Komunikasi Nonverbal Kerangka Teori

Persamaan dan Perbedaan KLB dan KAB Kesamaan : • Keduanya menjadikan kebudayaan sebagai varian besar kajiannya • Keduanya memusatkan perhatian pada komunikasi antarpersonal Perbedaan : • KLB menekankan perbandingan • KLB mempelajari efek media perbandingan efek media dengan efek media yanglain • KAB menekankan interaksi antarpribadi yang berbeda latar belakang kebudayaan • KAB mempelajari komunikasi dan hubungan internasional juga

2.1.4 Komunikasi Nonverbal

Untuk merumuskan pengertian “komunikasi nonverbal” biasanya ada beberapa defenisi yang digunakan secara umum: ° Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata. ° Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara. ° Komunikasi nonverbal dapat berupa setiap hal yang dilakukan oleh orang lain diberi makna oleh orang lain ° Komunikasi nonverbal adalah suatu mengenai ekspresi, wajah, sentuhan, waktu, gerak, syarat, bau, perilaku mata dan lain-lain. Samovar, et.al,2010 ° Komunikasi nonverbal adalah sebuah proses yang halus,tidak beraturan tidak berstruktur, multidimensi, dan terjadi dengan proses yang spontan Andresen, 1999. Universitas Sumatera Utara Komunikasi nonverbal adalah proses yang dijalani oleh seorang individu atau lebih pada saat menyampaikan isyarat-isyarat nonverbal yang memiliki potensi untuk merangsang makna dalam pikiran individu-individu lain. Setiap manusia peduli dengan kebiasaan dalam menggunakan bahasa nonverbal, dimana dilakukan tanpa berpikir panjang, spontan, dan tanpa disadari Andresen, 1999 ; Burgoon, 1985 ; samovar porter,1985. Manusia biasanya tidak menyadari kebiasaan dari bahasa nonverbal mereka sendiri, sehingga sangat sulit untuk mengenali dan menguasai kebiasaan bahsa nonverbal dari budaya lain. Meskipun begitu komunikasi nonverbal memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Kebanyakan ahli komunikasi akan sepakat apabila dikatakan bahwa dalam komunikasi tatap muka umumnya, hanya 35 persen dari “ social context” suatu pesan yang disampaikan dengan kata-kata Lusiana Andriani, 2012. Meskipun penggunaan bahasa verbal itu penting dalam berkomunikasi, namun dalam hal ini penggunaan bahasa nonverbal tidak kalah pentingnya. Pesan atau perilaku nonverbal menyatakan pada kita bagaimana menginterpretasikan pesan-pesan lain yang terkandung didalamnya, misalnya : ada orang yang menyatakan pesan serius, bercanda, mengancam dan lain-lain. Hal demikian tersebut “second-order message”atau “metocommunication” Gregory Bateson, yakni kerangka yang mengelilingi pesan sehingga merupakan pedoman untuk penafsiran pesan. Edward T. Hall 1959 menyebutkan fenomena nonverbal ini sebagai “silent language” ia mengatakan pendapatnya bahwa kesulitan orang Amerika Serikat dalam berhubungan dengan negara-negara lain, adalah karena kurangnya pengetahuan tentang komunikasi silang budaya. Pendidikan formal tentang bahasa, sejarah, pemerintah, kebiasaan dari negara-negara lain hanyalah langkah pertama dari suatu program menyeluruh. Pada hal suatu yang sama pentingnya adalah proses nonverbal yang ada dalam setiap negara di dunia dan diantara macam-macam kelompok dalam masing-masing negara. Adapun macam-macam Perilaku nonverbal dapat dibagi secara garis besar ke dalam beberapa bagian seperti : 8 kode dalam komunikasi nonverbal: penampilan fisik, proksemik, kinesik, haptic, rupa, vokal, dan olfaktik¨ringkasan ini mendefenisikan dan menempatkan Universitas Sumatera Utara budaya dan akhirnya mendiskusikan 6 dasar dimensi variasi budaya, termasuk keakraban, individual, jenis kelamin, jarak kekuasaan, menghindari ketidak pastian dan konteks budaya, dan membantu menjelaskan ribuan pertukaran budaya- dalam perbedaan budaya pada komunikasi nonverbal. 