merupakan suatu keharusan untuk mempertahankan hidup. Oleh sebab itu, di kalangan masyarakat kelas bawah dikenal falsafah ngupaya upa, yang artinya
bekerja hanya untuk mendapatkan makanan. Hal ini berarti dengan kesulitan ekonomi yang mereka miliki, mereka hanya memikirkan segala sesuatunya untuk
mendapatkan makanan. Mereka tidak memikirkan hal lain yang juga lebih berguna seperti pendidikan Hadi, 2003.
Dimensi keempat AQ adalah endurance. Dimensi ini mempertanyakan seberapa lama kesulitan dan penyebab kesulitan akan berlangsung. Individu yang
cepat menyerah terhadap kesulitan berarti menganggap kesulitan akan berlangsung lama Stoltz, 2000. Jika dikaitkan dengan budaya Batak Toba dan
Jawa, maka dapat dikatakan orang Batak Toba cenderung memiliki endurance yang lebih tinggi dibandingkan orang Jawa. Hal ini dapat dilihat dari sifat orang
Jawa yang lebih cepat menyerah Hadi, 2003. Sedangkan orang Batak Toba tidak gampang menyerah Tinambunan, 2010.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berasumsi bahwa orang Batak Toba memiliki adversity quotient yang lebih tinggi dibandingkan orang Jawa. Hal ini
dapat dilihat dari kecenderungan orang Batak Toba yang memiliki control, origin ownership, reach dan endurance yang lebih tinggi dibandingkan orang Jawa.
E. HIPOTESIS
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah adversity quotient wirausahawan Batak Toba lebih tinggi dibandingkan wirausahawan Jawa.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data
numerikal angka yang diolah dengan metode statistika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian
yang bersifat membandingkan dua variabel atau lebih Azwar, 1998.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Untuk dapat menguji hipotesa penelitian, terlebih dahulu perlu diidentifikasikan variabel-variabel penelitian. Variabel yang dipakai dalam
penelitian ini adalah: Variabel tergantung : adversity quotient
Variabel bebas : wirausahawan Batak Toba dan Jawa
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi Suryabrata, 2002.
Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adversity Quotient
Adversity quotient AQ adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi kesulitan. Adversity quotient seseorang dapat diketahui dengan alat ukur berupa
Universitas Sumatera Utara
skala adversity quotient yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi AQ menurut Stoltz 2000 yaitu control, origin ownership, reach dan endurance. Skor total
dari skala menunjukkan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan dan mengatasinya.
Skor yang tinggi mengidentifikasikan kemampuan seseorang yang tinggi untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan. Sedangkan skor rendah
mengidentifikasikan kemampuan seseorang yang rendah untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan.
2. Wirausahawan Batak Toba dan Jawa
Wirausahawan Batak Toba dan etnis Jawa adalah orang yang berlatar belakang budaya Batak Toba dan Jawa yang mempunyai suatu bentuk usaha.
Untuk mengetahui apakah seorang wirausahawan berlatarbelakang budaya Batak Toba atau Jawa, peneliti akan menanyakan secara langsung kepada wirausahawan
tersebut untuk mengetahui apakah mereka termasuk orang Batak Toba atau Jawa.
C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi dan Sampel
Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah seluruh wirausahawan. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan
populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel.
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah wirausahawan Batak
Universitas Sumatera Utara
Toba yang berada di Pulau Samosir dan wirausahawan Jawa yang berada di kabupaten Kediri Jawa Timur dan kabupaten Sleman Yogyakarta.
