Komunikasi Konteks Tinggi dan Komunikasi Konteks Rendah

c. Fungsi Emblematis Untuk menerangkan bahwa pesan non verbal dapat disampaikan melalui isyarat-isyarat gerakan anggota tubuh, terutama tangan. d. Fungsi Ilustrasi Fungsi ini dapat menerangkan bahwa pesan non verbal digunakan untuk mengindikasikan ukuran, bentuk, jarak dan lainnya. Simon, capper 1997 e. Fungsi Adaptasi Fungsi adaptasi disini merupakan sebagai fungsi pesan non verbal untuk menyesuaikan berbagai pesan verbal maupun nonverbal. Gerakan refleks seperti memegang-megang jenggot, menggigit kuku termasuk dalam kategori fungsi adaptasi.

2.1.5 Komunikasi Konteks Tinggi dan Komunikasi Konteks Rendah

Sebuah kebudayaan yang mana prosedur pengalihan informasi menjadi lebih sukar dikomunikasikan disebut dengan Komunikasi konteks rendah High Culture Context. Sebaliknya suatu kebudayaan yang mana prosedur pengalihan informasinya menjadi lebih mudah atau gampang dikomunikasikan disebut dengan komunikasi konteks rendah Low Culture Context. Para anggota kebudayaan HCC umumnya bersifat implisit sedangkan LCC umumnya bersifat eksplisit Liliweri, 2003:154:155 Salah satu analisis populer mengenai perbedaan gaya berkomunikasi dikemukakan oleh Edward T. Hall dalam Andriani, 2012:129. Menurut Hall budaya dapat diklasifikasikan kedalam gaya komunikasi konteks-tinggi dan gaya komunikasi konteks-rendah. Dalam budaya konteks tinggi, maka terinternalisasi pada orang yang bersangkutan, dan pesan nonverbal lebih ditekankan. Kebanyakan masyarakat homogen berbudaya konteks-tinggi. Menurutnya bahwa komunikasi konteks tinggi merupakan kekuatan kohesif bersama yang memiliki sejarah panjang, lamban berubah dan berfungsi untuk menyatukan kelompok. Universitas Sumatera Utara Sedangkan komunikasi konteks rendah cepat dan mudah berubah, karena tidak mengikat kelompok. oleh karena perbedaan tersebut, orang-orang dalam budaya konteks tinggi cenderung lebih curiga terhadap pendatang atau orang asing. Sangat bertolak belakang dengan budaya konteks tinggi, budaya konteks rendah cenderung dengan spesifikasi, rincian dan jadwal yang persis dengan mengabaikan konteks. Bahasa yang digunakan langsung dan lugas. Orang-orang yang berbudaya konteks-rendah dianggap berbicara berlebihan, mengulang-ulang apa yang sudah jelas, sedangkan orang berbudaya konteks tinggi gemar berdiam diri, tidak suka berterus terang dan misterius. Dalam budaya konteks tinggi, ekspresi wajah, tensi, gerakan, kecepatan interaksi, dan lokasi interaksi lebih bermakna. Orang dengan tipe seperti ini mengharapkan orang lain dapat memahami suasana hati walaupun tanpa ucapan terucapkan. Dalam komunikasi antarbudaya, kesabaran penting untuk memahamai bahasa konteks tinggi dan bahasa konteks rendah. Untuk itu kita sering menggunakan eufimisme , yaitu ungkapan-ungkapan yang menghaluskan situasi yang sebenarnya buruk, juga kebohongan putih white lies untuk tidak menyinggung perasaan atau memperlakukan orang lain. Sebenarnya gaya komunikasi tidak dapat dikategorikan menjadi komunikasi konteks-tinggi dan komunikasi konteks-rendah. Namun persepsi budaya dapat menjadi suatu rujukan kenapa hal tersebut menjadi suatu acuan. Meskipun diakui bahwa kedua gaya komunikasi tersebut boleh jadi ada dalam budaya yang sama, tetapi biasanya salah satunya mendominasi. Misalnya saja untuk negara-negara Barat umumnya berbudaya konteks rendah, sedangkan negara-negara Timur umumnya berbudaya konteks-tinggi. Urutan sejumlah negara berdasarkan tingkat budayanya dari budaya konteks tinggi hingga budaya konteks rendah adalah sebagai berikut: Jerman, Swiss, Skandinavia Swedia, Norwegia, Finlandia, Denmark, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Italia, Spanyol, Yunani,Arab,Cina dan Jepang Mulyana, 2004:135. Menurut Dedy Mulyana, Indonesia berada di antara Arab dan Cina. Perbandingan Persepsi Budaya pada High Culture. Universitas Sumatera Utara High Context dan Low Context Culture Tabel 1 High Culture Context Low Culture Context  Prosedur pengalihan informasi sukar  Prosedur pengalihan informasi menjadi lebih gampang Persepsi terhadap itu dan orang yang menyebarkan isu  Tidak memisahkan isu dan orang yang mengkonsumsikan isu  Memisahkan isu dan orang mengkonsumsikan isu Persepsi terhadap tugas dan relasi  Mengutamakan relasi sosial dalam melaksanakan tugas  Social oriented  Personal relation  Relasi antarmanusia dalam tugas berdasarkan relasi tugas  Task oriented  Impersonal relation Persepsi terhadap kelogisan informasi  Tidak menyukai informasi yang rasional  Mengutamakan emosi  Mengutamakan basa-basi  Menguasai informasi yang rasional  Menjauhi sikap emosi  Tidak mengutamakan basa- basi Persepsi terhadap gaya komunikasi  Memakai gaya komunikasi tidak langsung  Mengutamakan pertukaran informasi secara nonverbal  Mengutamakan suasana komunikasi yang infomal  Memakai gaya komunikasi langsung  Mengutamakan pertukaran informasi secara verbal  Mengutamakan suasana komunikasi yang formal Universitas Sumatera Utara Persepsi terhadap pola negosiasi  Mengutamakan perundingan melalui human relation  Pilihan komunikasi meliputi perasan dan intuisi  Mengutamakan hati dari pada otak  Mengutamakan perundingan melalui bargaining  Pilihan komunikasi melipiti pertimbangan rasional  Mengutamakan otak dari pada hati Persepsi terhadap informasi tentang individu  Mengutamakan individu dengan mempertimbangkan dukungan faktor sosial  Mempertimbangkan loyalitas individu kepada kelompok  Mengutamakan kapasitas individu tanpa memperhatikan faktor sosial  Tidak mengutamakan pertimbangan loyalitas individu dari pada kelompok Bentuk pesan informasi  Sebagian besar pesan tersembunyi dan implisit  Sebagian besar pesan jelas, tampak dan eksplisit Reaksi terhadap sesuatu  Reaksi terhadap sesuatu tidak selalu nampak  Reaksi terhadap sesuatu selalu nampak Memandang in group dan out group  Selalu luwes dalam melihat perbedaan in group dengan out group  Selalu memisahkan kepentingan in group dengan out grup Sifat pertalian antarpribadi  Pertalian antarpribadi sangat kuat  Pertalian antarpribadi sangat lemah Konsep waktu Universitas Sumatera Utara  Konsep terhadap waktu sangat terbuka dan luwes  Konsep terhadap waktu yang sangat terorganisir

2.1.6 Persepsi