Proses Pengambilalihan Saham Melalui Direksi

atau dapat langsung dari pemegang saham. Artinya, cara pengambilalihan saham tidak mutlak melalui Direksi Perseroan saja atau pemegang saham saja. Pengambilalihan saham dapat dipilih melalui Direksi Perseroan atau melalui pemegang saham. Proses pengambilalihan saham melalui Direksi harus ditempuh melalui proses sesuai ketentuan pada Pasal 125 ayat 5 dan ayat 6 dan Pasal 127. Sedangkan pengambilalihan saham melalui pemegang saham mengacu pada Pasal 125 ayat 7.

a. Proses Pengambilalihan Saham Melalui Direksi

Jika pengambilalihan dilakukan melalui Direksi Perseroan, harus ditempuh proses yang digariskan Pasal 125 ayat 5, ayat 6 dan ayat selanjutnya seperti yang dijelaskan dibawah ini: 1. Pihak yang akan mengambilalih menyampaikan maksudnya untuk melakukan Pengambilalihan kepada Direksi perusahaan target. 2. Menyusun Rancangan Pengambilalihan, Direksi Perseroan yang akan diambilalih dan Direksi Perseroan yang akan mengambilalih perlu menyusun rancangan pengambilalihan, dimana rancangan pengambilalihan tersebut telah disetujui Dewan Komisaris masing-masing Perseroan. Rancangan pengambilalihan tersebut memuat sekurang-kurangnya : I. Nama dan tempat kedudukan dari Perseroan yang akan mengambil alih dan Perseroan yang akan diambil alih. II. Alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan mengambil alih dan Direksi Perseroan yang akan diambil alih. III. Laporan keuangan untuk tahun buku terakhir dari Perseroan yang akan mengambil alih dan Perseroan yang akan diambil alih. IV. Tata cara penilaian dan konversi saham dari Perseroan yang akan diambil alih terhadap saham penukarnya apabila pembayaran pengambilalihan dilakukan dengan saham. V. Jumlah saham yang akan diambil alih. VI. Kesiapan pendanaan. VII. Neraca konsolidasi proforma Perseroan yang akan mengambil alih setelah pengambilalihan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. VIII. Cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap pengambilalihan. IX. Cara penyelesaian status, hak, dan kewajiban anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan karyawan Perseroan yang akan diambil alih. X. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pengambilalihan, termasuk jangka waktu pemberian kuasa pengalihan saham dari pemegang saham kepada Direksi Perseroan. XI. Rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan hasil pengambilalihan apabila ada. 3. Mendapat persetujuan dari RUPS Pasal 127 ayat 1. Keputusan RUPS mengenai pengambilalihan saham merujuk pada Pasal 87 ayat 1 dan Pasal 89. Pada Pasal 89: i. Kuorum sah apabila paling sedikit ¾ tiga perempat bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS. ii. Keputusan RUPS adalah sah jika disetujui paling sedikit ¾ tiga perempat bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan. Pasal 127 ayat 1 mengatakan agar keputusan diambil sesuai dengan ketentuan Pasal 87 ayat 1, tanpa mengurangi cara pengambilan keputusan yang disebut diatas, para pemegang saham perlu memprioritaskan pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat sehingga tercapai keputusan RUPS yang disetujui oleh pemegang saham yang hadir dalam RUPS tersebut. Jika kehadiran kuorum RUPS pertama tidak tercapai, maka dapat diadakan RUPS kedua Pasal 89 ayat 2. Dalam hal kuorum RUPS kedua tidak tercapai, Perseroan dapat memohon kepada Ketua Pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan atas permohonan Perseroan agar ditetapkan kuorum untuk RUPS ketiga. Penetapan ini bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap. Pemanggilan RUPS ketiga harus menyebutkan bahwa RUPS kedua telah dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum dan RUPS ketiga akan dilangsungkan dengan kuorum yang telah ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Negeri. 4. Wajib mengumumkan Ringkasan Rancangan Pengambilalihan. Pasal 127 ayat 2 dan ayat 3 mengatur bahwa Ringkasan Rancangan Pengambilalihan harus diumumkan paling sedikit dalam satu surat kabar harian dan pengumuman secara tertulis kepada karyawan paling lambat 30 tiga puluh hari sebelum pemanggilan RUPS. Pengumuman wajib memuat pemberitahuan bahwa pihak yang berkepentingan dapat memperoleh Rancangan Pengambilalihan di kantor perseroan sejak tanggal pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan. 5.Rancangan Pengambilalihan Dituangkan ke Dalam Akta Pengambilalihan. Rancangan pengambilalihan saham yang telah disetujui RUPS, sesuai ketentuan Pasal 128 ayat 1, dituangkan ke dalam Akta Pengambilalihan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia. 6. Salinan Akta Pengambilalihan Perseroan wajib dilampirkan pada penyampaian pemberitahuan kepada Menteri.

b. Pengambilalihan Saham dari Pemegang Saham