Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali tentang Teknologi yang Mendukung Pembelajaran.

2. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali tentang Teknologi yang Mendukung Pembelajaran.

Sebagai guru bersertifikat pendidik, penguasaan tentang teknologi yang mendukung pembelajaran sudah seharusnya dikuasai dan diaplikasikan dalam kegiatan belajar. Berdasarkan wawancara dengan informan, teknologi bisa dijadikan salah satu media pembelajaran untuk memotivasi siswa agar lebih berminat belajar. Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi TIK dan penulisan karya ilmiah seperti PTK. Berikut ini hasil wawancara dengan beberapa informan tentang penguasaan TIK guru di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali. Wawancara dengan guru matematika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 6, mengatakan:

TIK yang mendukung pembelajaran matematika meliputi internet, pemakaian LCD dan laptop. Ketika pembelajaran matematika saya sudah pernah memanfaatkan TIK dalam bentuk slide presentasi power point. Materi tersebut saya peroleh dari diklat peningkatan kompetensi guru LPMP di Semarang.

Informan 5; mengatakan: Salah satu TIK yang mendukung pembelajaran PKN yaitu penggunaan

slide presentasi. Dengan media tersebut, kegiatan belajar siswa seperti nonton film namun, sudah mewakili belajar PKN.

Hasil observasi di ruang sidang SMK Negeri 1 Sawit, guru matematika bersertifikat pendidik Informan 6. Ruangan ini digunakan untuk pembelajaran matematika kelas XI TKJ semester 2. Observasi ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 16 Juni 2012 pukul 10.15 – 11.45 WIB pada kompetensi irisan kerucut. Berdasarkan hasil observasi, guru matematika bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit, Informan 6 sudah memanfaatkan TIK dalam mendukung pembelajaran matematika. Namun, guru tersebut belum membuat sendiri slide presentasi power point pada kompetensi irisan kerucut yang disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran matematika. Guru mendapatkan slide presentasi power point ketika beliau mengikuti diklat peningkatan kompetensi guru di LPMP Semarang.

Seiring perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, guru dituntut lebih aktif, kreatif dan inovatif sehingga metode dan strategi pembelajaran sudah seharusnya memanfaatkan TIK. Namun, fakta di lapangan beberapa guru belum memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran karena berbagai hal. Berdasarkan wawancara dan observasi, kendala guru dalam memanfaatkan TIK yaitu kurangnya kompetensi guru dalam hal tersebut dan masih terbatasnya sarana prasarana yang mendukung kegiatan tersebut. Berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi, dalam setiap ruang kelas SMK Negeri 1 Sawit belum terpasang.

Berkaitan dengan kurangnya kompetensi guru dalam penguasaan TIK, guru fisika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 3 mengatakan: Berkaitan dengan kurangnya kompetensi guru dalam penguasaan TIK, guru fisika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 3 mengatakan:

Kemudian, guru matematika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Boyolali, Informan 2 menambahkan, beliau mengatakan: Media pembelajaran berbasis TIK yang ada di sekolah ini meliputi OHP

dan LCD hanya repot untuk membawanya ke kelas. Kami belum menggunakan media tersebut dalam pembelajaran matematika karena kurangnya kompetensi kami di bidang TIK. Kalau LCD itu harus dibawa ke kelas, sementara waktu pelajaran hanya 2 jam pelajaran, ganti jam ganti guru, belum lagi memasang kabel-kabelnya, sehingga repot dan waktu pelajaran banyak yang hilang.

Sementara itu, guru matematika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 4 menyatakan:

LCD di setiap ruang kelas belum ada, namun di ruang utama sudah ada. Ruangan tersebut sebagai ruang multimedia untuk melaksanakan rapat, seminar maupun kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang sudah memanfaatkan ruang ini meliputi pembelajaran fisika dan produktif pada tiap-tiap program keahlian. Ruangan ini juga sudah dipakai untuk siswa kelas XII dalam pembelajaran massal matematika menjelang Ujian Nasional (UN).

