Proses yang tidak perlu dilakukan. Proses yang perlu dilakukan

4. Wajib mengumumkan Ringkasan Rancangan Pengambilalihan. Pasal 127 ayat 2 dan ayat 3 mengatur bahwa Ringkasan Rancangan Pengambilalihan harus diumumkan paling sedikit dalam satu surat kabar harian dan pengumuman secara tertulis kepada karyawan paling lambat 30 tiga puluh hari sebelum pemanggilan RUPS. Pengumuman wajib memuat pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat memperoleh Rancangan Pengambilalihan di kantor perseroan sejak tanggal pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan. 5.Rancangan Pengambilalihan Dituangkan ke Dalam Akta Pengambilalihan. Rancangan pengambilalihan saham yang telah disetujui RUPS, sesuai ketentuan Pasal 128 ayat 1, dituangkan ke dalam Akta Pengambilalihan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia. 6. Salinan Akta Pengambilalihan Perseroan wajib dilampirkan pada penyampaian pemberitahuan kepada Menteri.

b. Pengambilalihan Saham dari Pemegang Saham

Proses pengambilalihan saham dari pemegang saham berbeda dibandingkan pengambilalihan saham dari Direksi. Proses pengambilalihan saham ini lebih sederhana seperti yang dijelaskan dibawah ini.

1. Proses yang tidak perlu dilakukan.

Penghambilalihan yang dilakukan secara langsung kepada Pemegang Saham tidak perlu dilakukan beberapa proses sebagai berikut. i. Pihak yang mengambilalih tidak perlu menyampaikan maksud untuk melakukan pengambilalihan kepada Direksi Pasal 125 ayat 7. ii. Tidak perlu membuat rancangan pengambilalihan. Pada Pasal 125 ayat 7 juga menegaskan, dalam hal pengambilalihan saham dilakukan langsung dari pemegang saham, ketentuan mengenai penyampaian maksud pengambilalihan saham dan penyusunan rancangan pengambilalihan tidak perlu dilakukan.

2. Proses yang perlu dilakukan

Pengambilalihan saham dari pemegang saham masih diperlukan proses sebagai berikut: i. Mengadakan perundingan dan kesepakatan langsung. Pihak yang mengambilalih langsung mengadakan perundingan dan kesepakatan diantara mereka. Hal ini ditegaskan pada Pasal 125 ayat 7 serta penjelasan pasal tersebut; Pengambilalihan saham perseroan lain langsung dari pemegang saham tidak perlu didahului dengan membuat rancangan pengambilalihan tetapi langsung melalui perundingan dan kesepakatan oleh pihak yang akan mengambilalih dengan pemegang saham dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar perseroan yang diambilalih. ii. Mengumumkan rencana kesepakatan pengambilalihan. Pengumuman rencana kesepakatan pengambilalihan saham mengacu pada ketentuan Pasal 127 ayat 8, bahwa pengambilalihan saham secara langsung dari pemegang saham wajib diumumkan, yakni Direksi atau pihak yang akan mengambil alih mengumumkan Rencana Kesepakatan Pengambilalihan paling sedikit dalam 1 satu surat kabar, mengumumkan secara tertulis kepada karyawan Perseroan yang akan diambil alih, dan diumumkan dalam jangka waktu laing lambat 30 tiga puluh hari sebelum pemanggilan RUPS. iii. Kesepakatan Pengambilalihan Dituangkan ke Dalam Akta Pengambilalihan Pasal 128 ayat 1 dan ayat 2 Kesepakatan pengambilalihan antara pihak yang mengambilalih dengan pemegang saham dituangkan ke dalam Akta Pengambilalihan. Oleh karena itu pengambilalihan yang dilakukan oleh pemegang saham, Pasal 131 ayat 2 menyebutnya Akta Pemindahan Hak Atas Saham. iv. Memberitahukan Pengambilalihan pada Menteri Berdasarkan Pasal 131 ayat 2, dalam hal pengambilalihan dilakukan secara langsung dari pemegang saham, Salinan akta pemindahan hak atas saham wajib dilampirkan pada penyampaian pemberitahuan kepada Menteri tentang perubahan susunan pemegang saham.

2. Pihak Pengambil Alih Saham