44
E. VALIDITAS, UJI DAYA BEDA, DAN RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Validitas Alat Ukur
Azwar 2009 menyatakan untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan
suatu pengujian validitas. Suatu alat tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi content validity. Validitas isi menunjukkan “sejauhmana aitem-aitem dalam tes
mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur” atau “sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur”. Isi tes harus tetap relevan
dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran Azwar, 2009. Pengujian validitas isi menggunakan analisis rasional atau lewat
professional judgment. Pertama sekali aspek-aspek dan karakteristik yang akan diukur ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti akan menyusun aitem-
aitem yang mengacu pada blue print yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, peneliti meminta pertimbangan professional judgment sebelum aitem-aitem
dijadikan alat ukur.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem digunakan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atau tidak
Universitas Sumatera Utara
45
memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan
fungsi ukur tes Azwar, 2010. Pengujian daya beda aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi
antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem
total r
it
yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r
it
≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya
dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r
it
kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah Azwar, 2010.
Teknik statistika yang digunakan adalah koefisien korelasi Pearson Product Moment. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem
dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien
korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik Azwar, 2010. Uji daya
beda aitem ini akan digunakan pada alat ukur dalam penelitian ini, yaitu skala kepuasan pernikahan dan dukungan keluarga.
3. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan, bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang
Universitas Sumatera Utara
46
berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi atau kepercayaan hasil alat ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2009. Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal
yaitu single trial administration yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada sekolompok individu sebagai subjek Azwar,
2009. Formula statistika yang digunakan untuk menguji reliabilitas alat ukur adalah Alpha Cronbach dengan bantuan komputerisasi dari program SPSS versi
17.0 for Windows. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r
xx’
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin
rendahnya reliabilitas.
F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR