Jumlah Karyasiswa S2 dan S3

90 Tabel 18. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program 5 Sasaran Program Indikator Kinerja dan Kegiatan Target Kinerja Capaian Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumberdaya Iptek dan Dikti IKP 5 Jumlah SDM litbang berkualifikasi Master dan Doktor 3.350 Orang 3.540 106,0 1 Karyasiswa S2 dan S3 298 Karyasiswa 293 98,3 2 Karyasiswa Riset Pro S2 dan S3 1. Gelar 220 Karyasiswa 136 61,8 2. Non Gelar 475 Orang 301 63,4 Tabel 19. Perbandingan Capaian IKP 5 2011 – 2015 IKP 2011 2012 2013 2014 2015 Satuan IKP 5 Jumlah SDM litbang berkualifikasi Master dan Doktor - - - - 3.540 Orang Pada tahun 2015 ditargetkan terdapat 3.350 orang SDM Litbang yang berkualifikasi Master dan Doktor. Target tersebut dapat tercapai seluruhnya, bahkan jumlah SDM Litbang yang berkualifikasi Master dan Doktor mencapai 3.540 orang 106. Angka ini mencakup seluruh karyawan S2 dan S3 pada LPNK masing-masing LPNK mempunyai alokasi beasiswa tersendiri yang berasal dari berbagai sumber. Sasaran Jumlah Litbang Berkualifikasi Master dan Doktor dicapai oleh Direktorat Jenderal Sumberdaya Iptek dan Dikti tahun 2015 melalui 2 kegiatan yaitu Program karyasiswa S2 dan S3 sebanyak 293 orang, Program Karyasiswa RISET PRO S2 dan S3 sebanyak 136 orang, dan sisanya sumber lain.

3.1.4.1. Jumlah Karyasiswa S2 dan S3

Pengembangan Sumberdaya Manusia Iptek SDM Iptek sebagai suatu investasi jangka panjang bagi pembangunan nasional tidak dapat dipisahkan dari Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2005- 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Kabinet Indonesia Bersatu dan Visi Iptek 2025. Arah dan kebijaksanaan tersebut diharapkan dapat lebih mempertajam bidang- 91 bidang keahlian yang harus dikuasai dan dikembangkan lebih lanjut dalam rangka meningkatkan daya saing, kemandirian dan kesejahteraan bangsa. Peningkatan kesejahteraan bangsa merupakan prioritas utama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan keunggulan daya saing, pengelolaan sumber daya dan peningkatan sumber daya manusia. Program Pemerintah Indonesia sejak Repelita IV yang dimulai tahun 1983 telah memproritaskan pengembangan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Iptek melalui program beasiswa. Program pengembangan SDM yang pertama untuk Iptek mulai direalisasikan pada bulan April 1986, melalui program Overseas Fellowship Program OFP, yang sumber dananya diperoleh Pemerintah Indonesia dari APBN dan World Bank WB melalui surat No. 2599-ND yang berakhir pada bulan Februari 1992. Program pengembangan SDM yang kedua yaitu Science and Technology Manpower Development Program STMDP yang sumber dananya diperoleh Pemerintah Indonesia dari APBN dan Overseas Economic Cooperation Fund OECF melalui surat No.IP-342 yang dimulai pada bulan Desember 1988 dan berakhir pada bulan November 1997. Program pengembangan SDM Iptek ketiga dimulai tahun 1990 melalui program yang disebut Science and Technology for Industrial Development STAID. Program ini memperoleh dana dari WB dan OECF. Program STAID tersebut merupakan salah satu komponen Proyek Pengembangan Sumber Daya Manusia Profesional Professional Human Resource Development Project PHRDP yang salah satu komponennya adalah program beasiswa, baik luar negeri maupun dalam negeri. Program-program tersebut telah menghasilkan ratusan Doktor dalam bidang sains dan perekayasaan tetapi terhenti pasca krisis moneter 1998 yang lalu. Menyadari bahwa kekuatan daya saing iptek bangsa Indonesia relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia, maka dipandang penting untuk kembali meningkatkan kualitas SDM Iptek bangsa ini. Program pengembangan SDM Iptek telah dicanangkan sebagai salah satu prioritas dalam RPJM 2010-2014. Ini ditempuh sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas institusi riset terhadap luaran hasil riset dan pemanfaatannya di kalangan masyarakat. Pada tahun 2003 Kementerian Riset dan Teknologi Kemenristek telah mengambil inisiatif mengembangkan Program Tugas Belajar Kemenristek yang secara spesifik ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya para peneliti dan karyawan di lingkungan institusi riset. 92 Program Tugas Belajar Kemenristek ini memprioritaskan pemanfaatan sarana laboratorium baik yang ada di kawasan PUSPIPTEK maupun yang ada di institusi riset. Selain itu, dalam melakukan kegiatan penelitian ilmiah harus memanfaatkan profesor riset atau doktor yang ada di LPNK Ristek atau institusi riset lainnya. Fasilitas riset dimaksud adalah Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi PUSPIPTEK Serpong yang didirikan pada tahun 1976 di lahan seluas 350 ha. Ini dimaksudkan untuk membangun sinergi kegiatan riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selaras dengan Pengembangan Program Utama Nasional saat itu. Di tempat ini terdapat tiga puluh lima laboratorium modern milik BATAN, BPPT, LIPI dan Kementerian Lingkungan Hidup. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, telah ditetapkan Keputusan Menristek No. 77MKpIX2003 tanggal 8 September 2003 tentang Pembentukan Penyelenggara Program Pendidikan Pascasarjana di PUSPIPTEK Serpong. Ini merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya kerjasama antara Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan Departemen Pendidikan Nasional No. 15KEMENRISTEKIX2003 tanggal 8 Agustus 2003 tentang Pemanfaatan Sumberdaya Iptek di Pusat Iptek Serpong untuk Mendukung Penyelenggaraan Program Pascasarjana di Perguruan Tinggi. Sejak tahun 2011, sesuai dengan RPJM dan Renstra Kemenristek 2010-2014, Program Tugas Belajar merupakan instrumen untuk melakukan fasilitasi dan koordinasi dalam rangka mendukung penguatan SINas dan SIDa. Hal ini diperkuat dengan adanya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI yang salah satu program utamanya adalah peningkatan kapasitas SDM dan Iptek pada 6 koridor ekonomi. Program peningkatan kapasitas SDM dan Iptek untuk penguatan aktor inovasi yang terdiri dari lemlitbang, industri, dan perguruan tinggi pada koridor ekonomi tersebut berimbas pada diperluasnya Program Tugas Belajar Kemenristek dari sisi peserta program dan diversi kasi program studi sesuai dengan kebutuhan. Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi No.01MPERVI2009 tentang Pemberian Beasiswa Program Pascasarjana Kementerian Riset dan Teknologi membatasi pemberian beasiswa hanya kepada para peneliti yang berada di lingkungan Kemenristek dan LPNK Ristek dan tidak dijelaskan jenis program yang dapat dilaksanakan. Untuk memfasilitasi terlaksananya Program Penguatan SINas MP3EI, telah terbit Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No.03MPERV2011 dan Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi RI No.7 tahun 2012 tentang Program Pemberian Tugas Belajar Kementerian Riset dan Teknologi yang 93 merevisi peraturan sebelumnya. Peraturan ini diharapkan dapat menjadi program beasiswa yang lebih optimal dalam mendukung penguatan SINas dan MP3EI. Program Tugas Belajar Pascasarjana Kementerian Riset dan Teknologi Kemenristek ini dilakukan untuk mendukung pencapaian salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM 2010 - 2014 yang selaras juga dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI, yaitu Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan danTeknologi SDM-Iptek dalam rangka penguatan Sistem Inovasi Nasional SINas.Peningkatan kapasitas SDM Iptek ini diharapkan akan mendukung pengembangan produk Iptek berbasis konsorsium riset, model SINas berbasis revitalisasi Puspiptek, pusat unggulan, dan intensifikasi Sistem Inovasi Daerah SIDa di 6 koridor ekonomi. Adapun dalam hal ini, Program Beasiswa melingkupi: program gelar S2 dan S3 di dalam negeri yang meliputi perguruan tinggi negeri di selururuh Indonesia, dimana Kementerian Riset dan Teknologi saat ini telah menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi negeri Antara lain Universitas Indonesia UI, Institut Teknologi Bandung ITB, Institut Pertanian Bogor IPB, Universitas Gajah Mada UGM, Universitas Negeri Sebelas Maret UNS, dan Universitas Sriwijaya Unsri. Ruang lingkup yang dimaksud disini adalah 7 bidang fokus yang diutamakan untuk dipilih oleh Karyasiswa sesuai dengan Agenda Riset Nasional ARN ditambah Kebijakan Publik untuk mendukung pencapaian salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM 2010 – 2014, yaitu Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi SDM-Iptek dalam rangka penguatan Sistem Inovasi Nasional SINas. Bidang fokus yang dapat dipilih oleh Karyasiswa yaitu : a. Pembangunan Ketahanan Pangan; b. Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan; c. Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi; d. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi; e. Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan; f. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat; g. Pengembangan Teknologi Material Maju; dan h. Kebijakan Publik. 94 Dalam mendukung program MP3EI, karyasiswa dapat memilih diantara 8 program utama dan 22 kegiatan ekonomi utama yang telah ditetapkan. Pada tahun 2015 ditargetkan penerima beasiswa S2 dan S3 sejumlah 298 orang karyasiswa. Pada realisasinya, jumlah penerima beasiswa pada tahun 2015 adalah 293 orang karyasiswa atau tercapai 98,3. Dari 293 karyasiswa tersebut, yang tercatat sebagai karyasiswa lama angkatan 2010 s.d. 2014 sejumlah 224 karyasiswa, sedangkan yang tercatat sebagai karyasiswa baru angkatan 2015 sejumlah 69 karyasiswa dengan rincian 56 karyasiswa jenjang S2 dan 13 karyasiswa jenjang S3. Berkurangnya capaian jumlah karyasiswa yang dibiayai pada tahun 2015 ini disebabkan berkurangnya target jumlah calon karyasiswa yang berhasil lulus pada rangkaian seleksi yang meliputi seleksi administrasi, seleksi proposal, dan seleksi akademik di perguruan tinggi. Dari sejumlah 156 pendaftar S2: 119; S3: 33, yang lulus seleksi administrasi ada 156 orang S2: 99; S3: 27. Kemudian pada seleksi proposal yang berhasil lulus ada 126 orang S2: 80; S3: 27. Pada seleksi akademik di perguruan tinggi, yang berhasil lulus seleksi menjadi 69 orang S2: 56; S3: 13. Jumlah inilah yang kemudian ditetapkan sebagai karyasiswa penerima beasiswa program Pascasarjana Kemenristekdikti 2015. Perkembangan pelaksanaan program dalam beberapa tahun ke belakang ditunjukkan dalam Tabel 20. Tabel 20. Pelaksanaan Program Karyasiswa S2 dan S3 Uraian 2013 2014 2015 S2 S3 S2 S3 S2 S3 Peserta Program Karyasiswa S2 dan S3 75 26 50 17 56 13 Dokumentasi pelaksanaan program Karyasiswa S2 dan S3 diberikan dalam Gambar 22 dan 23. 95 Gambar 18. Foto Karyasiswa Baru Angkatan 2015 Gambar 19. Foto Karyasiswa Baru Angkatan 2015 Pada Acara Pembekalan dan Penandatangan Surat Perjanjian Tugas Belajar Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:  Pengelolaan administrasi keuangan di Bagian Keuangan yang di struktur lama Kemenristek hanya terdiri dari satu Satker untuk seluruh programkegiatan yang ada di Kemenristek menjadikan pemrosesan berkas administrasi menjadi lambat. Ditambah lagi dengan sistem pengelolaan keuangan di KPPN yang pada tahun 2015 mulai menggunakan aplikasi sistem Informasi SPAN=Sistem Pengelolaan Anggaran Negara mensyaratkan data yang sangat presisi. Kedua hal tersebut menjadikan proses pencairan keuangan untuk karyasiswa mengalami hambatan. 96  Pada TA.2015 terjadi kelambatan pemrosesan pembayaran biaya kuliah di 4 PT, yaitu IPB, UI, UGM, dan Unpad. Kelambatan ini terjadi karena dua hal, yaitu: 1 Kelambatan Bagian Keuangan memproses berkas yang telah diajukan; 2 Kelambatan pihak PT memproses dokumen kontrak UI dan UGM. Atas tertundanya pembayaran biaya kuliah ini sedang dilakukan proses revisi DIPA TA.2016 sehingga biaya yang belum terbayarkan tetap dapat dialokasikan pada DIPA TA.2016 dengan tanpa merubah pagu total. Untuk pelaksanaan program ini pada tahun-tahun selanjutnya, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut:  Pengelolaan administrasi keuangan di Bagian Keuangan Kemeristekdikti hendaknya lebih cepat dan memberikan prioritas terhadap berkas administrasi yang terkait dengan biaya hidup dan biaya kuliah karyasiswa sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan pembayaran yang dapat menghambat pelaksanaan studi mereka.  Kegiatan dengan output Karyasiswa S2 dan S3 untuk pegawai LPNK-Ristek sebaiknya tetap dilanjutkan dan dialokasikan pendanaannya untuk tahun-tahun mendatang mengingat kegiatan ini mendukung salah satu IKU Kementerian yaitu Jumlah SDM Litbang yang berkualifikasi S2 dan S3 serta tetap perlunya untuk meningkatkan kualifikasi SDM di LPNK-Ristek melalui jenjang pendidikan gelar S2 dan S3.  Keberadaan perusahaan konsultan pendamping kegiatan sangat penting untuk tetap dipertahankan. Konsultan ini akan bertindak sebagai pendamping koordinatorpengelola beasiswa selama pelaksanaan kegiatan pemberian beasiswa, serta dalam rangka menjembatani hubungankomunikasi antara karyasiswa dengan pengelola beasiswa.

3.1.4.2. Jumlah Karyasiswa RISET PRO