Pembangunan Melakukan Pembukuan Harta Masjid dengan Baik.

beberapa toko orang non-muslim sering memberikan harga lebih murah dan potongan harga dibanding toko orang Muslim. b. Jarak dan lokasi toko. Toko orang-orang non-muslim cenderung jauh lebih banyak dan tersebar dimana-mana, sedang toko milik orang Islam tidaklah terlalu banyak menyebabkan mereka kesulitan untuk menjangkaunya. c. Kelengkapan. Beberapa peralatan dan keperluan pembangunan Masjid tidak didapati di toko orang Muslim. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 87,5 Masjid di Kota Medan telah cukup berperan dalam membantu perekonomian orang Muslim.

4.4.8 Pembangunan

Orang-orang Muslim dituntut untuk melakukan hal-hal yang baik dimuka bumi ini, manusia juga di tuntut untuk melakukan pembangunan demi kehidupan yang baik, bukan melakukan hal-hal yang dapat merusak. Untuk itu Masjid juga perlu diadakan pembangunan dan renovasi dari tahun ke tahun seperti halnya melakukan pemugaran, pengecatan, pembelian peralatan yang baru agar Masjid tampak indah dan keberadaan Masjid tetap terjaga serta masyarakat lebih tertarik untuk beribadah di Masjid dengan tenang dan senang. Dari hasil penelitian didapati jawaban sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8 Masjid yang Pernah Melakukan Pembangunan dan yang Belum Pernah Dari penelitian dapat dilihat dari Gambar 4.8 di atas bahwa 40 100 Masjid di Kota Medan telah pernah mengalami pembangunan fisik, baik itu berupa pembangunan yang besar maupun baru sekedar renovasi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Medan sangat antusias dalam membantu pembangunan Masjid-Masjid di Kota Medan.