1. Penampilan “objecties” 2. Gerakan badaniah “ Kinesics” 3. Persepsi indrawi “Sensoric” 4. Penggunaan ruang jarak “Proxemic” 5. Penggunaan waktu “Chronemics” Ruben,1984 : 129-155, 1 Penampilan “objecties” Merupakan salah satu hal yang paling berpengaruh dalam melakukan komunikasi dengan seseorang. Tak jarang untuk memutuskan akankah memulai sebuah komunikasi dengan orang lain kita dipengaruhi oleh penampilan. Dari penampilan tersebut banyak orang menilai tentang staus sosial, profesi, atau kecerdasan dilihat dari apa yang mereka tampilkan. Misalnya saja cara bedandan ataupun berpakaian. 2 Gerakan badaniah “ Kinesics” Dalam beberapa tahun terakhir, buku-buku dan akrike, mengenai ‘bahasa badan’ bodylanguage telah memusatkan perhatian pada cara- cara manusia menggunakan gerak isyarat badan sebagai suatu bentuk komunikasi. Studi sistematik yang berupaya untuk memformulasikan dan mengkordifikasikan perilaku badaniah ini disebut “Kinesics” . studi Kinesics mempelajari bagaimana isyarat-isyarat nonverbal ini, baik yang sengaja ataupun tidak, dapat mempengaruhi komunikasi. Salah satu contoh adalah ketika kita menyatakan sikap kepada prang-orang lain dengan beberapa cara seperti menunjukkan kita tertarik pada seseorang dengan menghadapkan badan . setiap kebudayaan mempertunjukan gerakan badan dan sikap badan yang baik. Misalnya Universitas Sumatera Utara dalam hal : postur atau sikap badan, isyarat badan, gerakan kepala, ekspresi muka,kontak mata,serta gerakan tangan dan lengan. 3 Persepsi indrawi “Sensoric” − Rabaan atau Sentuhan Kebudayaan mengajarkan kepada anggota-angotanya sejak kecil tentang siapa yang dapat kita raba, bilamana dan dimana kita bisa raba atau sentuh. Dalam banyak hal juga kebudayaan mengajarkan kita bagaimana menafsirkan tindakan perabaan atau sentuhan. Dalam hal berjabat tangan juga ada variasi kebudayaan. Di negara Jerman orang berjabat tangan hampir pada setiap pertemuan, sehingga sedikit modifikasinya dari satu situasi ke situasi lain. Tetapi di Amerika Serikat jabatan tangan lebih digunakan untuk menunjukan perasaan, misalnya jabatan tangan yang kuat, lemah, atau sensual. Setiap kebudayaan juga memberikan batasan pada bagian-bagian mana dari badan yang dapat disentuh, dan mana yang dapat diraba. Seperti di Indonesia, umumnya kepada dianggap badan yang terhormat sehingga tidak sopan untuk disentuh atau disenggol oleh orang yang sebaya ataupun lebih muda apalagi belum dikenal. − Penciuman “Olafaction” Indra penciuman dapat berfungsi sebagai saluran untuk membangkitkan makna. Berapa contoh dibawah ini melukiskan peranan penciuman dalam berbagai kebudayaan. Dinegara-negara yang penduduknya tidak terlalu banyak mengkonsumsi ikan dan daging sapi, ada anggapan bahwa orang-orang Amerika Serikat mengeluarkan bau yang tidak enak karena terlalu banyak makan daging. Persepsi memang berbeda antara satu kebudayaan dengan budaya lainnya. Jika orang Amerika cerminan kebudayaan yang anti bau, maka berdo’a di negara Arab, prianya menginginkan etnis wanita untuk mempunyai bau alam, yang dianggap sebagai perluasan dari pribadi individu. − Pengunaan Ruang Jarak “Proxemics” Universitas Sumatera Utara Cara kita mengunakan ruang jarak sering kali menyatakan kepada orang lain sesuatu mengenai diri kita secara pribadi maupun kebudayaan. Aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang menentukan ruang jarak dipelajari sebagai bagian dari masing-masing kebudayaan. Sebagai contoh ruang jaraka pada kantor-kantor di Amerika, mereka lebih