Pulau Samosir dipilih untuk menjadi tempat pengambilan data penelitian bagi wirausahawan Batak Toba karena di daerah tersebut banyak terdapat
wirausahawan Batak Toba. Di kawasan Pulau Samosir banyak terdapat penginapanhotel, rumah makan dan deretan pedagang souvenir khas Pulau
Samosir. Mata pencaharian penduduk yang paling dominan di Pulau Samosir adalah dari sektor pertanian, perikanan, perdagangan, industri pariwisata dan
industri rumah tangga Naibaho, 2011. Sedangkan kabupaten Sleman Yogyakarta dipilih untuk menjadi tempat pengambilan data bagi wirausahawan Jawa karena
daerah ini banyak terdapat wirausahawan Jawa. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah UMKM di kabupaten Sleman
yang kian hari semakin berkembang Ed, 2008. Kabupaten Kediri juga dipilih untuk pengambilan data penelitian bagi wirausahawan Jawa karena banyaknya
usaha kecil dan menengah yang berada di kabupaten tersebut. Usaha kecil dan menengah di kabupaten Kediri dalam beberapa tahun ini sudah mencapai ratusan
unit dalam setiap bulan Rif, 2012. Selanjutnya hasil penelitian diharapkan dapat digeneralisasikan kepada
populasinya. Sebagaimana menurut Hadi 2000 syarat utama agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan maka sebaiknya sampel penelitian harus benar-benar
mencerminkan keadaan populasinya atau dengan kata lain harus benar-benar representatif.
Universitas Sumatera Utara
2. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Metode nonprobability sampling merupakan metode
pengambilan sampel yang mana tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel Ray, 2003.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenient Sampling yaitu pengumpulan informasi dari anggota populasi yang secara nyaman tersedia
dan mudah dalam mendapatkan akses ke subyek, hemat biaya, cepat dan nyaman Ray, 2003. Alasan peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel ini adalah
karena dalam penelitian ini tidak dapat diketahui secara pasti berapa jumlah keseluruhan wirausahawan Batak Toba yang berada di Pulau Samosir dan
wirausahawan Jawa yang berada di kabupaten Kediri Jawa Timur dan kabupaten Sleman Yogyakarta.
D. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Skala berisi kumpulan pernyataan yang diajukan kepada responden untuk
diisi oleh responden. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala adversity quotient AQ. Skala AQ merupakan skala yang disusun
berdasarkan dimensi AQ yang dikemukakan oleh Stoltz 2000 yang meliputi dimensi: control, origin ownership, reach dan endurance. Semakin tinggi skor
yang dicapai seseorang berarti semakin tinggi kemampuan orang tersebut untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan dan sebaliknya semakin rendah skor yang
Universitas Sumatera Utara
dicapai berarti semakin rendah kemampuan orang tersebut untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan.
Skala adversity quotient dalam penelitian ini merupakan skala adversity quotient Stoltz 2000. Skala ini yang diadaptasi oleh Tarigan 2006 membentuk
skala adversity quotient bagi seorang sales. Dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi skala adversity quotient Tarigan 2006 membentuk skala adversity
quotient bagi seorang wirausahawan. Skala ini terdiri dari 44 aitem yang disusun
berdasarkan dimensi AQ yaitu control, origin ownership, reach dan endurance. Skala terdiri dari 10 peristiwa. Model skala yang digunakan adalah penskalaan
model semantic differential. Responden tidak diminta untuk memberikan respon setuju atau tidak setuju, akan tetapi diminta untuk langsung memberikan bobot
penilaian mereka terhadap suatu stimulus pada setiap kontinum dalam skala. Kontinum dalam skala ini dibagi atas 5 bagian yang diberi angka 1 sampai dengan
5, mulai dari kutub favorabel sampai dengan kutub tak favorabel. Apabila peletakan kutub favorabel-tak favorabel itu dibalik, maka peletakan angka
skornya pun disesuaikan sehingga perlu dibalik juga.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Distribusi Aitem-Aitem Skala Adversity Quotient Sebelum Uji Coba
No. Dimensi AQ
Jumlah Aitem
Nomor Aitem F
1. Control
10 1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36,
41, 46 20
2. Origin
10 2, 7, 12, 17, 22, 27, 32, 37,
42, 47 20
3. Ownership
10 3, 8, 13, 18, 23, 28, 33, 38,
43, 48 20
4. Reach
10 4, 9, 14, 19, 24, 29, 34, 39,
44, 49 20
5. Endurance
10 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35,
40, 45, 50 20
Total 50
100
E. UJI COBA ALAT UKUR