32
2.3.3 Kebijakan Ekonomi Internasional
Dalam arti luas, kebijakan ekonomi internasional adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Hal ini terkait dengan kebijakan fiskal dan moneter. Sedangkan dalam
arti sempit, adalah tindakan atau kebijakan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional Rosyidi, 2002:59.
Menurut Rosyidi 2002, instrumen kebijakan ekonomi internasional terdiri dari: a.
Kebijakan ekonomi internasional. Kebijakan ini mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan current account dari
neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor dan impor, kuota impor, subsidi, bilateral trade agreement, dan lain-lain.
b. Kebijakan pembayaran internasional. Menyangkut tindakan pemerintah
terhadap rekening modal capital account dalam neraca pembayaran internasional, dalam bentuk pengawasan terhadap pembayaran internasional,
seperti: exchange control, pengawasan lalu lintas jangka panjang, dan lain- lain.
c. Kebijakan bantuan luar negeri. Kebijakan ini terkait dengan bantuan luar
negeri grants dan hutang loans.
Universitas Sumatera Utara
33
2.3.4 Beberapa Faktor Khusus Perdagangan Internasional
Sama halnya dengan perdagangan dalam negeri yakni melakukan transaksi “jual beli” maka dalam perdagangan luar negeri pun juga dilakukan aktivitas “jual”
yang disebut dengan ekspor dan aktivitas ‘beli” yang lazim disebut impor. Faktor pertama yang harus diperhatikan adalah faktor hasil proceeds dan
biaya cost. Barang-barang yang akan dijual ke luar negeri adalah barang yang biaya pembuatannya relatif murah bila dibandingkan dengan ongkos pembuatannya di luar
negeri, dalam arti kata kalau diekspor akan dapat dijual dengan mendapatkan hasil penjualan yang menguntungkan.
Kedua faktor ini sudah tentu hanya dapat dilakukan dalam batas tertentu sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. Dari sudut pandang ini mudah dapat
dipahami adakalanya suatu jenis barang ekspor harus diekspor sekalipun akan menderita rugi kalau dihitung dalam mata uang sendiri misalnya dalam mata uang
Rupiah, tetapi apabila pemerintah memerlukan dan mengutamakan penghasilan dalam bentuk valuta asing, maka ekspor harus dijalankan. Sebaliknya apabila
pemerintah memandang sesuatu jenis barang tidak begitu diperlukan demi kesejahteraan rakyat banyak, maka pemerintah dapat pula membatasi jenis-jenis
barang yang diimpor. Setiap transaksi perdagangan luar negeri dapat dilihat baik sebagai transaksi
impor maupun sebagai transaksi ekspor, yang dicatat dalam neraca pembayaran yang didalamnya terdapat neraca perdagangan yang memuat besarnya nilai ekspor dan
Universitas Sumatera Utara
34
impor barang-barang dan jasa-jasa. Dalam neraca perdagangan dimuat hal-hal sebagai berikut:
a. Neraca perdagangan, yang memuat ekspor dan impor barang migas
dan non-migas. b.
Neraca jasa, memuat transaksi jasa migas dan non-migas. c.
Transaksi berjalan, memuat jumlah antara neraca perdagangan dan neraca jasa. Jika bertanda - berarti terjadi defisit, sebaliknya jika
bertanda + berarti surplus.
2.4 Ekspor 2.4.1 Pengertian Ekspor