Selain itu, pemanfaatan internet sebagai sumber informasi dalam mendukung pembelajaran mata pelajaran hendaknya sudah menjadi budaya dalam setiap sekolah khususnya SMK. Namun, realita yang terjadi di lapangan belum seperti yang kita harapkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan memberikan alasan yang sama tentang penyebab hal tersebut. Tingkat perekonomian orang tua/wali siswa SMK rata-rata menengah ke bawah menjadi kendala utama dalam pemanfaatan internet untuk mendukung pembelajaran.

Sawit, Informan 3 mengatakan: Tugas fisika belum memanfaatkan internet, tugas yang saya berikan

masih manual dari buku kemudian dikerjakan ditulis tangan dan dikumpulkan. Pemberian tugas seperti membuat slide presentasi, makalah fisika dari internet belum saya lakukan. Karena siswa banyak yang belum mempunyai komputer di rumah dan kemampuan ekonomi orang tua siswa yang masuk ke SMK rata-rata menengah ke bawah, padahal kalau tugas dari internet banyak mengeluarkan uang. Jadi, kita mempertimbangkan hal tersebut, kecuali kalau mereka bisa mengakses di sekolah, padahal di sekolah ketersediaan alat juga terbatas.

Sementara itu, Informan 2, guru matematika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, menjelaskan: Saya belum menggunakan teknologi seperti internet, laptop, LCD, OHP

dalam pembelajaran matematika. Karena siswa SMK yang tergolong ekonomi menengah ke bawah, sehingga guru belum siap mengimplementasikan internet dalam membantu pembelajaran matematika. Selain itu, internet di SMK ini juga sangat terbatas, baru digunakan oleh siswa program keahlian TKJ. Laptop, LCD, OHP yang ada di SMK ini juga masih sangat terbatas, sehingga penggunaannya pun masih sangat jauh dari optimal.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Informan 9 , siswi SMK Negeri 1 Sawit program TKJ (guru pengampu matematika, Informan 2 ), mengungkapkan:

Selama ini, penggunaan TIK seperti laptop, LCD belum dimanfaatkan oleh Informan 2 dalam pembelajaran matematika. Saya lebih senang jika pembelajaran matematika menggunakan multimedia karena lebih menarik perhatian siswa untuk memperhatikan materi yang sedang disampaikan. Namun, hal itu tidak harus setiap hari, kadang kala saja untuk mengulang materi yang sudah disampaikan sebelumnya agar lebih jelas lagi dalam memahaminya.

Pembelajaran akan lebih menarik bagi siswa jika dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan media yang sesuai dengan materi yang sedang disampaikan. Sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam Pembelajaran akan lebih menarik bagi siswa jika dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan media yang sesuai dengan materi yang sedang disampaikan. Sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam

Media itu paling cocok digunakan untuk memvisualkan, misalnya pada kompetensi bangun ruang. Selama ini, media yang saya gunakan adalah sesuatu hal yang tersedia disekitar kita, sebagai contoh ketika kita ingin membahas bangun ruang, kita membawa kotak rokok, kotak kapur dan bola pingpong, jarang sekali saya membuat yang betul-betul dipersiapkan khusus untuk itu. Yang penting kita harus siap terlebih dahulu dengan kompetensi yang ingin disampaikan dan harus siap dengan contoh media yang mendukung kompetensi tersebut.

Sementara itu, Informan 4, guru Fisika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, mengatakan: Saya belum menggunakan media belajar Fisika dalam kegiatan belajar

mengajar. Pembelajaran fisika masih bersifat konvensional seperti ceramah dan menulis di papan tulis. Namun, kadang-kadang saya membuat LKS untuk mempermudah pemahaman siswa dalam belajar matematika.

Sebagai guru yang telah bersertifikat dituntut untuk selalu meningkatkan profesionalisme dalam mengemban amanah sebagai seorang guru. Sehingga guru yang belum menguasai TIK haruslah berusaha meningkatkan penguasaan TIK sebagai penunjang profesionalismenya. Berdasarkan wawancara dengan guru, beliau lebih merasa kesulitan dalam belajar TIK karena sudah berkeluarga. Karena kesibukan rumah tangga, sehingga waktu belajar TIK menjadi kurang maksimal. Berkaitan dengan ini, guru PKN bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 5 mengatakan:

