BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
1. Kebijakan publik dibidang perpajakan adalah Pelayanan Kantor Bersama
Samsat melibatkan 3 tiga instansi yaitu, Dina Pendapatan Daerah Dispenda, Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Ditlantas Polda dan
PT Jasa Raharja Persero. Ketiga instansi ini bekerja sama melayani masyarakat dan bernaung dibawah satu atap atau satu kantor yang disebut
dengan sistim Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap Samsat. Sebelum ada nya samsat, masyarakat harus mendatangi ketiga instansi
tersebut di tempat yang berbeda, sehingga membutuhkan waktu biaya dan tenaga dan hal ini sangat dirasakan tidak efesien serta memberatkan
masyarakat. Pengurusan PKB, BBN-KB dan SWDKLLJ oleh masyarakat pada awalnya dilakukan di ibu kota provinsi, karena belum dibentuknya
cabang-cabang samsat di daerah kabupaten atau kota. 2.
Peraturan tentang Pajak Kenderaan Motor dan Biaya Balik Nama Kenderaan Motor yaitu Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 1
Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara, Pajak Kendaraan Bermotor dinyatakan bahwa Dengan nama PKB dipungut pajak atas
kepemilikan danatau penguasaan Kendaraan Bermotor yang terdaftar di Daerah
3. Pelayanan pajak dan Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan adalah Pelayanan Kantor bersama samsat
Universitas Sumatera Utara
selama ini sering mendapat sorotan tajam dari masyarakat, terutama yang berurusan dengan kantor tersebut. Sorotan dilakukan karena lambatnya proses
pelayanan pengurusan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor PKB, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBN-KB, Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan SWDKLLJ, maupun Surat Tanda Nomor Kendaraan STNK, serta masih adanya pungutan-pungutan yang tidak
resmi atau pungutan liar, sarana, prasarana dan fasilitas yang tidak memadai, banyaknya calo, sikap petugas yang kurang simpatik dalam melayani
masyarakat sampai kepada tidak terampilnya petugas dalam melaksanakan pekerjaannya.
D. Saran
1. Regulasi Standar Pelayanan Minimal SPM sebagai acuan bagi aparatur
Dinas Pendapatan Daerah dalam memberikan Pelayanan PKB dan BBN- KB bagui Wajib Pajak dan untuk menerbitkan surat dinas yang
dibutuhkan oleh penerima pelayanan, agar dapat dievaluasi oleh Gubernur Sumatera Barat selaku unsur Pembina SAMSAT dan atau bahkan ditinjau
kembali, sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai penerima pelayanan sesuai dengan yang diharapkannya.
2. Dalam rangka rneningkatkan pendapatan Daerah, UPTD Pelayanan
Pendapatan Propinsi Sumatera Barat di Padang dapat lebih berperan aktif lagi dalam rnengelola sumber pendapatan Daerah yang ada dalam wilayah
kerjanya. Aparat UPTD dapat lebih jeli dalam memantau, mendata dan sekaligus menagih terhadap objek pajak yang masih menunggak dan
Universitas Sumatera Utara
belum terpantau dan terdata, karena masih banyak tunggakan kendaraan bermotor yang tidak membayar pajak dan BBN–KB.
3. Perlunya adanya penetapan atau produk hukum yang disepakati oleh
ketiga instansi di Kantor SAMSAT tentang tata cara penunjukan personil masing-masing yang akan bertugas di SAMSAT sehingga diharapkan
jumlah personil yang bertugas di SAMSAT sebanding dengan beban kerja yang ada, dan hubungan kerja antara satu dengan lainnya berjalan
harmonis.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku