63
keterbatasan kemampuan SDM pengelola di perpustakaan; kurangnya kesadaran dan komitmen pimpinan terhadap fungsi repositori institusi
yang berakibat pada rendahnya dukungan terhadap upaya pengelolaannya termasuk penyediaan; anggaran rutin untuk operasionalnya.
Pada Diklatfung PLP tidak ada kendala yang berarti dibandingkan dengan 2 dua program diklat lainnya Diklat Kepustakaan dan Penilaian Angka Kredit PLP.
Pelatihan fungsional tenaga kependidikan bermanfaat untuk peningkatan karier PLP dan menghindari penempatan rotasi PLP pada bidang yang tidak sesuai dengan kompetensinya.
Pelatihan ini berdampak pada peningkatan karier dan kesejahteraan PLP; berkurangnya kesenjangan kemampuan antara dosen, mahasiswa, dan PLP; meningkatnya peranan PLP
terutama dalam hal pengelolaan laboratorium. Namun hal ini juga memberikan dampak negatif berupa keengganan PLP untuk membantu bidang lain.
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk peningkatan kinerja capaian kegiatan pelatihan teknis tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:
Kegiatan pelatihan dilakukan secara berkelanjutan; Pelaksanaan kegiatan pelatihan dikelola dengan optimal dengan melibatkan
pengambil keputusan di perguruan tinggi masing-masing PTN dan PTS; Pustakawan perlu melakukan studi banding ke perguruan tinggi yg sudah maju
pengelolaan perpustakaannya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri; Agar lebih efektif, isi materi pelatihan disesuaikan dengan waktu pelaksanaan pagi-
siang diberikan materi utama, malam diberikan materi pendukung, berupa simulasi dan diskusi interaktif
Diharapkan setiap perpustakaan dapat membangun portal repositori institusi yang dapat menampilkan karya publikasi ilmiah sivitas akademikanya.
3.1.2.2. Workshop Pengembangan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan amanat yang tersurat dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
64
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejak diluncurkannya program pendidikan karakter oleh Kementerian Pendidikan Nasional, yang diawali dengan acara
sarasehan revitalisasi pembangunan karakter pada awal tahun 2010 dengan melibatkan tokoh masyarakat, agamawan, pengusaha, pendidik, birokrat, motivator dan lainnya, program
pendidikan karakter terus bergulir dan mendapat dukungan dari masyarakat luas. Program dan kegiatan pendidikan pada jenjang pra-sekolah, sekolah menengah hingga pendidikan
tinggi secara bersama telah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap momentum kegiatan, baik dalam kegiatan intra kurikuler, maupun ekstra kurikuler.
Pendidikan Tinggi sebagai bagian dalam sistem pendidikan nasional, mempunyai tugas yang penting untuk membentuk dan memelihara watak, pribadi, dan karakter peserta didik yang
sesuai dengan jatidiri bangsa Indonesia. Tujuan proses pembelajaran di perguruan tinggi, selain untuk membangun pribadi yang memiliki ilmu pengetahuan dan kemampuan teknis
dalam bidang ilmu tertentu, juga untuk mengembangkan kepribadian yang kokoh dan membentuk karakter yang kuat untuk menjadi masyarakat yang bermartabat dan memiliki
kepercayaan diri tinggi dalam menghadapi persaingan global. Sebagai salah satu bentuk upaya menjaga dan mempertahankan budaya akademik di perguruan tinggi, perlu adanya
dokumen tertulis dalam bentuk buku yang dapat memudahkan civitas akademika memahami, menyusun, mengimplementasi program pendidikan karakter pada setiap kegiatan yang
dilaksanakannya.
Untuk mendukung program pendidikan karakter yang berkelanjutan di perguruan tinggi, Ditjen SDID menyelenggarakan workshop pengembangan pendidikan karakter. Workshop ini
juga merupakan tindak lanjut dari program Presiden Republik Indonesia tentang Nawacita. Output ini juga dijalankan untuk mengatasi banyaknya masalah yang timbul di perguruan
tinggi seperti kekerasan fisik dan non fisik, narkoba, plagiarisme, dan sebagainya. Tujuan akhir dari workshop ini adalah dihasilkannya lulusan perguruan tinggi yang berkualitas.
Program ini ditujukan kepada para dosen, yang selanjutnya akan mentransformasikan ilmu kepada para mahasiswa.
Kegiatan ini dengan melibatkan para ahli di bidangnya yang secara langsung berinteraksi dengan pada dosen yang mengampu mata kuliah humaniora sehingga dapat memberikan cara
dan motivasi kepada mahasiswa untuk berperilaku positif dan optimis dalam menghadapi dunia nyata di masyarakat.
65
Pada tahun 2015 direncanakan pelaksanaan workshop pengembangan pendidikan karakter bagi 200 orang peserta. Pada pelaksanaannya tercapai 200 peserta workshop pengembangan
pendidikan karakter yang diselenggarakan di 3 lokasi capaian fisik 100. Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan ini.
3.1.2.3. Dosen mengikuti program sandwich-like luar negeri