2.2 Fungsi Masjid
Masjid di zaman Rasulullah SAW mempunyai banyak fungsi. Itulah sebabnya Rasulullah SAW membangun Masjid terlebih dahulu. Masjid menjadi
simbol persatuan umat Islam. Selama sekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan Masjid pertama, fungsi Masjid masih kokoh dan original sebagai pusat
peribadatan dan peradaban yang mencerdaskan dan mensejahterakan umat manusia. Supardi dkk: 2001:1
Lewat Masjid Rasulullah SAW membangun kultur masyarakat baru yang lebih dinamis dan progressif. Masjid adalah rumah Allah yang dibangun atas
dasar ketaqwaan kepadaNya. Oleh karena itu, membangun Masjid harus diawali dengan niat yang tulus, ikhlas, mengharap ridha Allah semata, sehingga Masjid
yang dibangun mampu memberikan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, kesejahteraan, rasa aman kepada para jamaah dan lingkungannya.
2.2.1 Fungsi Masjid di zaman Rasul dan dimasa Khalifah
Di zaman Rasul fungsi Masjid sangat banyak dibanding zaman sekarang ini. Hal ini karena Rasul dan para sahabat mampu memberdayakan Masjid dengan
optimal. Beberapa fungsi Masjid di zaman Rasul Supardi dkk: 2001:6 •
Tempat shalat ibadah, baik shalat, zikir, iktikap, dsb, maka karna itulah Masjid jadi tempat paling mulia dalam Islam.
• Sebagai sarana melakukan pemberdayaan umat, seperti tempat pembinaan
dan penyebaran dakwah Islam. •
Sebagai tempat untuk mengobati orang sakit. •
Sebagai tempat untuk mendamaikan orang yang sedang bertikai.
Universitas Sumatera Utara
• Sebagai tempat untuk konsultasi dan komunikasi masalah ekonomi, sosial
dan budaya, tapi tidak diperkenankan berdagang didalam Masjid. •
Sebagai tempat menerima duta-duta asing. •
Sebagai tempat pertemuan pemimpin-pemimpin Islam. •
Sebagai tempat bersidang. •
Sebagai tempat mengurus Baitul Maal. •
Sebagai tempat menyusun taktik dan strategi perang. •
Sebagai tempat mengurus prajurit yang terluka. •
Sebagai sarana tempat pendidikan. •
Sebagai tempat singgah orang-orang yang belum memiliki tempat tinggal untuk sementara.
2.2.2 Fungsi Masjid di Zaman Sekarang
Dilihat dari sisi pertumbuhan Masjid di Indonesia, cukup
menggembirakan, dari tahun ke tahun jumlah Masjid makin bertambah, tetapi dapat diakui bahwa fungsinya berkurang dan belum maksimal. Banyak fungsi
Masjid yang telah hilang dibandingkan pada zaman Rasul dan para Khalifah. Saat ini jumlah Masjid dan Mushallah di Kota Medan sangat banyak sekitar 1040 unit
pemkomedan.go.id. Jika dilihat pemberdayaan Masjid di Kota Medan selama ini kurang begitu diperhatikan. Hal ini dapat dilihat setiap hari sebagian besar Masjid
di Kota Medan hanya dibuka pada saat waktu shalat 5 waktu dan hanya sebagian kecil yang memanfaatkan Masjid untuk kegiatan umat lainnya seperti pengajian,
pendidikan agama Islam, ceramah, klinik, akad nikah dan lainnya. Padahal Masjid mempunyai peran strategis dalam membangun kesejahteraan umat. Masjid selama
Universitas Sumatera Utara
ini hanya berperan sebatas tempat ibadah shalat ritual semata, seharusnya jika masyarakat bisa memberdayakan harta Masjid sesuai syariat Islam dengan jumlah
Masjid yang cukup banyak maka akan cukup membantu untuk masyarakat sekitar. Karena itu, harus dilakukan rekonstruksi paradigma pemahaman manajemen
Masjid sesuai dengan fitrahnya. Seperti yang diketahui misi Masjid yaitu: • Hayya ‘alash shalaah mari kita melaksanakan shalat, dan
• Hayya ‘alal falaah mari meraih kemenangan. Artinya, mengajak melalui Masjid untuk meningkatkan kualitas ibadah
ritual dan melalui Masjid pula diraih kemenangan. Meraih kemengan memiliki makna yang sangat luas, untuk itu manusia harus berusaha menjadikan hukum
Islam sebagai landasan dalam menjalani kehidupan agar kelak selamat dunia dan akhirat.
Masjid menjadi simbol kebesaran Islam, namun jauh dari kegiatan memakmurkannya. Masjid sejak zaman Rasulullah SAW telah dijadikan pusat
kegiatan Islam. Dari Masjid Rasulullah SAW membangun umat Islam, dan mengendalikan pemerintahannya, namun saat ini, Masjid masih belum
diberdayakan secara proposional bagi pembangunan umat Islam. Memang tidak mudah untuk mengajak umat kembali ke Masjid seperti pada zaman Rasulullah
SAW, tetapi semua umat Islam berkewajiban untuk menerapkannya kembali sesuai dengan syariat Islam. Memakmurkan Masjid memiliki arti yang sangat
luas, yakni menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bernilai ibadah. Di antara kegiatan yang tergolong memakmurkan Masjid saat ini adalah
Supardi dkk: 2001:26
Universitas Sumatera Utara
1. Pengelolaan Masjid yang professional
2. Menyemarakkan Majelis taklim
3. Taman pendidikan Al-Qur’an
4. Memberdayakan remaja Masjid
5. Mengelola perpustakaan
6. Mengelola keuangan Masjid sesuai prinsip-prinsip Islam
7. Unit pelayanan zakat
8. Baitul Maal
9. Bimbingan penyelenggaraan haji dan umrah, dll.
Selain kegiatan-kegiatan di atas, pengurus Masjid harus tanggap terhadap kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. Kendala-kendala maupaun masalah-
masalah sosial yang dialami warga sekitarnya, misalnya kelaparan, musibah, kesusahan, kefakiran, deviasi sosial, kenakalan remaja, musafir
5
Oleh karena Masjid merupakan instrumen pemberdayaan umat, yang memiliki peranan sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas masyrakat
dan kesejahteraan umat, maka pengelolaan manajemen Masjid harus professional. pendatang yang
kesusahan, ketiadaan air, dan lain sebagainya. Masjid melalui pengurusnya harus bertindak sebagai, pengayom, pencegah, pengobat dan konseling. Dalam hal
peristiwa-peristiwa besar, pengurus Masjid perlu bekerja sama dengan lembaga- lembaga di atasnya, dengan organisasi terkait lain, ataupun dengan Pemerintah.
Seorang pengelola Masjid yang mendapat amanah Allah SWT untuk mengurus Masjid, haruslah seorang yang ikhlas, jujur, amanah, adil, disiplin,
5
Musafir: orang yang dalam perjalanan jauh
Universitas Sumatera Utara
bertanggung jawab, peduli, bisa bekerja sama, bahkan dia seharusnya seorang visioner, berfikir maju bagaimana Masjid bisa memberi manfaat yang banyak
kepada umat. Allah berfirman dalam QS. At Taubah : 18 yang artinya : “Hanya yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada
siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk”.
2.3 Pengertian Sistem Ekonomi Islam