Tipe Adversity Quotient Faktor-Faktor Pendukung Kesuksesan

3. Tipe Adversity Quotient

Dengan menganalogikan pada pendakian gunung, Stoltz 2000 membagi orang-orang dalam pendakian itu dalam tiga golongan, yaitu quitter, camper dan climber. a. Quitter Quitter adalah orang yang berhenti dan tidak mencoba untuk mendaki. Mereka adalah orang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti. Mereka menolak kesempatan untuk mendaki. Mereka mengabaikan, menutupi atau meninggalkan dorongan inti yang manusiawi untuk mendaki dan dengan demikian juga meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan. b. Camper Camper adalah orang-orang yang pergi untuk mendaki tetapi tidak seberapa jauh mereka berhenti dan memilih untuk menetap di situ dan tidak meneruskan pendakiannya karena telah merasa nyaman, aman dan mungkin takut akan hal yang terjadi jika mereka terus mendaki. c. Climber Climber merupakan orang-orang yang seumur hidup digunakan untuk mendaki. Mereka selalu terus menerus maju dengan memikirkan kemungkinan- kemungkinan serta tidak membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental dan hambatan lainnya menghalangi pendakiannya. Universitas Sumatera Utara

4. Faktor-Faktor Pendukung Kesuksesan

Dalam menggambarkan faktor-faktor yang mendukung kesuksesan seseorang, Stoltz 2000 mengibaratkannya dengan sebuah pohon. a. Daun: Kinerja Daun diibaratkan dengan kinerja karena merujuk pada bagian yang paling mudah terlihat oleh orang lain. Daun adalah bagian yang terlihat dari pohon. Pada kesuksesan seseorang, bagian yang dapat dilihat adalah kinerjanya. Kinerja adalah bagian yang paling sering dievaluasi atau dinilai, baik itu yang berhubungan dengan pendidikan, pekerjaan, hubungan interpersonal ataupun hubungan dengan lingkungan. Namun, kinerja seseorang tidak muncul begitu saja, daun harus tumbuh di cabang pohon. b. Cabang: Bakat dan Kemauan Cabang pertama merujuk pada apa yang disebut faktor simpulan resume factor. Simpulan menggambarkan keterampilan, kompetensi, pengalaman dan pengetahuan yakni apa yang diketahui dan mampu dikerjakan oleh seseorang. Gabungan pengetahuan dan kemampuan ini disebut bakat. Cabang yang kedua adalah kemauan, menggambarkan motivasi, antusiasme, gairah, dorongan, ambisi dan semangat. Seseorang yang memiliki bakat tetapi tidak memiliki kemauan tidak mungkin menjadi sukses. Seseorang membutuhkan bakat dan kemauan untuk mencapai kesuksesan. Namun, seperti cabang pohon, bakat dan hasrat tidak muncul begitu saja. Oleh karena itu, seseorang juga harus memperhatikan pada batang pohonnya. Universitas Sumatera Utara c. Batang: Kecerdasan, Kesehatan dan Karakter Pada awalnya banyak orang mengartikan kecerdasan sebagai hasil pengukuran suatu tes semacam IQ, GPA atau SAT. Howard Gardner, seorang profesor psikologi di Harvard University adalah satu di antara banyak peneliti yang memperluas pengertian kecerdasan dengan menunjukan bahwa kecerdasan mempunyai tujuh bentuk yaitu linguistik, kinestetik, spasial, logika matematis, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kesehatan emosi dan fisik juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menggapai kesuksesan. Jika seseorang sakit, penyakit akan mengalihkan perhatiannya dari gunung yang sedang didakinya. Pendakian itu menjadi sekadar perjuangan hari demi hari untuk bertahan hidup. Sebaliknya emosi dan fisik yang sehat dapat sangat membantu pendakian seseorang. Karakter seperti kejujuran, keadilan, kelurusan hati, kebijaksanaan, kebaikan, keberanian dan kedermawanan, semuanya penting bagi seseorang untuk meraih kesuksesan. d. Akar: Genetika, Pendidikan dan Keyakinan Semua faktor yang ada seperti kinerja, bakat, kemauan, kecerdasan, kesehatan dan karakter penting bagi kesuksesan, tapi tak satupun dari faktor tersebut bisa tumbuh tanpa faktor akar, yaitu genetika, pendidikan dan keyakinan. Meskipun warisan genetis tidak akan menentukan nasib seseorang, namun berdasarkan penelitian yang telah ada ternyata menunjukkan genetika berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Faktor akar yang kedua adalah pendidikan. Pendidikan seseorang bisa mempengaruhi kecerdasan, pembentukan kebiasaan yang sehat, perkembangan Universitas Sumatera Utara watak, keterampilan, hasrat dan kinerja yang dihasilkan. Faktor akar yang ketiga adalah keyakinan, seseorang yang sukses mutlak harus memiliki keyakinan diri.

B. KEBUDAYAAN