mereka kelak menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi orang tua dan bangsa.
3. Untuk kepentingan masyarakat
Keluarga merupakan kumpulan terpadu dari satu komunitas atau masyarakat. Kepentingan masyarakat meminta agar setiap orang tua sebagai kepala keluarga
memelihara dengan baik keluarga dan anak-anaknya agar dapat membantu terlaksananya kesejahteraan seluruh komunitas sehingga secara makro telah ikut
memelihara keseimbangan penduduk pelaksanaan pembangunan nasional. Tanpa bantuan kesungguhan keluarga-keluarga dalam menekan pertambahan penduduk
dengan cepat, pembangunan tidak akan berarti. Orang tua yang menentukan jumlah anak yang ingin mereka miliki sesuai dengan kemampuannya dan tidak
melupakan tanggung jawab terhadap anak-anak yang telah dilahirkan, tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara dimana mereka hidup dan berbakti
Mochtar, 1998.
2.4.4. Pandangan Berbagai Agama tentang Keluarga Berencana
Ditinjau dari segi agama, tidak ada satu agamapun di Indonesia yang secara pasti menolak program KB, meskipun pada awalnya banyak keraguan akan hukum
agama dari program KB. Namun, pada saat ini beberapa agama telah mendukung program KB. Berikut pandangan 4 empat agama besar di Indonesia tentang program
KB:
Universitas Sumatera Utara
1. Agama Islam
Pandangan para ulama di Indonesia tentang KB pada umumnya menyetujui atau sekurang-kurangnya tidak menentang. Bahkan masa Nabi Muhammad SAW
telah dikenal metode kontrasepsi alamiah yang dikenal dengan nama azl atau coitus interptus yang disebut juga dengan senggama terputus. Namun, beberapa pemikir
Islam meragukan hukum ber – KB, karena menyamakan program KB dengan larangan membunuh bayi. Pembunuhan bayi sama sekali tidak sama dengan memakai
alat kontrasepsi, karena pembunuhan bayi adalah pembunuhan nyata dari anak yang telah lahir sedangkan memakai alat kontrasepsi adalah mencegah terjadinya
pembuahan. Oleh karena itu aborsi sebagai metode KB dilarang di Indonesia dan cara KB lainnya diperbolehkan Ebrahim, 1997.
Metode kontap sebagai salah satu alat KB juga diperdebatkan oleh para ulama Islam, karena sifatnya yang permanen dan menganggap cara ini sama dengan
pengebirian yang dilarang dalam hukum Islam. Namun belakangan metode ini akhirnya diperbolehkan dengan pertimbangan bila metode KB lain memang tidak
sesuai dan alasan kesehatan dari Pasangan Usia Subur PUS itu sendiri. 2.
Agama Kristen Pandangan agama Kristen, dalam hal ini Katolik, pada dasarnya menyetujui
program KB dengan batasan-batasan yang telah ditentukan di antaranya adalah : a Masalah KB misalnya : jenis kontrasepsi yang dipakai, jumlah anak yang diinginkan,
dan lain-lain ditentukan oleh suami istri sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain termasuk pemerintah, b Penentuan tentang keikutsertaan ber KB harus disepakati
Universitas Sumatera Utara
bersama antara suami istri, c Dalam konsili disebutkan bahwa cara-cara KB yang dilarang adalah pengguguran aborsi dan pembunuhan bayi. Selain itu cara coitus
interuptus dan sterilisasi baik yang permanen maupun tidak juga dilarang, d Cara ber KB yang dianjurkan oleh gereja adalah pantang berkala. Mengenai cara ini ensiklik
hummanae menolak semua cara ber- KB selain pantang berkala, e Bila cara pantang berkala telah dicoba mengalami kesulitan atau membahayakan kesehatan, maka
suami istri dapat meminta nasehat kepada imam sebagai bapak rohani untuk menentukan jalan keluar yang tepat BKKBN, 1980.
3. Agama Hindu
Pandangan Agama Hindu terhadap program KB sangat positif bahkan cenderung mendukung karena program ini dianggap sejalan dengan ajaran agama
Hindu. Alat kontrasepsi tercipta dari ilmu pengetahuan, dan ilmu yang dipergunakan untuk kesejahteraan manusia, akan disetujui oleh Hindu Dharma dan tidak akan
ditentang. Bahkan penggunaan alat kontrasepsi diatur agar sesuai dengan desa tempat, kala waktu, dan putrakeadaan BKKBN, 1980.
Namun demikian metode pengguguran abortus criminalis dianggap sebagai dosa besar karena bertentangan dengan ajaran Ahimsa Karma. Pengguguran janin
dianggap sama dengan pembunuhan orang suci. Oleh karena itu, metode ini sangat ditentang oleh umat Hindu.
4. Agama Budha
Agama Budha menyetujui program KB dan penggunaan metode kontrasepsi apabila: a Metode kontrasepsi tidak mengandung unsur-unsur pembunuhan,
Universitas Sumatera Utara
b Kontrasepsi dilakukan atas dasar saling pengertian antara suami istri dengan maksud memberikam kesempatan mendidik, merawat, mempersiapkan diri buat
kehidupan anak-anak yang sudah ada, c Tidak ada unsur-unsur melarikan diri dari tanggung jawab, d Semua tindakan ber KB dilakukan atas dasar bimbingan dan
pengawasan para ahli yang bersangkutan BKKBN, 1980. Agama Budha memperbolehkan pemakaian kontrasepsi karena pencegahan
kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi dianggap sama dengan pencegahan pertemuan sel telur dengan sel sperma yang berarti pula mencegah terjadinya mahluk.
Hal ini berarti tidak terjadi pembunuhan, karena sel telur dan sel sperma sendiri menurut agama Budha bukanlah mahluk.
2.4.5. Kontrasepsi Vasektomi