Kepemilikan Modal
Individu Mobil, rumah,
laptop, televisi, dsb.
Individu Amerika
Negara China
Umum Barang
tambang, jalan, pulau dsb tidak
boleh dimiliki individu
maupun negara
Negara Jizyah,
ghanimah, fa’i, kharaj,
dharibah, dsb.
Pemanfaatan Kepemilikan
Berdasar asas halal-
haram Pembelanjaan
harta Berdasar asas
manfaat
Utilitarianisme
Berdasarkan asas manfaat
Dialektika materialisme
Pengembangan harta
Distribusi Kekayaan
Individu Hukum Islam
tentang bai’, mudharabah,
ijarah dsb. Individu
mekanisme pasar
meminimalisir campur tangan
negara Negara
campur tangan
Pemerintah sangat besar
dalam setiap kegiatan
ekonomi
Negara Non-ekonomi
Sumber: Jeraislamsolusion.com Catatan: Dengan sedikit perubahan
2.6 Institusi Islam