Tugas seorang guru tidaklah sedikit, begitu pula dengan administrasinya. Selain itu, guru SMK tidak hanya mengajar saja tetapi banyak sekali tugas tambahan yang diberikan kepadanya. Hampir semua guru SMK mempunyai tugas tambahan karena tidak ada karyawan Tugas seorang guru tidaklah sedikit, begitu pula dengan administrasinya. Selain itu, guru SMK tidak hanya mengajar saja tetapi banyak sekali tugas tambahan yang diberikan kepadanya. Hampir semua guru SMK mempunyai tugas tambahan karena tidak ada karyawan

Sementara itu, guru Fisika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 3, mengatakan: Penguasaan saya tentang TIK masih kurang, sebenarnya ada keinginan

dari diri pribadi untuk belajar komputer/TIK. Namun, masih banyak kendala seperti adanya tugas tambahan sebagai WAKA dan bendahara ujian sehingga banyak waktu yang tersita untuk menyelesaikan tugas tersebut. Pada waktu diklat MGMD kabupaten Boyolali juga pernah belajar TIK dan membuat blog guru secara bersama-sama di laboratorium komputer SMK Negeri 1 Boyolali.

Selain TIK, teknologi lain seperti PTK juga harus dikuasai oleh seorang guru profesional. PTK bermanfaat bagi guru, siswa dan kepala sekolah, yaitu dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai solusi dari segala permasalahan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Diklat guru tentang PTK sudah banyak dilakukan, baik di tingkat sekolah, kabupaten, maupun provinsi. Sehingga guru sudah tidak asing lagi tentang bagaimana metode penulisan PTK serta pelaksanaannya. Berdasarkan wawancara dan dokumentasi, guru bersertifikat pendidik kabupaten SMK Negeri 1 Sawit Boyolali hanya ada dua guru yang sudah melaksanakan PTK serta membuat laporannya. Berkaitan dengan ini, beberapa informan memberikan komentar yang pada intinya sama.

Guru fisika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 3, mengatakan:

Saya sudah melakukan PTK yang berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan media animasi .” Penelitian dilakukan di sekolah ini kelas X tahun 2005 dan kebetulan hasilnya meningkat. Motivasi saya menulis PTK, saya ada rencana lagi membuat PTK untuk kenaikan pangkat.

Negeri 1 Sawit mengatakan: Saya membuat PTK yang berjudul “uapaya pemanfaatan alat peraga

bangun ruang untuk kreatifitas dan hasil belajar matematika konsep dimensi tiga bagi siswa kelas XII semester 2 SMK Negeri 1 Sawit tahun 2010/ 2011 .” Penelitian dilakukan di sekolah ini kelas XII tahun 2010/2011. dan kebetulan hasilnya meningkat. Motivasi saya menulis PTK, saya ada rencana lagi membuat PTK untuk kenaikan pangkat.

Hal ini disampaikan juga oleh kepala SMK Negeri 1 Sawit, Informan

1, beliau mengatakan: PTK untuk rekan-rekan guru ada yang sudah dan memang ada yang

belum, karena ada kesibukan lain. Bagi rekan-rekan guru, selain mengajar ada banyak tugas tambahan. Memang seperti itulah guru SMK, semuanya ada tugas tambahan seperti bendahara dan bagian pengajaran sehingga hal ini menjadi kendala dalam melakukan PTK.

Kemudian, hal serupa juga disampaikan guru fisika bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Sawit, Informan 4, dalam wawancaranya beliau mengatakan:

Saya belum pernah melakukan PTK tetapi saya pernah membuat proposal PTK pada waktu PLPG di UNS. Sebenarnya, saya ingin melakukan PTK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika. Namun, hal itu tertunda karena banyak tugas tambahan di sekolah selain mengajar.

Sebagai seorang guru bersertifikat pendidik sudah seharusnya berusaha meningkatkan profesionalisme sebagai guru profesional. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara meningkatkan minat membaca dan menulis karya ilmiah terutama PTK sebagai solusi permasalahan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, penguasaan tentang PTK harus ditingkatkan dengan membaca referensi yang relevan, diskusi dengan teman sejawat dan melaksanakan PTK serta menulis laporan penelitiannya. Berkaitan dengan ini, berikut wawancara dengan beberapa guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali.

