baru yang bertentangan dengan sikapnya. Seseorang yang memerlukan pemahaman yang jelas tidak senang terhadap perubahan yang inkongruen
karena situasi. Seseorang yang cenderug dapat berubah sikapnya pada jenis yang kongruen, bilaman ia bereaksi terhadap “ketertutupannya”
mencari penjelasan dan pemahaman terhadap informasi yang menentang sikapnya Sobur, 2003:368.
Dukungan kelompok terhadap individu juga menentukan perubahan sikap seseorang. Ini berkaitan dengan nilai keanggotaan individu dalam kelompoknya.
Sikap yang merefleksikan norma kelompok yang dinilai tinggi, sulit untuk diubah. Anggota kelompok yang mempunyai penilaian rendah dapat mengikuti perubahan
sikap bila diberi pengarahan. Namun, bagi anggota kelompok yang memiliki penilaian tinggi akan menentang pengarahan tentang perubahan sikap. Dengan
demikian, anggota kelompok yang mempunyai penilaian tinggi cenderung tetap berpegang pada norma secara lebih kuat setelah diberi pengarahan, dibandingkan
dengan sebelumnya. Dimasa Adolesen, ada tiga hal penting yang diperhatikan dalam
pembentukan sikap, antara lain: 1. Mass Media seperti media cetak dan elektronik.
2. Kelompok sebaya. 3. Kelompok yang meliputi lembaga sekolah, lembaga keagamaan, lembaga
organisasi dan sebagainya.
2.2. Kerangka Konsep.
Dalam penelitian kuantitatif, menjelaskan suatu konsep penelitian merupakan hal yang penting, karena konsep penelitian ini merupakan kerangka
acuan peneliti di dalam mendesain sebuah instrument penelitian Bungin, 2011 ; 67.
Sebagai sesuatu yang digeneralkan, konsep bermula dari teori-teori kejadian yang dibentuk dan oleh karenanya konsep memiliki tingkat generalisasi Bungin,
2013: 73. Menurut Kaplan, Konstruk merupakan konsep, sesuatu yang diciptakan. Suatu konstruk adalah suatu konsep yang memiliki tiga kriteria yang
berbeda Morissan,dkk. 2012 : 60.
Dalam penelitian ilmiah konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan variabel penelitian. Konsep yang bermanfaat adalah konsep yang
dibentuk menjadi keterangan dan menyatakan sebab akibat, yaitu konsep dibentuk dengan kebutuhan untuk menguji hipotesis dan penyusunan teori yang masuk
akal, karena konsep dibentuk hanya untuk diuji regulasinya Bungin, 2013 : 75. Jadi, kerangka konsep merupakan acuan didalam penelitian yang bermula
dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan dari variabel penelitian secara empiris.
Adapun variabel-variabel di dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel X adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel-
variabel lain. Variabel X dalam penelitian ini adalah Website Komisi Pemilihan Umum.
2. Variabel Y adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau X. Variabel Y dalam penelitian ini adalah Sikap Pemilih
Cerdas. Skema variabel penelitian :
Gambar 2.3 Variabel Penelitian
KORELASIONAL
Independent Variabel Variabel X
www.kpu.go.id Dependent Variabel
Variabel Y Bentuk Sikap Pemilih
Cerdas
Intervening Variabel Variabel Z
Identitas Diri
2.3. Variabel Penelitian.
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah disusun, maka dibuatlah suatu operasional variabel agar dapat membentuk kesesuaian dan
kesamaan dalam penelitian.
Tabel 2.1 Operasional Variabel
Variabel Teoritis Variabel Operasional
1. Variabel Bebas X Website KPU
www.kpu.go.id
2. Variabel Terikat Y
Bentuk Sikap Pemilih Cerdas
3. Identitas Responden
Variabel Z 1. Tampilan Layar
2. Pesan Informasi yang diberikan terkait “The 7 C`s of Communication”.
3. Pengetahuan tentang peran pemilih .
Komponen Sikap 1. Komponen Kognitif
• Pengetahuan 2. Komponen Afektif
• Perhatian dan ketertarikan • KebutuhanKeinginan
• Keputusan
a. Umur b. Jenis Kelamin
c. Departemen
2.4. Definisi Operasional.