Perkembangan Komoditi Karet Sumatera Utara

74 Tabel 4.7 Ekspor Sumatera Utara Menurut Komoditi Utama Tahun 1999-2005 FOB US 000 Tahun Lemak Minyak Nabati Getah Karet Alam Barang- barang Alumunium Udang, kerang dsj. Kayu Lapis dsj. Kayu Olahan 1999 834.837 314.985 73.213 135.163 124.604 121.489 2000 675.643 323.850 211.779 138.953 136.349 120.344 2001 567.739 306.521 6.051 159.394 144.741 110.029 2002 1.120.639 364.476 162.898 144.998 138.847 104.048 2003 973.270 472.233 148.638 125.718 122.217 89.555 2004 1.591.100 754.167 264.395 132.179 140.087 115.819 2005 1.636.709 875.225 298.526 103.436 129.452 132.951 Lanjutan. Tahun Kopi Minyak Lemak Nabati Hewani Olahan Perlengkapan Garmen Bukan Tekstil Perabotan Lainnya Jumlah 1999 109.203 91.598 54.052 45.956 701.116 2.606.216 2000 87.783 53.599 51.007 50.438 588.020 2.437.764 2001 67.773 36.642 62.352 40.918 792.636 2.294.796 2002 77.536 37.939 58.181 45.436 636.997 2.891.996 2003 73.065 33.367 58.386 36.073 555.353 2.687.877 2004 99.107 127.727 78.826 57.439 878.568 4.239.409 2005 156.154 128.536 127.088 56.435 918.563 4.563.075 Sumber: BPS Prop.SU

