Penyelenggaraan Pelatihan Bahasa Asing Dosen yang mengikuti beasiswa program SAME

68 Program sandwich-like luar negeri ditargetkan untuk diberikan kepada 100 orang. Pada pelaksanaannya di tahun 2015 beasiswa diberikan bagi 81 orang. Sehingga capaian fisik dari output ini adalah 81. Adapun kendala dalam pelaksanaan program ini adalah Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, alokasi program sandwich-like luar negeri ditunjukkan dalam Tabel 13. Terlihat bahwa jumlah penerima beasiswa sandwich-like terus menurun setiap tahun. Hal tersebut terutama disebabkan oleh kemampuan penguasaan Bahasa Inggris calon peserta yang kurang baik dan ketersediaan LoA. Table 13 Dosen Mengikuti Program Sandwich-like Luar Negeri 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah Penerima 301 248 158 80 81

3.1.2.4. Penyelenggaraan Pelatihan Bahasa Asing

Dalam rangka meningkatkan kualifikasi sumberdaya manusia, khususnya peningkatan kemampuan berbahasa asing di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ditjen SDID melalui Direktorat Kualifikasi Sumberdaya Manusia menyelenggarakan Program Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris bagi dosen tetap dan tenaga kependidikan tetap di lingkungan Kemenristekdikti dan Kopertis. Adapun strategi pelaksanaan program tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pelatihan dijalankan selama 3 tiga bulan; 2. Tempat atau lokasi pelatihan sesuai dengan ketetapan Ditjen SDID; 3. Selama pelatihan, biaya hidup dan pelatihan ditanggung oleh Ditjen SDID melalui pusat Bahasa yang ditunjuk oleh Ditjen SDID; Pada tahun 2015 ditargetkan penyelenggaraan pelatihan Bahasa asing bagi 253 dosen. Namun pada pelaksanaannya output ini dapat terealisasi bagi 253 orang 100. Perkembangan pelaksanaan kegiatan ini selama 3 tahun terakhir diberikan dalam Tabel 14. 69 Table 14 Jumlah Peserta Pelatihan Bahasa Asing Tahun 2013 2014 2015 Jumlah 127 65 253 Kendala pelaksanaan Pelatihan Bahasa Asing adalah:  Sosialisasi pelaksanaan kegiatan belum optimal;  Rendahnya jumlah pendaftar calon peserta pelatihan;  Periode pendaftaran yang singkat akibat re-organisasi Kemenristekdikti; Rekomendasi yang dapat diberikan untuk pelaksanaan kegiatan ini pada tahun selanjutnya adalah:  Penyiapan agendapenjadwalan pelatihan tahunan;  Periode pendaftaran yang lebih panjang;

