96
Pada TA.2015 terjadi kelambatan pemrosesan pembayaran biaya kuliah di 4 PT, yaitu
IPB, UI, UGM, dan Unpad. Kelambatan ini terjadi karena dua hal, yaitu: 1 Kelambatan Bagian Keuangan memproses berkas yang telah diajukan; 2 Kelambatan pihak PT
memproses dokumen kontrak UI dan UGM. Atas tertundanya pembayaran biaya kuliah ini sedang dilakukan proses revisi DIPA TA.2016 sehingga biaya yang belum
terbayarkan tetap dapat dialokasikan pada DIPA TA.2016 dengan tanpa merubah pagu total.
Untuk pelaksanaan program ini pada tahun-tahun selanjutnya, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut:
Pengelolaan administrasi keuangan di Bagian Keuangan Kemeristekdikti hendaknya
lebih cepat dan memberikan prioritas terhadap berkas administrasi yang terkait dengan biaya hidup dan biaya kuliah karyasiswa sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan
pembayaran yang dapat menghambat pelaksanaan studi mereka.
Kegiatan dengan output Karyasiswa S2 dan S3 untuk pegawai LPNK-Ristek sebaiknya tetap dilanjutkan dan dialokasikan pendanaannya untuk tahun-tahun mendatang
mengingat kegiatan ini mendukung salah satu IKU Kementerian yaitu Jumlah SDM Litbang yang berkualifikasi S2 dan S3 serta tetap perlunya untuk meningkatkan
kualifikasi SDM di LPNK-Ristek melalui jenjang pendidikan gelar S2 dan S3.
Keberadaan perusahaan konsultan pendamping kegiatan sangat penting untuk tetap dipertahankan. Konsultan ini akan bertindak sebagai pendamping koordinatorpengelola
beasiswa selama pelaksanaan kegiatan pemberian beasiswa, serta dalam rangka menjembatani hubungankomunikasi antara karyasiswa dengan pengelola beasiswa.
3.1.4.2. Jumlah Karyasiswa RISET PRO
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi iptek suatu negara sangat ditentukan oleh peningkatan kerangka kerja kebijakan inovasi dan kinerja lembaga litbang, penguatan insentif
riset, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia iptek. Oleh karena itu, kemampuan SDM Iptek di lembaga litbang sebagai penyedia solusi teknologi perlu terus ditingkatkan.
Sejak tahun 1998, program pemberian beasiswa bagi peneliti untuk melanjutkan ke jen jang pendidikan S2 dan S3 di luar negeri yang dibiayai melalui APBN terhenti. Pembiayaan
beasiswa melalui APBN memberikan keleluasaan bagi Pemerintah untuk membangun kekuatan SDM Iptek di bidang keilmuan yang strategis bagi negara. Minimnya data publikasi
97
peneliti nasional pada jurnal ilmiah internasional saat ini dapat menjadi parameter masih rendahnya kualitas SDM Iptek di Indonesia, oleh karena itu perlu adanya program
peningkatan kualitas baik melalui pendidikan gelar maupun no-gelar agar dapat bersaing dengan para ilmuwan dunia.
Komponen Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Iptek selanjutnya disebut tugas belajar RISET-Pro secara umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM Iptek, untuk
mendukung komponen ini kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pendidikan gelar dengan menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi dan pendidikan non-gelar yang ditawarkan
melalui berbagai macam pelatihan dan kursus. Pendidikan gelar yang dilaksanakan dalam program ini hanya untuk Master dan Doktoral yang ditempuh di salah satu universitas di luar
negeri.
Program pendidikan gelar di luar negeri ini dapat diikuti oleh karyawan LPNK Ristek, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah BPPD, Badan Usaha Milik NegaraDaerah
BUMND, Pusat Unggulan center of exelence dan anggota konsorsium yang dibentuk oleh Kemenristek dari 6 daerah Koridor Ekonomi Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI sejauh memenuhi kriteriapersyaratan yang ditentukan
Tujuan dari penyelenggaran Program ini adalah: 1.
Menyediakan SDM Iptek yang berkualitas tinggi; 2.
Memperkuat kerja sama antara Kemenristek, LPNK Ristek, BPPD, BUMND, Pusat Unggulan, dan Konsorsium Kemenristek dengan perguruan tinggi dan
lembaga litbang luar negeri; 3.
Meningkatkan daya dukung bagi komunitas Iptek; 4.
Mewujudkan kompatibilitas antara kegiatan Iptek di lembaga litbang, perguruan tinggi dan industri secara sinergis.
Sasaran yang akan dicapai dari penyelenggaran program ini adalah: 1.