4.1.4 Perkembangan Komoditi Karet Sumatera Utara

a. Permasalahan Ekspor Karet Alam Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang pembuatan karet sintesis sebagai bahan substitusi karet alam akan membayangi peningkatan konsumsi karet Universitas Sumatera Utara 75 per kapita dunia. Sehingga kenaikan konsumsi karet per kapita dunia akan lebih banyak diserap oleh kenaikan konsumsi dari produksi karet sintesis. Faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi ekspor karet alam dalam perdagangan internasional, antara lain: 1. Rendahnya potensi bahan jadi karet di dalam negeri untuk menyerap produksi karet di dalam negeri sehingga mendorong orientasi produksi karet untuk keperluan ekspor. 2. Indonesia sebagai penghasil karet alam menghadapi pertumbuhan karet yang lambat. Karena masih menghadapi banyak tantangan dan permasalahan. Selain itu, mutu bahan olah karet petani perlu ditingkatkan agar memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI, dan bahkan Standar Perdagangan Internasional. b. Kebijakan Ekspor Karet Alam Di dalam menghadapi liberalisasi perdagangan, Indonesia harus mempercepat peningkatan daya saing baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Untuk itu, Dirjen Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian dalam Prosiding Konferensi Agribisnis Karet 2003, telah menetapkan beberapa strategi atau kebijakan pengembangan pemasaran internasional karet alam nasional yang ditempuh melalui: 1. Peningkatan akses pasar, kebijakan ini ditempuh melalui penguatan lobby di WTO, memperjuangkan kepentingan ekspor di forum multilateral, regional dan bilateral. Universitas Sumatera Utara 76 2. Perluasan pasar ekspor melalui promosi, dilaksanakan melalui kegiatan promosi dan kampanye antara lain dengan mengikuti pameran-pameran dagang dan eksibisi di negara tujuan ekspor. 3. Pembangunan sistem informasi pemasaran, dengan adanya informasi pasar maka peluang pasar dapat diketahui setiap pelaku usaha dan distorsi pasar yang terjadi selama ini terhadap pelaku perkebunan di pasar internasional dapat dihindari. 4. Menyusun market intelligence secara periodik, melakukan evaluasi dan analisis terhadap perubahan persaingan, trend pasar, tuntutan konsumen dan perubahan regulasi internasional. 5. Menciptakan skala internasional dalam kemampuan trading, termasuk kemampuan promosi dan advokasi terhadap produk yang dipasarkan. 6. Kerjasama pemasaran karet alam internasional, kebijakan ini ditempuh dengan melakukan kerjasama pemasaran karet dengan produsen karet alam yakni Thailand dan Malasyia. c. Perkembangan Produksi dan Volume Ekspor Karet Alam Untuk melihat perkembangan produksi dan volume ekspor karet alam Sumatera Utara dapat kita lihat pada tabel 4.5, dimana pada tabel tersebut memperlihatkan perkembangan produksi dan volume ekspor karet alam Sumatera Utara yang mengalami fluktuasi. Universitas Sumatera Utara 77 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan produksi dan volume ekspor karet alam Sumatera Utara sepanjang periode 1991-2005 terdapat kenaikan dan penurunan produksi serta volume ekspor karet alam. Tabel 4.8 Perkembangan Produksi Karet Alam dan Volume Ekspor Karet Alam Periode 1991-2005 Ton Tahun Total Produksi Ton Pertumbuhan Volume Ekspor Ton Pertumbuhan 1991 251.702 - 515.212 - 1992 257.163 -2,17 495.682 -3,79 1993 244.188 -5,04 479.181 -3,33 1994 380.791 55,94 497.543 3,83 1995 227.534 -40,24 522.107 4,93 1996 233.307 2,53 533.757 2,23 1997 221.138 -5,21 550.661 3,16 1998 228.489 3,32 603.967 9,68 1999 298.259 30,53 533.760 -11,62 2000 270.263 -9,38 500.113 -6,30 2001 273.918 1,35 570.145 14,00 2002 274.187 0,09 526.554 -7,64 2003 269.980 -1,53 526.809 0,04 2004 263.951 -2,23 645.470 22,52 2005 269.841 2,23 665.354 3,08 Pertumbuhan Rata-rata 2,46 2,2 Sumber: BPS Prop. SU Perkembangan ekspor karet alam Sumatera Utara dalam kurun waktu 1991- 2005 tidak memperlihatkan peningkatan yang pesat atau trend yang menaik. Baik nilai maupun volume ekspor, keduanya memperlihatkan perkembangan yang fluktuatif. Sepanjang periode tersebut, tingkat produksi dan volume ekspor karet alam Sumatera Utara yang paling besar terdapat pada tahun 1994 yaitu sebesar 380.791 ton Universitas Sumatera Utara 78 untuk produksi dan untuk volume ekspor terdapat pada tahun 2005 yaitu sebesar 665.354 ton. Selama periode tersebut pertumbuhan produksi karet alam Sumatera Utara yang paling tinggi pada tahun 1994 sebesar 55,94 dan untuk pertumbuhan volume ekspor tertinggi pada tahun 2004 sebesar 22,52. Komoditi karet alam Sumatera Utara sebagian dipasarkan di dalam negeri dan sebagian lagi untuk diekspor ke luar negeri. Adapun negara-negara tujuan utama ekspor komoditi karet alam Sumatera Utara antara lain: Amerika Serikat, Kanada, Singapura, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Cina dan Jepang. d. Perkembangan Harga Ekspor Karet Alam Sumatera Utara dan Kurs Dollar Amerika Serikat Volume ekspor karet alam Sumatera Utara sangat dipengaruhi oleh tingkat harga karet alam di pasaran internasional. Hal ini disebabkan karena tingkat harga berpengaruh positif terhadap barang yang ditawarkan ke pasar. Semakin tinggi tingkat harga, maka jumlah barang yang ditawarkan ke pasar akan bertambah dan hal tersebut akan menambah perolehan volume ekspor yang dihasilkan karena jumlah barang yang diekspor ke pasar internasional bertambah. Nilai tukar mata uang suatu negara berperan penting dalam perkembangan ekspor maupun impor negara tersebut. Apabila mata uang mengalami depresiasi maka ekspor akan meningkat, karena harga barang ekspor lebih murah bila dinilai dalam mata uang lain mitra dagang dan impor menurun karena harga barang impor akan naik dalam mata uang sendiri. Universitas Sumatera Utara 79 Berikut disajikan tabel 4.6 perkembangan harga ekspor karet alam Sumatera Utara periode 1991-2005 Tabel 4.9 Perkembangan Harga Ekspor Karet Alam, Volume Ekspor Karet Alam dan Kurs Dollar Amerika Serkat Periode 1991-2005 Ton dan US Tahun Harga Ekspor US Ton Volume Ekspor Ton Kurs Dollar US 1991 833,95 515.212 1.950 1992 895,06 495.682 2.030 1993 892,46 479.181 2.087 1994 1.088,67 497.543 2.161 1995 1.549,70 522.107 2.249 1996 1.375,87 533.757 2.342 1997 1.070,37 550.661 2.909 1998 681,15 603.967 10.014 1999 590,12 533.760 7.855 2000 647,55 500.113 9.525 2001 537,62 570.145 10.265 2002 692,19 526.554 9.261 2003 896,40 526.809 8.571 2004 1.168,39 645.470 8.938,9 2005 1.315,42 665.354 8.704,7 Sumber: BPS Prop. SU Pada tabel 4.6 di atas, selama 15 tahun tersebut menunjukkan perkembangan harga karet internasional yang berfluktuasi. Pada tahun 1991 harga karet alam 833,95 US per ton, selanjutnya selama periode 1995-1999, harga ekspor karet alam terus mengalami penurunan walaupun nilai kurs Dollar Amerika Serikat terus mengalami kenaikan. Terpuruknya harga karet alam dalam beberapa tahun terakhir disebabkan karena tingginya tingkat persaingan diantara negara-negara penghasil karet alam Universitas Sumatera Utara 80 seperti: Thailand, Malasyia, India dan Sri Lanka. Disamping itu, tingkat produktivitas Sumber Daya Manusia juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan komoditi karet kurang memiliki daya saing di pasar internasional.