3.1.2.5. Dosen yang mengikuti beasiswa program SAME

Dosen merupakan sumberdaya manusia perguruan tinggi yang memiliki peran yang sangat sentral dan strategis dalam seluruh aktivitas di perguruan tinggi sebagaimana terkandung dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Permen Nomor 42 tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen. Kualitas dosen akan sangat menentukan tinggi rendahnya kualitas suatu perguruan tinggi, dan pada gilirannya menentukan pula tinggi rendahnya kualitas generasi bangsa di masa yang akan datang. Hal tersebut sesua dengan PermenPAN-RB Nomor 17 tahun 2013, khususnya pasal 26 yang menegaskan bahwa profesor wajib memiliki karya ilmiah yang diterbitkan pada jurnal internasional bereputasi, serta kenaikan jabatan akademik dosen dari Lektor Kepala ke Profesor dapat dilakukan apabila dosen yang bersangkutan memiliki karya ilmiah yang diterbitkan pada jurnal internasional bereputasi dan memenuhi persyaratan lainnya. Untuk itu mulai Tahun Anggaran 2009, Ditjen Pendidikan Tinggi cq Dit.Tendik telah memberikan beasiswa untuk melaksanakan Program Program Academic Recharging PAR bagi dosen yang telah berpendidikan S3 dan atau guru besar, para pengelola Program Pascasarjana, dan pada Koordinator Kopertis. Program ini didasari pemikiran bahwa para profesor dan dosen bergelar Doktor yang sudah lama melakukan tugas-tugas rutinnya, perlu diberi kesempatan untuk menggairahkan kembali recharging keterampilan akademik dan 70 motivasinya melalui pengiriman singkat ke berbagai perguruan tinggi maju di luar negeri. Sedangkan para pengelola Pascasarjana perguruan tinggi di Indonesia difasilitasi untuk meningkatkan pengelolaan program-program unggulannya, benchmarking, dan mengembangkan kemitraan networking yang mengedepankan asas kesetaraan. Mulai tahun 2012, PAR dimodifikasi menjadi program SAME Scheme for Academic Mobility and Exchange. Program ini memiliki nilai tambah lebih dibanding PAR, juga dimaksudkan untuk memfasilitasi dosen untuk mengembangkan penelitian yang telah dimulai pada saat mengambil Doktor, memperbaharui bahan ajar dan metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan terbaru di dunia pendidikan internasional, membimbing mahasiswa S3 PhD joint supervision terhadap dosen Indonesia yang sedang melanjutkan studinya di luar negeri dalam kerjasama double degree, pemantapan dan peningkatan jejaring kerjasama double degree Master dan Doktor, melakukan joint research dan penulisan karya ilmiah bersama. Program SAME juga dikembangkan agar bisa mendapatngkan ProfesorDosen Peneliti Tamu dari PTInstitut Riset Luar Negeri untuk bekerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengajaran di Perguruan Tinggi di Indonesia. Program SAME membutuhkan keterlibatan penuh dari pimpinan perguruan tinggi di lingkungan Kemenristekdikti dalam perancangan program, penyeleksian dosen calon peserta program, penetapan target capaian dan output dari masing-masing peserta, penyelenggaraan program, serta bertanggung jawab atas capaian kinerja dari kegiatan Program SAME ini. Pimpinan Perguruan Tinggi diminta untuk membuat proposal kegiatan pemanfaatan Program SAME bagi institusinya. Sasaran dari pelaksanaan program ini antara lain: a. Dosen senior yang telah mengemban tugas structural baik di lingkungan perguruan tinggi yang bersangkutan maupun yang ditempatkan di lembagainstansi pemerintah maupun swasta. b. Dosen yang telah mengambilmeraih S3doktor baik PT dalam negeri maupun luar negeri kurang lebih telah 3 tahun. c. Dosen yang akan menulis karya ilmiah dan melakukan penelitian dengan PT luar negeri Dari target 50 orang peserta program SAME, pada tahun 2015 terealisasi sebanyak 44 orang 88, dengan rincian 30 orang mengikuti SAME Reguler termasuk 1 orang Dosen Tamu, 71 1 orang SAME Fullbright Aminef, dan 13 orang mengikuti SAME BIPA. Perkembangan jumlah peserta program PARSAME diberikan dalam Gambar 10. Gambar 14. Perkembangan Jumlah Peserta PARSAME 2011-2014 Kendala Pelaksanaan SAME Reguler dan SAME Fullbright Aminef a. Peserta belum mencerminkan road map pengembangan SDM di PT b. Peserta kurang memahami filosofi konsep SAME secara utuh. c. Peserta program SAME belum mencerminkan kemitraan institusi, karena MOU masih dalam tahap perencanaan inisiasi. d. Masih banyak peserta yang berasal satu program studi dari PT-DN dan tujuan PT-LN yang sama. e. Key indicator performance tidak tercapai karena ada peserta yang masih melakukan kegiatan secara berkelompok tujuan, kegiatan adalah sama. f. Banyak peserta yang berasal dari mempunyai jabatan struktural dari PT atau sebagai kepala urusan internasional dari PT tersebut. g. Program mendatangkan Profesor dari LN sulit terlaksana karena belum ada panduan yang rinci dalam program SAME. h. Banyak peserta komunikasi dalam bahasa Inggris kurang bagus. i. Hasil seminar pencapaian tahun 2015 terlihat bahwa pencapaian publikasi jurnal masih sangat terbatas. j. Pencapaian peserta SAME belum secara optimal mencerminkan hasil kemitraan joint publication, joint program, joint riset. dll. 20 40 60 80 100 120 140 160 2011 2012 2013 2014 2015 148 74 82 33 44 Peserta 72 k. Exchange belum berjalan sesuai ketentuan program SAME. Hal ini sulit terlaksana apabila diharuskan Profesor tamu tinggal di Indonesia selama lebih dari satu bulan. Usulan Perbaikan Program SAME Reguler dan SAME Fullbright Aminef a. Perlu kegiatan sosialisasi dengan lebih masif dan mengundang lebih banyak calon peserta SAME, serta menambah sentra kegiatan sosialisasi. b. Perlu dipertegas pejabat struktural yang tidak diperbolehkan mengikuti program SAME. c. Perlu dibuat panduan program mendatangkan Profesor dari LN secara rinci dalam bahasa inggris. d. Kemristekdikti perlu memfasilitasi para calon peserta SAME yang kemampuan bahasa Inggrisnya rendah, khusus PT bagian Indonesia Timur dan PTS. e. Khusus program SAME-AMINEF perlu dibuat panduan tersendiri yang disepakati kedua belah pihak. Adapun kendala dalam pelaksanaan program SAME BIPA diantaranya: a. Sebagian peserta belum mengaitkan kegiatannya dengan road map pengembangan SDM dalam bidang BIPA di PT. b. Sebagian besar peserta SAME BIPA 23 adalah pengajar dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris, 13 adalah pengajar prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kekurangmampuan dosen prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dalam berbahasa asing bahasa Inggris. c. Waktu pendaftaran SAME BIPA bertepatan dengan pendaftaran penelitian Kemenristekdikti sehingga terpaksa penutupan pendaftaran ditunda tidak sesuai dengan jadwal yang diharapkan. d. Kendala menjelang keberangkatan: pengurusan visa dilakukan lebih awal e. Negara Penerima dosen SAME BIPA masih yang itu-itu saja Permasalahan di atas diatasi dengan cara : a. Perlu kegiatan sosialisasi lebih awal dan lebih masif dan mengundang lebih banyak calon peserta SAME BIPA. b. Perlu dipertegas dalam buku panduan bahwa pejabat struktural tidak diperbolehkan mengikuti program SAME BIPA. c. Perlu dibuat panduan program mendatangkan profesor dari LN secara rinci dalam bahasa Inggris. 73 d. Biaya pengurusan visa ditanggung oleh Kemenristekdikti. e. Menyurati Kedutaan Besar RI yang membutuhkan dosen BIPA agar perguruan tinggi yang sudah mapan bisa mendanai sendiri pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia. Dokumentasi pelaksanaan program SAME diberikan dalam Gambar 11. Gambar 15. Dokumentasi Pelaksanaan Program SAME

3.1.2.6. Penyelenggaraan program training on lesson study in Japan