Tersedianya tenaga ahli berpendidikan Strata-2 dan 3 pada Kemenristek, LPNK Ristek, BPPD, BUMND, Pusat Unggulan, dan Konsorsium Kemenristek dan Koridor
Ekonomi yang berbasis riset; 2.
Peningkatan kapasitas SDM Iptek dalam rangka penguatan SINasSIDa dan MP3EI;
98
3. Terciptanya jejaring riset antara Kemenristek, LPNK Ristek, BPPD, BUMND, Pusat
Unggulan, dan Konsorsium Kemenristek dengan lembaga riset dan perguruan tinggi di luar negeri.
Bidang riset yang diambil harus berkaitan dengan bidang fokus Agenda Riset Nasional ARN Kementerian Riset dan Teknologi, yaitu:
1. Pembangunan ketahanan pangan;
2. Penciptaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan;
3. Pengembangan teknologi dan manajemen transportasi;
4. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi;
5. Pengembangan teknologi pertahanan;
6. Pengembangan teknologi kesehatan dan obat;
7. Pengembangan teknologi material maju advance material;
8. Kebijakan Publik.
Capaian kegiatan hingga Desember 2015 adalah sebagai berikut: a.
Program Gelar Tahun 2013 mendapat SK Menteri 35 orang berangkat 35 orang
Tahun 2014 mendapat SK Menteri 17 orang berangkat 16 orang Batch 1 tahun 2015. Lulus seleksi administrasi 150 orang, 92 orang mendapatkan
SK Menteri, Berangkat 85 orang, 7 orang belum berangkat. Program Gelar Batch 2 tahun 2015. Lulus seleksi administrasi 192 orang.
b. Program Non Gelar, Target 475 orang, tercapai 301 orang, dengan rincian :Individual
Immersion: 15 orang, Tailor Made Course: 278, Visiting Scholars:7 dan Off the Shelf course: 1 orang.
c. Kegiatan pendukung gelar dan non gelar :
a. Proses seleksi administrasi, akademik TPA TOEFL, wawancara dan
psikologi b.
Program predeparture, pelatihan bahasa inggris dan pengenalan budaya c.
Penempatan karyasiswa di luar negeri d.
Penyusunan Draft Human Capital Development Plan LPNK sebagai dasar seleksi dan program re-entry
99
e. Penyusunan Mid Term Review untuk melihat capaian pada pertengahan
program RISET-Pro f.
Penyusunan Annual Work Plan AWP sebagai acuan kerja tahun 2016
Dokumentasi pelaksanaan program Karyasiswa Riset Pro ditunjukkan dalam Gambar 24.
Gambar 20. FGD Pra Mid Term Review Di Bogor
100
Gambar 21. Proses seleksi wawancara dengan CKS di ruang rapat Kemenristek
Gambar 22. Proses seleksi TPA TOEFL di Bappenas
101
Gambar 23. FGD Human Capital Development Plan Di Bogor
Gambar 24. Rapat koordinasi di Jakarta
Pada tahun 2015 ditargetkan terdapat 220 orang SDM Litbang yang menjadi karyasiswa RISET PRO untuk program S2 dan S3. Capaian kegiatan 136 karyasiswa, sedangkan target
program non gelar 475. Capaian 301 orang
102
Adapun hambatan dan kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target ini, diantaranya: a.
Keterlambatan perubahan nomenklatur dan pengisian pejabat; b.
Kurangnya koordinasi antar stakeholder; c.
Keterlambatan karyasiswa mendapatkan LoA dari perguruan tinggi; d.
Panjangnya proses seleksi CKS mulai dari seleksi administrasi, seleksi akademik, predeparture dan penempatan;
e. Pencairan dana memerlukan waktu yang lama di bagian keuangan ristek mulai berkas
masuk loket sampai dengan terbitnya SPM; f.
Jumlah SDM di bagian keuangan yang terbatas dan tidak mengikuti SOP yang telah ditentukan sehingga berkas pengajuan pembayaran karyasiswa memakan waktu yang
lama, terjadi kesalahan SPM, tertunda bayar.
Melihat hambatan dan permasalahan tersebut di atas, beberapa langkah kebijakan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut :
a. Koordinasi internal lebih ditingkatkan dengan mengaktifkan peran steering
committee dan technical committe b.
Penyederhanaan proses seleksi c.
Peningkatan proses pelayanan di bagian keuangan d.
Bekerjasama dengan universitas-universitas luar negeri untuk memudahkan karyasiswa mendapatkan LoA dan memperoleh dispensasi keterlambatan
pembayaran biaya kuliah
3.1.5. SDM Litbang yang Meningkat Kompetensinya