Defenisi dan Jenis Karet Kebijakan Perkembangan Agribisnis Karet

39 b. Sektor ekspor menjadi sektor utama dalam meningkatkan perekonomian. c. Ekspor merupakan sumber devisa bagi negara. Bila ekspor naik mengakibatkan penerimaan dalam negeri akan meningkat. d. Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru, akibatnya permintaan barang-barang di pasar dalam negeri meningkat. Terjadinya persaingan mendorong industri-industri dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk menaikkan produktivitas. e. Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan, karena industri tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital sosial sebanyak yang dibutuhkan seandainya barang-barang itu akan dijual di dalam negeri, misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan riil yang rendah atau hubungan transportasi yang belum memadai.

2.5 Deskripsi Tanaman Karet

2.5.1 Defenisi dan Jenis Karet

Semua jenis karet adalah polimer tinggi dan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan memungkinkan untuk diubah menjadi bahan-bahan yang bersifat elastis rubberines. Namun, bahan-bahan itu berbeda sifat bahan dasarnya. Misalnya, Universitas Sumatera Utara 40 kekuatan tensil, daya ukur maksimum, daya lentur resilience dan terutama pada proses pengolahannya serta prestasinya sebagai barang jadi. Secara tradisional, karet alam diperdagangkan dalam bentuk lembaran yang mutunya dinilai dan diawasi secara visual. Ada enam tingkat yang berbeda dari lembaran karet asapan bergelombang: yaitu RSS 1 hingga RSS 6. Tingkat I RSS1 adalah lembaran karet dagangan dengan jenis mutu tertinggi, diikuti oleh RSS 2, RSS 3, dan seterusnya. Namun, dalam dua dasawarsa terakhir pasaran RSS 1 lenyap, terutama bila dibandingkan dengan RSS 3 yang merupakan jenis karet standar untuk membuat ban. Selain diperdagangkan dalam bentuk lembaran, karet juga diperdagangkan dalam bentuk karet krep atau lembaran tipis crepe.

2.5.2 Kebijakan Perkembangan Agribisnis Karet

Strategi pengembangan agribisnis karet nasional yang dipilih adalah bagaimana maningkatkan manfaat secara optimal agribisnis karet melalui perolehan nilai tambah dan peningkatan daya saing secara adil dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan aset-aset perkebunan yang sudah ada, sehingga strategi tersebut hendaknya didasari dari pemikiran-pemikiran yang inovatif, kreatif, proporsional dan profesional sehingga efektif dalam implementasinya. Agar diperoleh manfaat yang optimal dari pembangunan agribisnis perkaretan nasional, maka kebijakan pengembangan agribisnis diarahkan kepada: Kebijakan Peningkatan Produktivitas dan Mutu Karet. Universitas Sumatera Utara 41 Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman serta mutu karet secara bertahap, baik yang dihasilkan oleh petani kebun maupun perkebunan besar. Penerapan kebijakan peningkatan produktivitas dan mutu karet ditempuh antara lain melalui: 1. Peremajaan dan rehabilitasi tanaman karet secara bertahap 5 thn dengan menggunakan klon unggul generasi ke-4 penghasil lateks dan kayu dengan penerapan teknologi secara tepat sehingga selama kurun waktu 20 tahun tanaman karet di Indonesia sudah dapat mencapai tingkat produktivitas yang optimal. 2. Pengembangan industri benih karet yang berbasis teknologi dan pasar dengan peran serta swasta dan masyarakat melalui model waralaba benih. 3. Perbaikan mutu bahan olah melalui sistem reward and punishment. 4. Optimasi pelaksanaan pengurangan produksi karet melalui koordinasi dengan pemerintah daerah sentra produksi karet. 5. Diversifikasi usaha melalui optimasi pemanfaatan lahan secara optimal sampai tahun ke-3 dapat diusahakan tanaman sela berupa tanaman semusim. Dengan mengatur pola tanam dapat diusahakan ternak dan tanaman hijauan,dan pada batas kebun juga dapat diusahakan tanaman jati. 6. Pelaksanaan peremajaan karet rakyat baik proyek maupun swadaya diusahakan secara berkelompok dalam satu hamparan sehingga lebih memudahkan dan efisien dalam pengolahan kayu karetnya, terutama dalam penjadwalan pembukaan lahan oleh pabrik mitra yang membeli kayu. Universitas Sumatera Utara 42 7. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan petani dan usaha melalui berbagai bentuk pelatihan dan pendampingan. 2.6 Harga Ekspor Karet 2.6.1 Mekanisme Harga di Pasar

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Swasta Kristen Immanuel Medan Kelas VIII Terhadap Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA Tahun 2011

0 50 68

Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Swasta Kristen Immanuel Medan Kelas VIII Terhadap HIV/AIDS Tahun 2011

0 56 84

Radio USUKOM 107,7 FM Sebagai Radio Berbasis Kampus (Studi Kualitatif Opini Peserta Audisi Penyiar Tentang Radio USUKOM 107,7 FM Sebagai Radio Berbasis Kampus)

0 37 133

Gambaran Gejala Sindrom Pramenstruasi pada Remaja di SMA Swasta Kristen Immanuel Medan

1 5 108

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA SWASTA KRISTEN IMMANUEL MEDAN.

0 1 30

Pengaruh Media Periklanan terhadap Pengambilan Keputusan Siswa SMU untuk Mendaftar di Universitas Kristen Maranatha: Sikap Konsumen sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Siswa SMU di Bandung).

0 0 14

Pengaruh Informasi Kualitas dan Asosiasi Merek Terhadap Minat Memilih Universitas Kristen Maranatha Untuk Melanjutkan Pendidikan (Studi Kasus Siswa SMU Kelas 3 SMU Kristen 1, SMU Kristen 2, SMU Santa Maria 1, dan SMU Santa Maria 2 Cirebon).

0 1 45

PENGARUH PERIKLANAN KOMERSIL DENGAN KONSEP AIDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MEDIA RADIO RADIKA 100,3 FM MAJALENGKA

0 0 21

Pengaruh Informasi Kualitas dan Asosiasi Merek Terhadap Minat Memilih Universitas Kristen Maranatha Untuk Melanjutkan Pendidikan (Studi Kasus Siswa SMU Kelas 3 SMU Kristen 1, SMU Kristen 2, SMU Santa Maria 1, dan SMU Santa Maria 2 Cirebon) - MCUrepository

0 0 25

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERIKLANAN TERHADAP KEPUTUSAN SISWA MEMILIH BIMBINGAN BELAJAR MATRIK PALEMBANG

0 0 17