suka ada meja yang membatasi mereka dengan orang lain. Namun dalam kebudayaan lain seperti Amerika Latin ataupun Israel, hal tersebut dianggap membatasi komunikasi mereka, sehingga mereka berusaha untuk mendekati pihak orang yang di ajak bicara. − Sikap Terhadap Waktu “Chronemics” Kebiasaan – kebiasaan bisa berbeda pada macam-macam kebudayaan dalam hal:  Persiapan berkomunikasi  Saat dimulainya komunikasi  Saat proses komunikasi berlangsung  Saat mengakhiri − “Paralanguage” Sesungguhnya termasuk dalam unsur-unsur linguistik, yaitu bagaimana cara suatu pesan diungkapkan dan bukan isi pesan itu sendiri. “Paralanguage” memberikan informasi mengenai informasi, atau di sebut “metakomunikasi” Ruben, 1984:115. Termasuk didalamnya berupa aksen, volume suara, nada, intonasi, kecepatan bicara, waktu berhenti dalam bicara. Dalam kebanyakan peristiwa komunikasi perilaku nonverbal digunakan secara bersama-sama dengan bahasa verbal Samovar, et-al, 1981:1661 : • Perilaku nonverbal memberi aksen atau penekanan pada pesan verbal. Contohnya : menyatakan terikamakasi dengan tersenyum ataupun mengangkat tangan. • Perilaku nonverbal sebagai pengulangan dari bahasa verbal. Contohnya : menyatakan arah tempat dengan mengatakan “ perpustakaan terletak Universitas Sumatera Utara dibelakang gedung ini”, kemudian mengulang pesan yang sama dengan menunjuk ke arah tersebut. • Tindakan nonverbal melengkapi pernyataan verbal. Misalnya : mengatakan kepada teman karena tidak dapat meminjamkan uang, dan mimik wajah yang sungguh-sungguh mengekspresikan keadaan kantong yang tengah menipis. • Perilaku nonverbal sebagai penganti dari bahasa verbal. Contohnya : menyatakan rasa haru tanpa menggunakan kata-kata, melainkan dengan mata yang berkaca-kaca ataupun linangan air mata. • Tindakan nonverbal berlawanan dengan untur-unsur verbal. Contohnya: saat menyatakan sangat tertarik pada suatu lukisan tanpa pernah memandang sekalipun. Fungsi-fungsi Pesan Non VerbalMenurut Simon Capper, Suzugamine Women’s College, Hirosima, 1997 setidaknya ada lima kategori fungsi komunikasi non verbal: a. Fungsi Regulasi Fungsi regulasi menjelaskan bahwa simbol non verbal yang digunakan mengisyaratkan bahwa proses komunikasi berbak sudah berakhir. Dalam percakapan dengan sesama, kita akan menpyatakan diri, atau memberikan reaksi balik feedback. Fungsi regulasi dimaksudkan untuk membantu orang yang sedang mendengarkan anda memberikan interpretasi yang tepat terhadap apa yang sedang anda sampaikan secara verbal. Jadi fungsi regulasi bermanfaat untuk mengatur pesan non verbal secara seksama untuk meyakinkan orang lain menginterpretasi makna yang disampaikan secara verbal. b. Fungsi Interpersonal Fungsi ini membantu kita untuk menyatakan sikap dan emosi dalam relasi antarpribadi affect displays. Dalam beberapa peneilitian yang berkaitan dengan pertukaran non verbal ditunjukkan bahwa ada sinkrinisasi, kongruens dan konvergensi yang dapat ditujukan oleh pesan non verbal Wallbott,1995 Universitas Sumatera Utara c. Fungsi Emblematis Untuk menerangkan bahwa pesan non verbal dapat disampaikan melalui isyarat-isyarat gerakan anggota tubuh, terutama tangan. d. Fungsi Ilustrasi Fungsi ini dapat menerangkan bahwa pesan non verbal digunakan untuk mengindikasikan ukuran, bentuk, jarak dan lainnya. Simon, capper 1997 e. Fungsi Adaptasi Fungsi adaptasi disini merupakan sebagai fungsi pesan non verbal untuk menyesuaikan berbagai pesan verbal maupun nonverbal. Gerakan refleks seperti memegang-megang jenggot, menggigit kuku termasuk dalam kategori fungsi adaptasi.

2.1.5 Komunikasi Konteks Tinggi dan Komunikasi Konteks Rendah