4.4.9 Melakukan Pembukuan Harta Masjid dengan Baik.

Islam sangat mendorong agar masyarakat Muslim menuntut ilmu setinggi- tingginya demi kehidupan yang lebih baik, bahkan Nabi Muhammad SAW menyuruh menuntut ilmu dari buaian sampai liang lahab. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnnya ilmu bagi umat Islam. Untuk para nazir Masjid sendiri diharapkan merupakan orang-orang yang visioner dan memiliki ilmu agar mampu mengelola dan mengembangkan harta Masjid. Mereka juga harus mampu melakukan proses pembukuan keuangan dengan baik agar proses keterbukaan dan pertanggung jawaban keuangan Masjid juga dapat dilaksanakan dengan baik. Hal Pernah Melakukan Pembangunan Tidak Pernah Diadakan Pembangunan 40 Universitas Sumatera Utara ini telah dipertanyakan kepada para nazir Masjid dengan hasil seperti gambar di bawah ini. Gambar 4.9 Kemampuan Nazir Dalam Hal Pembukuan Harta Masjid. Dari gambar 4.9 dapat diketahui bahwa dalam proses pembukuan harta Masjid terdapat 38 95 nazir yang mampu melakukan proses pembukuan secara baik dan dapat dipertanggung jawabkan sedangkan masih terdapat 2 nazir yang belum mencatat dengan baik. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa orang- orang yang menjadi nazir Masjid di Kota Medan termasuk orang-orang yang berilmu. 95 5 Mampu Melakukan Pembukuan dengan Baik Belum Mampu Melakukan Pembukuan dengan Baik Universitas Sumatera Utara . Tabel 4.6 Jumlah dan Persentase Penerapan 9 Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam di Institusi Masjid di Kota Medan Berdasarkan seluruh hasil data yang diperoleh dari para nazir Masjid tentang penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam maka diperoleh hasil seperti berikut. No Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Jumlah Yang Telah Diterapkan Jumlah Yang Belum Diterapkan Yang Telah Diterapkan Yang Belum Diterapkan 1 Muslim yang Rajin dan Aktif 38 2 95 5 2 Dilarang Memakan Harta Hasil Riba 35 5 88 12 3 Harta Dapat Dipertanggungjawabkan Pernah Diaudit Akuntan Publik 2 38 5 95 4 Keterbukaan Pencatatan Kas 40 100 5 Pengembangan Harta Secara Ekonomis dan Sosial 5 35 12 88 6 Konsumsi Makanan dan Minuman yang Halal dan Baik 40 100 7 Tolong Menolong Sesama Muslim 35 5 88 12 8 Pembangunan Renovasi Masjid 40 100 9 Mampu Melakukan Proses Pembukuan Harta Masjid dengan Baik 38 2 95 5 273 87 76 24 Jumlah 360 100 Universitas Sumatera Utara Setelah 9 prinsip-prinsip ekonomi Islam tersebut dianalisis maka akan terlihat seperti gambar 4.10 di bawah ini. Gambar 4.10 Analisis Penerapan 9 Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam di Institusi Masjid di Kota Medan. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 M us li m ya ng Ra ji n da n Ak ti f D il ar an g M e m akan Har ta Has il R ib a Da pa t Di pe rt a nggungj a w a bk a n P e rna h Di a udi t Ak unt a n Pu b lik K e te rb u kaan P e n catatan K as P e n g e m b an g an Har ta S e car a E kon om is d an S os ial K o ns um si M a k a na n da n M inum a n ya ng H a la l da n B a ik To lo n g M e n o lo n g S e sa m a M u sl im P e m ba nguna n Re no v a si M a sj id M am p u M e laku kan P ros e s P e m b u ku an Har ta M as ji d de nga n B a ik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 95 88 5 100 12 100 88 100 95 5 12 95 88 12 5 Yang Telah Diterapkan Yang Belum Diterapkan Universitas Sumatera Utara 1. Dari diagram diatas dapat dilihat sejauh mana penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang telah diterapkan di institusi Masjid di Kota Medan. Dari 9 poin prinsip-prinsip ekonomi Islam yang telah diteliti dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip ekonomi Islam yang belum banyak diterapkan yaitu: a. Pertanggung jawaban kepada masyarakat pernah di audit oleh Akuntan Publik. Dapat dilihat dari data bahwa masih sedikit Masjid yang berada di Kota Medan yang pernah diaudit dalam hal ini Akuntan Publik. Hal ini dikarenkan jumlah harta yang dimiliki Masjid tidak terlalu banyak, sehingga para nazir masih bisa mengelola sendiri. Selain itu, masyarakat juga masih percaya kapada para nazir dalam mengelola harta Masjid tersebut. Hanya beberapa Masjid yang memiliki harta yang cukup besar yang pernah di audit oleh Akuntan Publik. Contohnya Masjid Al-Musaddin yang setiap tahunnya melakukan audit terhadap harta Masjid. Hal ini menunjukkan pengelolan harta Masjid yang baik dan professional serta dapat dipertanggung jawabkan di hadapan masyarakat. b. Pengembangan harta untuk hal yang bersifat ekonomis dan sosial. Hal ini juga dapat dilihat dari masih minimnya Masjid yang mengembangkan harta Masjid untuk sesuatu yang bersifat ekonomis dan sosial. Artinya uang yang diperoleh Masjid tersebut tidak digunakan untuk sesuatu usaha yang produktif maupun bersifat sosial. Universitas Sumatera Utara Apabila data digabung antara jumlah persentase prinsip yang telah diterapkan dan yang belum diterapkan maka akan terlihat seperti gambar berikut ini. Gambar 4.11 Persentase Jumlah Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam yang Telah Diterapkan dan yang Belum Diterapkan di Institusi Masjid di Kota Medan. Dari hasil pengelolahan seluruh data maka dapat disimpulkan seperti gambar di atas bahwa penerapan 9 prinsip-prinsip ekonomi Islam di institusi Masjid di Kota Medan yang sudah diterapkan sekitar 76 sedangkan yang belum diterapkan adalah sekitar 24 . Hal ini menunjukkan bahwa para BKM Masjid di Kota Medan telah menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dengan cukup baik. 4.5 Hambatan-Hambatan Dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam 4.5.1 Jarak dan Lokasi Bank