1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perilaku keuangan adalah suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpangan kognitif
mempengaruhi perilaku investor Tilson, 2005:1. Perilaku keuangan yang mempengaruhi keputusan investor di bursa khususnya berkaitan dengan
keputusan jual beli merupakan hal yang menarik untuk dipahami. Keputusan investor tersebut didasarkan atas estimasi yang telah dilakukan sebelumnya, dan
tanpa disadari ternyata hal tersebut juga dipengaruhi oleh perilaku yang berkaitan dengan kognitif seseorang. Pengaruh kognitif ini dapat menyebabkan keputusan
investasi yang dilakukan investor menjadi irasional, seperti yang terungkap dalam penelitian Ritter pada tahun 2003. Pada penelitian tersebut Ritter menemukan
investor di Jepang, Taiwan dan Amerika telah kehilangan banyak uang saat melakukan perdagangan karena perilaku investor yang irasional pada periode itu
1987-1989 dan 1999 saham mengalami overvalue. Kaitan antara kognitif dan perilaku juga dijelaskan oleh Goldberg dan
Nitzsch 2001 yang menyatakan investor sebagai seorang manusia dapat digolongkan pada tiga tipe. Tiga tipe tersebut yaitu, tipe intuitif yang
mengambil keputusan berdasarkan insting, tipe emosional seseorang yang bertindak berdasarkan emosi, dan tipe rasional seseorang yang berfokus
kepada alasan dibalik sesuatu. Shleifer 2000:2 menyatakan bahwa investor
Universitas Sumatera Utara
diasumsikan akan berlaku rasional sehingga akan menilai saham secara rasional. Investor yang berlaku rasional akan menilai saham berdasarkan nilai fundamental
yaitu nilai sekarang dari pengembalian kas masa depan dengan mendiskontokan sebesar tingkat resiko saham tersebut. Sedangkan investor yang kurang rasional
akan ikut berbisnis hanya berpedoman pada naluri ikut-ikutan, tidak terbiasa menganalisis detil situasi dan kondisi sektor usaha, bahkan percaya pada aspek
mistik dari investasi yang ditawarkan Nataputra, 2009:181. Perilaku investor di pasar modal Indonesia ternyata cenderung ke arah
irasional, hal ini sesuai dengan data yang ditunjukkan pada Gambar 1.1. Fenomena kecenderungan irasional ini menyebabkan investor melakukan
tindakan berdasarkan penilaian yang jauh menyimpang dari asumsi rasionalitas.
Sumber : Hasil penelitian, 2013 data diolah Gambar 1.1
Fenomena Pergerakan IHSG Tahun 2008-2013
Cornelis, Head of Research KSK Financial Group, seperti yang dikutip inilah.com 22022013 menyatakan bahwa, IHSG telah berjalan total irasional
tanpa adanya logika valuasi fundamental lagi yang menyertainya. Lebih lanjut
Universitas Sumatera Utara
Cornelis juga menjelaskan, hal ini terjadi karena indeks terus bergerak melebihi level fundamentalnya di atas 4,550 poin pada kuartal I-2013. Menurutnya, posisi
IHSG saat ini sudah positif membalikkan keadaan lebih dari 100 sejak meluncur selama 287 hari dari titik tertingginya di 2,838 poin pada malaria
malapetaka lima belas Januari 2008 yang lalu. Kemudian IHSG bangkit lagi dari titik terendahnya di level 1,089 poin tepat di hari Sumpah Pemuda pada 28
Oktober 2008, dengan jarak penurunannya adalah sebesar 1,749 poin. Pergerakan yang terus terjadi melebihi level fundamental di atas 4,550 poin pada kuartal I-
2013 memperlihatkan bahwa ada suatu kecenderungan perilaku investor mengikuti tindakan investor yang lain atau dengan kata lain disebut herding.
Herding di pasar keuangan diidentifikasikan sebagai suatu kecenderungan perilaku investor mengikuti tindakan investor yang lain Luong dan Ha, 2011:21.
Investor lebih memilih melakukan herding saat mereka percaya bahwa herding dapat menolong mereka untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat
dipercaya. Herding dapat menyebabkan tindakan irasional, berkenaan pada harga, khususnya harga saham yang dipengaruhi sentimen tertentu, yang sulit
untuk dijelaskan Devenow dan Welch, 1996:605. Berkaitan dengan pengambilan keputusan, dalam perilaku keuangan maka
heuristik dan prospek penting untuk dipahami. Heuristik dapat diartikan sebagai rules of thumb atau ketetapan umum, yang membantu proses pengambilan
keputusan menjadi lebih mudah, khususnya pada lingkungan yang bersifat kompleks dan tidak pasti,dengan mengukur probabilitas dan memprediksi nilai
saham sehingga diharapkan dapat mengurangi kompleksitas tersebut. Ada lima
Universitas Sumatera Utara
penyimpangan kognitif
yang dapat
menimbulkan heuristik
yaitu, representativeness, availability bias,
gambler’s fallacy, anchoring, and overconfidence Luong dan Ha, 2011:19. Sedangkan, prospek adalah teori yang
berfokus pada proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi sistem nilai seorang investor. Teori prospek ini mendeskripsikan beberapa pernyataan yang
mempengaruhi proses berpikir seseorang saat mengambil keputusan. Komponen dari teori prospek ini yaitu, regret aversion, loss aversion, and mental accounting
Luong dan Ha, 2011:20. Tindakan irasional ketika melakukan keputusan investasi akan memberi
pengaruh kepada performa yang diperoleh investor. Seperti yang diuraikan sebelumnya, bahwa herding dapat menyebabkan tindakan irasional, berkenaan
pada harga, khususnya harga saham yang dipengaruhi sentimen tertentu, yang sulit untuk dijelaskan Devenow dan Welch, 1996:605. Ketika harga saham
bergerak terus karena ada unsur tindakan irasional maka performa investasi yang terkait dengan return juga akan bergerak secara irasional. Akhirnya, bisa saja
terjadi kondisi dimana investor akan memperoleh performa investasi yang tidak sesuai dengan harapan, sehingga ia akan merasa tidak puas dengan keputusan
investasi yang sudah dilakukannya. Jika hal ini terjadi, dikhawatirkan kelangsungan investasi akan menjadi lebih singkat.
Fenomena irasional yang dilakukan investor terhadap keputusan investasi seperti yang diuraikan sebelumnya, memberi gambaran bahwa fenomena tersebut
memberi pengaruh bagi kelangsungan investasi. Keputusan yang berdasarkan pertimbangan yang irasional akan berdampak ke pada performa investasi yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh. Penelitian ini berusaha mengungkapkan fenomena perilaku keuangan terdiri dari heuristik, prospek, pasar, dan herding berpengaruh terhadap performa
investasi melalui keputusan investor.
1.2 Perumusan Masalah