4.2 Analisa Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Swasta Kristen Immanuel Medan Kelas VIII Terhadap Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA Tahun 2011

0 50 68

Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Swasta Kristen Immanuel Medan Kelas VIII Terhadap HIV/AIDS Tahun 2011

0 56 84

Radio USUKOM 107,7 FM Sebagai Radio Berbasis Kampus (Studi Kualitatif Opini Peserta Audisi Penyiar Tentang Radio USUKOM 107,7 FM Sebagai Radio Berbasis Kampus)

0 37 133

Gambaran Gejala Sindrom Pramenstruasi pada Remaja di SMA Swasta Kristen Immanuel Medan

1 5 108

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA SWASTA KRISTEN IMMANUEL MEDAN.

0 1 30

Pengaruh Media Periklanan terhadap Pengambilan Keputusan Siswa SMU untuk Mendaftar di Universitas Kristen Maranatha: Sikap Konsumen sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Siswa SMU di Bandung).

0 0 14

Pengaruh Informasi Kualitas dan Asosiasi Merek Terhadap Minat Memilih Universitas Kristen Maranatha Untuk Melanjutkan Pendidikan (Studi Kasus Siswa SMU Kelas 3 SMU Kristen 1, SMU Kristen 2, SMU Santa Maria 1, dan SMU Santa Maria 2 Cirebon).

0 1 45

PENGARUH PERIKLANAN KOMERSIL DENGAN KONSEP AIDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MEDIA RADIO RADIKA 100,3 FM MAJALENGKA

0 0 21

Pengaruh Informasi Kualitas dan Asosiasi Merek Terhadap Minat Memilih Universitas Kristen Maranatha Untuk Melanjutkan Pendidikan (Studi Kasus Siswa SMU Kelas 3 SMU Kristen 1, SMU Kristen 2, SMU Santa Maria 1, dan SMU Santa Maria 2 Cirebon) - MCUrepository

0 0 25

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERIKLANAN TERHADAP KEPUTUSAN SISWA MEMILIH BIMBINGAN BELAJAR MATRIK PALEMBANG

0 0 17