Informan 6, mengatakan: Untuk meningkatkan kualitas pribadi saya sebagai seorang guru yang

profesional, saya lakukan dengan membaca artikel-artikel dari internet dan buku-buku yang relevan. Jika ada hal yang menarik saya tulis, pada intinya saya ingin bisa mencurahkan apa yang saya dapatkan dari kegiatan apapun dalam bentuk tulisan.

Sementara itu, guru PKN bersertifikat pendidik SMK Negeri 1 Boyolali, Informan 5 mengatakan: Sebagai guru PKN profesional karena sudah memiliki sertifikat

pendidik, saya selalu berusaha untuk kepuasan siswa sebagai pelanggan kita. Sebenarnya sebagai guru profesional tanggung jawab kita tidak hanya siswa tetapi kinerja kita di sekolah dengan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan sebagai tanggung jawab guru profesional. Profesional tidak hanya menyangkut itu saja tetapi bagaimana sikap kita, hubungan kita dengan guru, siswa, pimpinan dan seluruh warga sekolah yang lainnya.

Kemampuan guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa sudah terjalin dengan baik hal ini bisa dilihat dari bagai mana guru mengajar didalam kelas, siswa sangat aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Komunikasi ini tidak hanya terjadi didalam kelas saja tetapi juga diluar kelas, hal ini terlihat bagai mana siswa mampu berdiskusi dengan guru tentang program kerja untuk kegiatan osis salah satunya. Selain itu juga hubungan komunikasi dan interaksi sesama guru dan kepala sekolah juga berjalan dengan cukup baik, suasana yang kondusif memang sangat diperlukan didalam lingkungan kerja khususnya disekolah, karena suasana yang mendukung ini dapat meningkatkan dan juga memaksimalkan kinerja guru untuk meningkatkan kemampuan diri dengan saling bertukar informasi dan bekerjasama dalam satu visi dan misi untuk kemajuan sekolah. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa atau wali murid dan masyarakat sekitar sudah mulai terbentuk dengan baik, hal ini dapat ditunjukan dengan kerjasama yang Kemampuan guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa sudah terjalin dengan baik hal ini bisa dilihat dari bagai mana guru mengajar didalam kelas, siswa sangat aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Komunikasi ini tidak hanya terjadi didalam kelas saja tetapi juga diluar kelas, hal ini terlihat bagai mana siswa mampu berdiskusi dengan guru tentang program kerja untuk kegiatan osis salah satunya. Selain itu juga hubungan komunikasi dan interaksi sesama guru dan kepala sekolah juga berjalan dengan cukup baik, suasana yang kondusif memang sangat diperlukan didalam lingkungan kerja khususnya disekolah, karena suasana yang mendukung ini dapat meningkatkan dan juga memaksimalkan kinerja guru untuk meningkatkan kemampuan diri dengan saling bertukar informasi dan bekerjasama dalam satu visi dan misi untuk kemajuan sekolah. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa atau wali murid dan masyarakat sekitar sudah mulai terbentuk dengan baik, hal ini dapat ditunjukan dengan kerjasama yang

Guru yang bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit mempunyai kepribadian yang baik dan mempunyai kedekatan dengan anak didiknya, guru di SMK Negeri 1 sawit mampu menjadi panutan dan juga teladan bagi para siswanya, hal ini ditunjukan dengan bagai mana guru menilai siswa, para guru menilai siswa dengan obyektif dengan tampa membeda bedakan siswa selain itu juga kepedulian para guru terhadap siswa kurang mampu dari segi ekonomi khususnya dengan memberikan bea siswa. Menunjukan sikap dan perilaku yang baik, dengan mengugunakan tutur kata yang baik dalam berkomunikasi dan juga menggunakan pakain yang sopan dalam bekerja atau mengajar di dalam kelas. Selain di dalam sekolah diluar sekolah pun para guru dijadikan panutan oleh masyarakat sebagai contoh ada guru yang di jadikan ketua RT dikampung dimana guru tersebut tinggal selain itu ada juga guru yang dijadikan ketua majelis taklim. Hal ini menunjukan bahwa sikap dan perilaku yang baik yang dimiliki guru bisa menjadi panutan masyarakat sekitar.