1 Kemauan secara psikologis kemauan berpartisipasi muncul oleh adanya motif
intrinsik dari dalam sendiri maupun ekstrinsik karena rangsangan, dorongan, atau tekanan dari pihak luar.
2 Kesempatan untuk berpartisipasi, dalam kenyataan banyak program
pembangunan yang kurang memperoleh partisipasi masyarakat karena kurangnya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi. Kesempatan
untuk berpartisipasi sangat diHubungani oleh a kemauan politik dari penguasapemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam pembanguana,
b kesempatan untuk memperoleh informasi, c kesempatan untuk memobilisasi dan memanfaatkan sumberdaya.
3 Kemampuan berpartisipasi, beberapa kemampuan yang dituntut untuk dapat
berpartisipasi dengan baik antara lain adalah: a kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, b kemampuan untuk memahami kesempatan-
kesempatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, c kemampuan untuk
melaksanakan pembangunan sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan serta sumber daya lain yang dimiliki. Menurut Robbins 1998 menyatakan pada
hakekatnya kemampuan individu tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
2.3.3. Tingkat Kesukarelaan Partisipasi
Tingkat kesukarelaan partisipasi menurut Dusseldorp 1981 membedakan adanya beberapa jenjang kesukarelaan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1 Partisipasi spontan
Yaitu keikutsertaan yang tumbuh karena motivasi intrinsik berupa pemahaman, penghayatan dan kenyakinannya sendiri.
2 Partisipasi terinduksi
Yaitu keikutsertaan yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya motivasi ekstrinsik berupa bujukan, Hubungan, dorongan dari luar meskipun yang
bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh untuk berpartisipasi. 3
Partisipasi tertekan oleh kebiasaan Yaitu keikutsertaan yang tumbuh karena adanya tekanan yang dirasakan
sebagaimana layaknya warga masyarakat pada umumnya, atau keikutsertaan yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilai-nilai atau norma yang dianut
oleh masyarakat setempat. Jika tidak berperanserta, khawatir akan tersisih atau dikucilkan masyarakat.
4 Partisipasi tertekan oleh peraturan
Yaitu keikutsertaan yang dilakukan karena takut menerima hukuman dari peraturanketentuan-ketentuan yang sudah diberlakukan.
5 Partisipasi tertekan oleh alasan sosio-ekonomi
Yaitu keikutsertaan yang dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita kerugiantidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang
dilaksanakan. Menurut Mardikanto, 1994 mengemukakan adanya emapat macam kegiatan
yang menunjukan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu : 1 partisipasi
Universitas Sumatera Utara
dalam pengambilan keputusan, 2 partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, 3 partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi, 4 partisipasi dalam pemanfaat hasil
pembangunan. Tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan, menunjukan adanya kepercayaan dan kesempatan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat untuk terlibat secara aktif di dalam proses
pembangunan. Artinya, tumbuh dan kembanganya partisipasi masyarakat, memberikan indikasi adanya pengakuan aparat pemerintah bahwa masyarakat
bukanlah sekedar obyek atau penikmat hasil pembangunan, melainkan subyek atau pelaku pembangunan yang memiliki kemauan dan kemampuan yang dapat
diandalakan sejak perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil- hasil pembangunan Mardikanto, 2001.
2.4 Keluarga Berencana 2.4.1 Definisi Keluarga Berencana